Ketika semua sudah duduk untuk bersiap sarapan namun, kursi tuan putri masih kosong membuat Kenzi dan Ken Jr saling pandang karena tak tahu mengapa si tuan putri belum juga bergabung pada mereka.
Kenzo sebagai kepala keluarga sudah memanggil Kezia si sulung agar segera bergabung sarapan sementara Florensia yang melihat hal ini berinisiatif menyusul ke kamar Kezia setelah tidak mendengar jawaban dari si sulung dari dalam kamar.
"Zia, ayo sarapan," panggil Kenzo. "Zia," panggilnya sekali lagi akan beranjak namun, Florensia sudah menahannya.
"Biar aku yang panggil Zia, kalian sarapan aja duluan." Florensia tersenyum dan berjalan menuju kamar Kezia.
"Tuan putri kebiasaan tuh paling lama gabung, coba kalau sakit kirim pesan gitu biar gak nunggu-nunggu dia, mana udah laper lagi," omel Kenzi langsung menyuap nasi goreng dalam mulutnya.
"Kamu aja waktu sakit mesti disusul adik kamu," sahut Kenzo datar.
"Tapi, ---" belum sempat protes Ken Jr malah menyuapi si anak kedua ini dengan segulung omelette.
"Makan aja jangan banyak protes!" Ketus Ken Jr mulai menikmati nasi goreng.
"Kamu udah dapat tanggal kepastian kapan wisuda, Ken?" Tanya Kenzo.
Ken Jr yang baru saja sidang skripsi kemarin menggeleng. "Katanya nanti dikabari lagi,"
"Kamu udah ada pekerjaan sesuai? Kalau belum, coba mulai magang di kantor Papa. Kakak dan abangmu bisa mengajari kamu pelan-pelan," usul Kenzo.
Ken Jr menggeleng. "Tapi, aku gak minat kerja di perusahaan properti milik Papa. Aku udah lihat dulu betapa pusingnya Mama Nay bahkan sampai pingsan karena handle perusahaan sebesar itu, mungkin aku mau kelola usaha restoran mama Nay disini, aku mau konfirmasi ke Mama Nay soal keinginan aku itu, Pa,"
"Oh jadi lo suka dunia kuliner daripada properti, it's Verry good! Gue bisa lebih sering ke restoran itu sekarang karena Ken Jr akan mengelola nya Mama Nay pasti senang karena restoran nya disini bakal dikelola anak kesayangannya,"
Kenzo hanya menggendikkan bahunya, memilih menyerahkan sepenuhnya pada Ken Jr si bungsu daripada memaksa si bungsu yang akan lebih pemberontak Kenzo lebih memilih memantau Kenzi dalam menangani masalah internal perusahaan.
🧡🧡🧡
Florensia mengetuk kamar Kezia berulangkali namun, tidak ada sahutan. Akhirnya mencoba masuk untung saja tidak dikunci oleh gadis itu, suasana kamar bernuansa merah bata itu pun masih gelap. Wanita itu tersenyum dan langsung membuka tirai gorden agar putrinya cepat bangun dan melihat matahari pagi yang hangat hari ini sudah menyapa mereka semua.
"Zia, ayo bangun. Papa sama adek-adek nungguin kamu lho buat sarapan, kamu gak ada presentasi ya makanya milih bangun siang?" Florensia mengusap lembut rambut Kezia yang hitam dan panjang persis sepertinya. "Zia sayang, abis begadang lagi ya pasti, bangun dulu yuk, sarapan trus minta izin sama Papa buat berangkat agak siang, Mama bantu kamu ngomong sama Papa ya?" Tersenyum mengecup kepala Kezia.
Kezia tidak bergeming sedikitpun bahkan menunjukkan setengah sadar pun tidak membuat Florensia mulai menyadari ada yang aneh dengan putrinya pagi ini, senyum di wajahnya lenyap begitu saja berganti kekhawatiran.
"Zia, kamu dengar Mama 'kan? Zia," mengguncang-guncang tubuh si sulung namun tidak ada reaksi apapun tangan si sulung terkulai lemas seiring gerakan nya yang mengguncang tubuh gadis itu. "Zia, Keziaa," teriak Florensia benar-benar panik.
Kenzo, Kenzi dan Ken Jr mendengar teriakan itu serempak berlari menuju ke kamar si sulung dan menyakini sesuatu telah terjadi.
"Zia," panggil Kenzo melihat si sulung dalam dekapan sang ibu terkulai tak berdaya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomansaBelasan tahun berlalu persahabatan mereka masih terjalin dengan begitu erat, rasa cinta, dendam, sakit hati, mengikhlaskan mereka semua sepakat menguburnya dalam-dalam belasan tahun silam dan tidak pernah mengungkitnya kembali. Mereka berjalan di ma...