Vote dan ramaikan kolom komentar nya yaa biar aku seneng dan bersemangat 💪
Komen tiap paragraf
Hargai penulis dengan memberikan vote dan ramaikan kolom komentar nya karena dengan itu membuatnya merasa berarti dan berharga serta bersemangat tentunya
Share dan rekomendasikan ke teman-teman dan sosmed kalian juga yaa biar makin rame yang baca kisah ini
Terimakasih
Selamat membaca
•••
El menghela napas panjang beberapa kali jarinya bertaut gelisah berusaha menghilangkan kegelisahan hatinya namun, nyatanya ia tak mampu menutupi luka itu sendiri.
Ia hanya melihat dari kejauhan bahwa Kezia yang dilepaskannya begitu bahagia bersama Asbi, ayahnya sendiri. Sekali lagi Asbiqunal itu ayahnya namun, sangat melukai hatinya dengan memasangkan cincin di jari Kezia di depan matanya sendiri.
Kezia dan Asbi begitu bahagia selayaknya pasangan kekasih pada umumnya seharusnya El juga bahagia karena awalnya memang seperti ini tujuannya namun, ia tidak tahu bahwa cinta itu bisa datang di tengah jalan bahkan di saat-saat terakhir mereka akan berpisah El semakin tidak ingin kehilangan Kezia.
El segera keluar dari kamarnya dan menuruni tangga sambil memainkan kunci mobilnya, ia tidak boleh terlihat gelisah dan terluka di depan semua orang, cukup hanya Aldino yang tahu luka dihatinya.
"El, kamu gak sarapan?" Tanya Asbi membuat El berhenti langkahnya.
El menoleh sambil tetap memainkan kunci mobilnya. "Sebelum nikah juga aku gak pernah sarapan di rumah ini, sarapan di rumah ini hanya formalitas saat aku punya istri di atas kertas waktu itu, aku pergi dulu!" Kemudian acuh tak acuh keluar dari rumah.
"Aish! Dia kembali seperti Adelard yang dulu! Pa, lebih baik dia punya istri daripada kembali membujang bahkan sekarang statusnya duda keren, dia waktu nikah sama kak Zia adem Pa!" Kesal Adel.
"El ya tetap El jangan heran dia kembali ke sifat lamanya, aku sudah bosan menegurnya dan jangan buang tenagamu, Bi!" Tambah Aldino menikmati sarapannya.
Tia menoleh memandang heran sang suami seperti membela El kali ini. "Sayang, kamu bukan terdengar bosan jika bicara seperti itu kamu seolah membelanya kali ini. Biasanya kamu yang paling marah saat El mulai kambuh sifatnya,"
"Aku sudah tua, Tia! Capek aja negur anak satu itu, aku punya penyakit dan aku harus jaga emosi supaya tetap lama hidup bersama keluarga ini!" Sahut Aldino.
"Tapi, Pa. Bang El mulai mabuk lagi semalam, aku memergokinya pulang jam dua pagi," kesal Adel.
"Del, kembaran kamu itu udah besar. Dia bukan anak kecil lagi, nanti juga dia capek sendiri." Sahut Kenzi santai.
"Dia baru aja bercerai suasana hatinya pasti agak kacau, meskipun kategori gak saling cinta tetap aja El bisa kacau, Del." Tambah Caleya.
"Biarkan aja dulu nanti kalau sekiranya melebihi batas biar uncle hajar dia," tambah Raffa tersenyum.
"Iya nanti aunty bantu tegur dan jewer telinganya kalau Papa Dino dan Papa Asbi udah gak mau negur lagi, aunty sama uncle Raffa masih kuat buat negur El," tambah Amira tersenyum.
"Yes, aku senang kalau bang El dimarahi," Adel tersenyum menikmati sarapannya dengan semangat karena ia punya sekutu sekarang untuk memarahi El kembarannya.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomanceBelasan tahun berlalu persahabatan mereka masih terjalin dengan begitu erat, rasa cinta, dendam, sakit hati, mengikhlaskan mereka semua sepakat menguburnya dalam-dalam belasan tahun silam dan tidak pernah mengungkitnya kembali. Mereka berjalan di ma...