45a : Jeritan Rasa Bersalah & Pembalasan Dendam

5 2 0
                                    

Yuk support 3K Followers

Jangan pelit vote dan ramaikan kolom komentar lah nanti aku sedih nih 😭

Dengan kalian kasi vote dan ramaikan kolom komentar bikin aku bersemangat lagi...

Bantu rekomendasikan ke teman-teman dan sosmed kalian juga yaa biar makin rame yang baca kisah ini...

Terimakasih


Selamat membaca 😊





***





Mario jelas saja pusing dengan putri kesayangannya Michelle yang malah mengurung diri di dalam kamar bahkan terdengar menangis, putri semata wayangnya sedikit aneh sejak kejadian menghilang dari pesta ulangtahun Awwalun group ah bukan hari itu sama sekali bukan pesta melainkan hari kematian sahabat sejatinya Aldino dan Tia, pasangan suami-istri itu meninggal karena serangan jantung mendadak akibat terbongkarnya hasil tes DNA El dan Adel bahwa keduanya bukanlah anak dari Aldino-Tia ataupun Asbi melainkan saudara satu ayah Asbi dan Tia.

Mengingat hal itu Mario menghela napas panjang, ia sadar suatu hari rahasia yang terkubur dalam bisa terungkap sama halnya seperti memegang bom dan bisa meledak kapan saja yang menyebabkan dirinya tiada.

Ia tidak boleh tiada seperti Aldino dan Tia yang tidak sanggup berhadapan pada situasi setelah El dan Adel mengetahui fakta ini.

Mario kembali sadar akan kenyataan dan mengetuk pintu kamar putri semata wayangnya itu. "Michelle sayang, ini Daddy. Dad khawatir sama kamu sayang, ayo keluar ceritakan masalahmu pada Daddy?" Jika menuruti kata hatinya Mario sangat ingin mendobrak pintu ini atau meminta asisten membawakan kunci cadangan namun, tidak ia lakukan karena ia masih bisa mendengar suara putrinya meskipun isakan kecil.

Ada apa dengan putri kesayangannya?

Malam itu di tengah-tengah pesta Michelle menghilang dengan mengatakan akan mengambil microfon nya di dalam mobil yang tertinggal namun, sampai kejadian Aldino dan Tia yang terkena serangan jantung mendadak, Michelle tidak juga muncul malah sudah kembali ke rumah sehingga Mario meminta supirnya agar menjemputnya pada malam itu.

Apa Michelle juga merasakan kehilangan Aldino dan Tia sahabatnya?

Saat hari pemakaman pun Michelle malah tidak mau ikut dan hanya menunggu di mobil saja, Michelle terus menangis tanpa henti membuat Mario sebagai ayah jelas saja khawatir.

"Michelle, dengar. Jangan membuat Dad kehilangan kesabaran karena jika pintu ini belum terbuka dan kesabaran Dad sudah habis maka jangan salahkan Dad merusak pintu kamarmu," ucap Mario di depan pintu kamar Michelle kemudian pergi begitu saja sambil berpikir apa yang terjadi pada putrinya.

Mario jelas sudah menghubungi sahabat sekaligus sepupu yakni Albi, Alva, Fira, Alvren dan Gala namun, jawaban kelima remaja itu jelas tidak tahu apapun soal keadaan Michelle.

Pria berkulit eksotis itu juga sudah menghubungi Ken Jr sebagai orang terdekat Michelle namun, pria berambut pirang itu juga tidak tahu apa yang terjadi pada Michelle bahkan beberapa kali berkunjung putrinya masih betah di dalam kamarnya.

"Bik, nanti tolong Michelle sambil di lihat ya? Kalau dia sudah keluar kamar dan saya masih belum pulang hubungi saya," pesan Mario pada asisten nya.

"Siap pak Mario, hati-hati di jalan pak."

Mario hanya mengangguk dan meminta pengawal menyiapkan mobilnya.



🧡🧡🧡



SCANDAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang