30b: Mencoba Menyimpulkan Teka-Teki

5 1 0
                                    

Yuk support 3K Followers gaes

Hargai penulis dengan memberikan vote dan ramaikan selalu kolom komentar nya yaa karena dengan itu membuatnya merasa berarti dan berharga serta bersemangat tentunya

Ramaikan tiap paragraf nya ya

Bantu share dan rekomendasikan ke teman-teman dan sosmed kalian juga yaa biar makin rame yang baca kisah ini

Terimakasih

Selamat membaca

•••


Jujur saja Asbi penasaran setelah melihat Nay sahabatnya kemarin berada di makam orang tuanya bahkan di saat tengah malam. Jam yang tidak wajar berkunjung ke makam apalagi tidak ada hubungan apapun dengan yang sudah beristirahat tenang di alam sana.

Kalau hanya sekedar mencari udara segar rasanya pemakaman bukanlah tempat yang pantas, masih banyak tempat pantas lainnya yang bisa dijadikan tempat mencari udara segar.

Pria bermata elang itu menghubungi sahabat prianya, hanya sahabat pria saja tidak melibatkan sahabat wanita karena mereka pasti akan menyampaikan pada Nay soal apa yang Asbi akan pastikan ini.

Teka-teki ini harus segera terjawab!

Di tempat yang sudah ditentukan para pria sudah berkumpul ada Asbi, Angga, Al, Gema dan Raffa.

"Ada apa Bi hanya manggil kaum pria tanpa melibatkan kaum wanita?" Gema tertawa pelan sifatnya masih sama saja sewaktu masih muda.

"Karena ini menyangkut salah satu sahabat kita," sahut Asbi.

"Siapa?" Tanya Al penasaran.

"Nay," sahut Asbi membuat Raffa terbatuk-batuk mendengarnya.

"Lho Fa kok lo batuk sih?" Gema menepuk-nepuk punggung Raffa.

"Sorry-sorry," Raffa salah tingkah.

"Ada apa?" Tanya Angga fokus pada inti permasalahan.

Asbi mengangkat kedua bahunya. "Gue masih penasaran soal kemarin Nga. Jujur aja nih rasanya janggal Nay ke makam orang tua gue jam satu dini hari, dia berteriak histeris minta bokap gue bangun, janggal gak sih menurut kalian atau hanya perasaan gue aja?"

"Lagian kita semua dekat sama keluarga Awwalun. Ya, masalah masa lalu yang kita telan bersama terlalu pahit Bi, menanggung sendirian juga kadang sesak dan perlu tempat untuk mengeluarkan," sahut Raffa lumayan masuk akal namun, Asbi masih merasa janggal.

Gema tertawa memukul belakang Raffa. Kelakuan tak bisa hilang meskipun sudah mempunyai istri dan anak. "Lo ngomong kayak begitu kayak sodara Nay aja lho! Lihat Bi, si Affa lumayan bijak ya." Geleng-geleng kepala.

"Apaan sih lo? Masa iya gue sodara nya Nay? Secara garis keturunan aja udah beda bro! Asal aja lo dari dulu gak berubah Gem!" Raffa menggeleng seolah menegaskan.

"Mungkin Raffa ada benarnya, masalah keluarga Awwalun kadang Nay andil lebih banyak dari kita semua ditambah Kezia juga Nay anggap anak lalu menjadi bagian keluarga Awwalun jadi, case nya berkaitan sih dengan masa lalu yang sudah kita telan bersama," sahut Al merasa ucapan Raffa ada benarnya.

"Nah kan si Al aja mengakui pemikiran gue!" Raffa merasa menang.

"Lo Nga, ya lo kan suaminya nih mungkin lo tahu sesuatu?" Tanya Asbi masih kurang puas.

Angga menggeleng. "Gue gak tahu apapun bahkan gue juga baru tahu dan melihat Nay se-histeris itu,"

"Gini-gini, gimana ya?" Gema bingung menggaruk kepalanya yang tidak gatal. "Gini masalahnya Icha pernah jadi korban bokapnya Asbi mungkin kalau Icha histeris ya wajar tapi, kalau Nay gue kagak ngerti dah!" Mengangkat kedua tangannya.

SCANDAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang