Sebelum baca, follow dulu cobaaaa.Tandai typo kalo ada yaaa.
***
Hari ini jadi pulang jam 2 kan?
Pesan itu terkirim, centang dua, namun tak kunjung dibaca. Oke, enggak apa-apa, mungkin Fauzan masih sibuk dengan kerjaannya, pikir Karin.Dua hari setelah Karin sembuh, Fauzan menjanjikan akan mengajaknya berlibur.
Katanya sih, glamping. Tapi, Karin masih belum tahu dimana tempatnya. Karena terlalu banyak wisata yang menyediakan tempat glamping di kota kembang ini. Yang pasti, ia harus menyiapkan barang-barang yang harus dibawa, baik itu untuknya juga untuk suaminya.Lantas, sembari menunggu pesan balasan dari Fauzan tangan gadis itu bergerak aktif memilah baju yang akan di bawa. Cukup bawa satu set aja, lebihnya nanti beli disana, begitu kiranya ucapan Fauzan pagi tadi sebelum berangkat kerja. Iya, kali ini Karin langsung nurut, dia enggak akan bawa barang-barang yang gak penting. Selain berat, mereka juga cuma punya waktu dua hari buat liburan. Jadi, enggak perlu repot-repot lah ya. Lagian deket juga, masih di kota yang sama.
Sebuah dering notifikasi terdengar, tangan Karin dengan cepat menyambar ponselnya. Sudah dipastikan itu pesan dari Fauzan.
Ojaaan
Aku usahain ya.
Sayang, nanti aku kabarin lagi.
Aku harus meeting dulu, see ya.Senyum Karin luntur seketika. Pesan balasan dari pria itu terlalu ngambang. Fauzan tidak bisa memastikan akan pulang jam berapa. Padahal sebelum pagi tadi lelaki itu berkata akan pulang lebih awal agar mereka bisa langsung berangkat menuju tujuan.
Hah! Pertanda buruk.
Harusnya pria itu bahkan tidak masuk kerja karena ini hari libur. Tapi karena dua hari itu dia izin untuk merawatnya jadilah Fauzan memilih sabtu ini untuk menyelesaikan perkerjaannya yang Karin tidak tahu sebanyak apa.
Hingga pukul tujuh malam pria yang ditunggu kehadirannya oleh Karin baru saja memasuki pelataran rumah. Langkahnya tergesa, sesekali melirik arloji yang melingkar ditangannya.
Begitu membuka pintu ia disambut oleh ruangan dalam keadaan gelap gulita. Biasanya Karin akan menyalakan semua lampu namun kali ini, hanya cahaya temaram yang terpantul dari bilik pintu yang sedikit terbuka. Pria itu berjalan sambil merutuki dirinya sendiri. Ia mengingkari janjinya untuk pulang lebih awal dan sudah dipastikan bahwa Karin akan marah besar.
Knop pintu terdorong ke arah dalam, dapat Fauzan lihat istrinya tengah terbaring dengan selimut menutupi sebatas leher, posisinya membelakangi pintu masuk. Entah gadis itu tertidur, atau pura-pura tertidur karena enggan berhadapan dengannya.
Lagi-lagi, Fauzan memaki dirinya begitu melihat sebuah ransel kecil teronggok di samping nakas. Ah, rupanya Karin sudah menyiapkan semuanya.
Bego lo, Jan, bego!
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)
RomanceDISARANKAN UNTUK MEMBACA OUR STORY TERLEBIH DAHULU!! [Update setiap Senin, Kamis, Sabtu] Fauzan - Karin marriage life. "Saya terima cerewetnya, manjanya, marahnya, nyinyirnya, kemagerannya, baik hatinya, sayangnya dan segala yang ada dalam diriny...