16b : Teruntuk Setengah Nyawa

8 2 0
                                    

Yuk support 3K Followers

Hargai penulis dengan memberikan vote dan ramaikan selalu kolom komentar nya yaa karena dengan itu membuat penulis merasa berarti dan berharga serta bersemangat tentunya 💪

Yuk komen tiap paragraf yuk

Bantu share dan rekomendasikan ke teman-teman kalian dan di sosmed kalian juga yaa biar makin rame yang baca kisah ini sampai akhir nanti...

Mari berskandal ria bersama sampai akhir cerita

Terimakasih

Selamat membaca teman-teman

•••

















Waktu makan malam tiba orang-orang yang berada di rumah segera menuju ke ruang makan apalagi sudah beberapa malam ini sang pengantin wanita absen di meja makan dan El mengatakan bahwa istrinya sedang merasa kurang enak badan dan akan segera sehat kembali kini akhirnya El turun bersama istrinya itu membuat semua memandang keduanya karena baru kali ini keluarga Awwalun makan dengan anggota keluarga yang bertambah satu yakni, Kezia.

El menarik kursi untuk Kezia terlebih dahulu dan setelahnya baru ia duduk disamping istrinya itu dan semua masih memandang kearah mereka seolah tidak pernah melihat Kezia saja.

"Silahkan, jangan lupa berdoa!" Pimpin Aldino segera sadar kembali pada kenyataan.

Setelah berdoa semua mulai mengambil beberapa hidangan yang tersaji diatas meja.

El mengambil nasi dan meletakkan di piring Kezia sementara yang lain masih memandang keduanya namun, keduanya cuek saja seolah tidak terganggu sama sekali dengan pandangan seluruh anggota keluarga pada mereka.

"Kamu mau lauknya apa, sayang? Ada gulai daging, kamu suka?" El tersenyum menatap Kezia.

Kezia mengangguk. "Boleh," tersenyum pada El.

"Makan yang banyak, aku tahu kamu belum terbiasa disini tapi, itu hanya sementara. Keluarga aku bukan monster kok," El tersenyum menaruh beberapa potong daging di piring Kezia.

"Thank you sayang," Kezia tersenyum mengelus pipi El.

Adel segera tersadar karena daritadi hanya memperhatikan keduanya saja. "Semoga kak Zia suka sama masakan Mama ya," memandang Kezia kemudian Tia.

Caleya juga tersadar dan langsung mengambil nasi. "Iya, masakan Mama enak-enak banget. Gulai daging ini kesukaan El, makanya dia antusias gitu."

Kezia mengangguk. "Thank you," tak tahu harus berkata apa sebenarnya.

Tia kemudian meminum segelas air putih. Melihat El dan Kezia semakin hari semakin mesra membuatnya menjadi lega, sebagai ibu ia merasa aneh kenapa malah merasa lega padahal seharusnya ia masih marah.

Apakah dengan pernikahan ini membuat El tidak berbuat ulah di luar sana karena sekarang sudah ada Kezia.

"Bi, kamu mau aku ambilkan?" Tawar Kaori.

Asbi mengangguk namun, masih memandang Kezia membuat Kaori tentu saja menahan rasa kesal pada istri El itu walaupun Asbi sekarang tidak ingat siapa Kezia di masa lalu namun, gesture ternyata tidak bisa menghilang begitu saja bahkan perasaan cemburu pada El, membuat Asbi aneh sendiri.

Melihat Kaori meletakkan beberapa potong daging gulai di piring Asbi membuat Kezia tak sengaja memandang nya. "Bukannya, uncle Asbi gak bisa makan makanan bersantan ya? Maaf," merasa kikuk sendiri.

SCANDAL Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang