El merasa hampa saat mengetahui keluarga Wiratama itu sudah meninggalkan rumahnya sejak kemarin pagi. Seorang Adelard untuk pertama kalinya kehilangan semangat hidupnya, jika biasanya ia hobby mengganggu saudaranya kini ia bahkan malas melakukannya dan sama sekali tak berminat.
Bahkan di pagi kemarin El tak tahu kalau keluarga itu sudah pergi karena memang dirinya yang belum pulang dan sengaja melakukannya agar tidak lagi menahan Icha yang ia yakini adalah ibu kandungnya.
Selain El yang kehilangan gairahnya ada juga Albi sepupunya yang tak bersemangat karena Alvren sepupunya sudah pulang kembali ke rumah, ia kembali kesepian di rumah besar keluarga Awwalun ini jika hanya bersama para kakak sepupunya yang sibuk sendiri karena pekerjaan.
Asbi mengusap kepala Albi yang terlihat gontai saat sarapan. "Pagi boy,"
"Pagi Pa," sahut Albi lemah.
"Kenapa? Kamu ada masalah di sekolah atau bermasalah sama sepupu dan sahabat kamu?" Tanya Asbi tersenyum.
"Sepi aja kalau para sepupu dan sahabat aku pulang kerumahnya masing-masing," keluh Albi.
Asbi tersenyum. "Papa juga pernah seumur kamu dan merasakan itu, Papa kesepian di rumah besar ini."
"Lalu Papa ngapain?" Tanya Albi penasaran.
"Banyak kegiatan sama sahabat Papa dulu," sahut Asbi.
"Pa, bang El juga aneh," bisik Albi saat melihat El turun dengan malasnya.
"Kenapa dia?" Tanya Asbi penasaran.
"Padahal dia biasanya cuek aja kalau ada keluarga yang nginap dan kembali pulang, tapi, sekarang bang El kayak nyari Alvren juga kan cuma aku yang dekat sama Alvren kenapa bang El ikutan?" Keluh Albi tak mengerti.
"Nanti Papa coba tanya sama bang El kenapa dia begitu? Habiskan dulu sarapannya nanti telat sekolah," Asbi tersenyum.
El duduk di kursi dengan wajah masih mengantuk. "Pagi uncle Asbi, pagi Albi," sapanya.
"Pagi jelek!" Ketus Albi yang langsung ditegur oleh Asbi membuatnya kini hanya fokus pada sarapan.
"El, kamu kenapa?" Tanya Asbi.
El menguap dan mengusap wajahnya. "Aku pusing banget uncle, gak tahu sejak pulang pesta di club itu rada pusing," kemudian meneguk segelas air putih.
"Caleya ada kasi obat buat redakan pengar kamu?" Tanya Asbi.
El mengangguk. "Ada tapi, kayaknya gak ngefek lagi uncle,"
"Kamu makan dulu semampu kamu nanti uncle kasi coba obat uncle siapa tahu ngefek?" Saran Asbi.
"Masih suka minum uncle?" Tanya El penasaran.
"Kadang aja kalau lagi mumet nah kamu setiap hari," Asbi tersenyum.
"Aku mumetnya setiap hari uncle," sahut El.
"Umur masih muda udah banyak pikiran ya? Uncle dulu seumur kamu belum tahu minuman begitu, El," Asbi geleng-geleng kepala.
"Oh ya jadi kapan uncle mulai nakal? Aku pikir uncle nakal dari muda," tanya El penasaran.
"Umur berapa ya? Antara 23 atau 24 tahun waktu itu ya namanya anak muda putus cinta lagi cinta banget malah ditinggalin trus ada yang ngajak yaudah minum aja," sahut Asbi.
"Siapa mantan uncle itu sampai buat uncle hancur berantakan sampai nyentuh minuman pula? Pasti dia berharga bagi uncle ya daripada aunty Kaori?" Tanya El memancing ia mencurigai sesuatu.
KAMU SEDANG MEMBACA
SCANDAL
RomanceBelasan tahun berlalu persahabatan mereka masih terjalin dengan begitu erat, rasa cinta, dendam, sakit hati, mengikhlaskan mereka semua sepakat menguburnya dalam-dalam belasan tahun silam dan tidak pernah mengungkitnya kembali. Mereka berjalan di ma...