Yuk support 3K Followers gaesss
Jangan lupa selalu berikan vote dan ramaikan kolom komentar nya yaa karena dengan itu membuat penulis merasa berarti dan berharga serta bersemangat tentunya
Komentar tiap paragraf yuk
Bantu share dan rekomendasikan ke teman-teman dan sosmed kalian juga yaa biar makin rame yang baca kisah ini
Terimakasih
Selamat membaca
•••
El buru-buru memasuki rumahnya dan segera berlari menaiki tangga, untung saja Kezia sudah tiba terlebih dahulu beberapa menit lalu kemudian saat melihat mobil El sudah memasuki halaman membuatnya segera bersandar di ranjang sambil memegangi kepalanya.
Pria bermata elang itu segera membuka pintu kamar secara tak sabar kemudian duduk di samping ranjang melihat Kezia istrinya seperti sakit kepala berat dan ia yakin pasti terjadi sesuatu kembali di rumah Awwalun tanpa sepengetahuan dirinya.
"El," Kezia segera saja memeluk El dan menangis.
"Zia, kenapa?" Tanya El merasa ada yang tidak beres pada istrinya.
Kezia melepaskan pelukannya. "Aku kemarin hanya menunjukkan diri supaya aku gak dipojokkan sama keluarga kamu tapi, mereka semakin memojokkan aku. Aku rasa memang sebaiknya kita cerai, El." Kembali menangis dan menutup wajahnya.
El menggeleng dan menyandarkan kepala gadis itu di dadanya. "Zia, jangan pikirkan ucapan aku waktu itu, aku hanya emosi waktu itu, sayang." Mengusap kepala istrinya.
"Kamu benar El, kita harus cerai." Lirih Kezia.
"Gak Zia! Aku gak mau cerai sama kamu! Gak akan!" Tegas El menggeleng.
Kezia membuka tasnya dan memberikan sebuah kertas surat kerjasama yang Tia berikan tadi padanya. "Ini,"
El membacanya dengan cepat sampai akhir kalimat membuat emosinya memuncak.
Sesuai dugaan.
"Siapa yang kasi kamu surat ini hah? Kasi tahu aku Zia!" Teriak El emosi.
Kezia masih menangis. "Kamu jangan marah-marah aku makin takut, El. Aku gak mau kamu nyerang mereka hanya demi aku!" Menggeleng pelan.
El menangkup kedua pipi Kezia. "Aku udah bilang dari awal aku rela menentang keluarga aku sendiri supaya kamu bisa ada disini Zia, kita udah dobrak pintu utama itu sama-sama 'kan?"
"Terlambat El, mereka udah melakukan tes paternalitas saat kamu pergi tadi. Memang apa yang bisa kita lakukan lagi? Anak ini memang bukan anak ---" keluh Kezia terputus.
"Dia anak aku, Zia! Dia anak aku penerus Awwalun group, ok? Dia anak aku!" El menunjuk perut Kezia sambil menghela napas panjang.
"Apa yang bisa kita lakukan?" Tantang Kezia.
"Kamu tenang aja Zia, kamu cukup istirahat nyaman di kamar dan sisanya jadi urusan aku," El mengepalkan tangannya keluar dari kamar sambil membawa surat itu membuat Kezia tersenyum.
"Jangan lupa bilang thank you sama bang El ya sayang?" Kezia mengusap perutnya.
🧡🧡🧡
Saat akan menuruni tangga El terdiam sambil menyimpan kertas yang dipegangnya saat melihat situasi rumah begitu sepi, sepertinya tidak ada orang saat siang seperti ini pikirnya harus menunda niatnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomanceBelasan tahun berlalu persahabatan mereka masih terjalin dengan begitu erat, rasa cinta, dendam, sakit hati, mengikhlaskan mereka semua sepakat menguburnya dalam-dalam belasan tahun silam dan tidak pernah mengungkitnya kembali. Mereka berjalan di ma...