SCANDAL

30a: Jeritan Hati Untuk Sang Pemilik Kendali

Yuk support 3K Followers

Hargai penulis dengan memberikan vote dan ramaikan selalu kolom komentar nya yaa karena dengan itu membuatnya merasa berarti dan berharga serta bersemangat tentunya

Ramaikan tiap paragraf nya ya

Bantu share dan rekomendasikan ke teman-teman dan sosmed kalian juga yaa biar makin rame yang baca kisah ini

Terimakasih

Selamat membaca

•••

Sebelum Asbi mengendalikan seluruh tahta Awwalun ada Arkan sang pemilik kendali yang sesungguhnya, Arkan di masa lalu selalu haus harta dan ambisi akan kekuasaannya, nyaris tidak ada cacat dalam keluarganya sampai Asbi putra ketiganya yang sudah di gadang-gadang sebagai pewaris tunggal tahta Awwalun menjadi pemegang kendali selanjutnya berusia 23 tahun, bencana menghantam keluarga Awwalun pun terjadi silih berganti.

Arkan Awwalun yang terkenal ayah sempurna tanpa cacat menjadikan keluarganya bermatabat, menyayangi dan mengayomi anak-anaknya ternyata mempunyai masa lalu kelam dengan wanita-wanita masa lalu yang sempat singgah di hidup Arkan.

Keluarga Awwalun nyaris runtuh namun, bersyukur Arkan mempunyai istri seperti Rea yang tetap menjaga keutuhan rumah tangganya menerima semua masa lalu Arkan, tetap setia menggengam tangan Arkan hingga akhir hayat.

Asbi yang baru memegang kendali dengan kakinya sendiri sempat goyah, nyaris menyerah namun, sekali lagi sahabat nya para blueblood menopang tubuhnya agar tetap berdiri tegak menghadapi cobaan kehidupan.

Kakaknya serta Abang iparnya Tia dan Aldino sekuat tenaga menyemangati hidupnya membiarkan Asbi sebagai pemegang kendali tetap fokus pada tujuan awal Arkan.

Tia dan Aldino bersedia mengurus El dan Adel padahal Asbi sudah menyakinkan diri untuk tidak menikah dan hanya fokus pada El dan Adel saja adiknya yang sudah dianggap anaknya.

Tia dan Aldino tentu saja ingin Asbi juga bahagia dengan membiarkan Asbi fokus pada kendali Awwalun bukan hanya sekedar merawat El dan Adel karena akan menjadi urusan keduanya.

Karena sang pemilik kendali Asbi dan Tia harus menerima kenyataan kehilangan Ikhsan dan Shabilla sekaligus kedua saudara mereka harus merenggang nyawa untuk sang pemilik kendali.

Tia dan Asbi hancur bersama karena kenyataan yang mereka terima terlalu kejam dan keduanya harus menanggung dosa sang pemilik kendali seumur hidup mereka.

🧡🧡🧡

Tia membuka matanya kembali setelah kilasan-kilasan memori di kepalanya berakhir kemudian meletakkan sebuket bunga di makam yang bertuliskan ---

M. ARKAN AWWALUN.

Sekali lagi Tia menghela napas panjang kemudian mengusap pelan nisan itu.

"Apa kabar Pa? Tia kangen sama Papa. Akhir-akhir ini banyak masalah terjadi di istana kita Pa, Tia rasanya gak sanggup harus melerai siapa diantara siapa? Mereka semua adik-adik Tia. Asbi, El dan Adel walaupun kenyataannya El dan Adel harus berbeda ibu dengan Tia dan Asbi." Lirih Tia membiarkan air matanya mengalir. "Kenapa harus seperti ini Pa? Kenapa harus aku dan Asbi yang menanggung ini semua?"

Tia kembali memejamkan matanya rasanya ia sudah tidak sanggup menjalani kehidupan nya namun, mengingat tanggungjawab nya sebagai anak sulung ia kembali membuka mata. "Papa ingat dulu Papa menyuruh Tia memberikan vitamin Kaori dengan obat penggugur kandungan yang sudah Papa racik?" Tia tersenyum getir kemudian menghapus air matanya yang tiba-tiba mengalir deras. "Kali ini Kaori melakukannya Pa! Kaori kali ini menukar vitamin itu dengan obat penggugur kandungan, seperti yang Tia lakukan dulu." Tia bergetar suaranya. "Kezia dan bayinya sama sekali gak tahu masalah keluarga kita tapi, kenapa mereka yang harus menebus dosanya Pa, jawab Tia Pa!" Teriaknya tidak terkendali sambil memukul-mukul tanah makam.