Haloooo! Apa kabaaar????
Maapkeunn karena baru bisa update sekarang yaaa (lama-lama gue udah mirip Ojan, minta maaf terus-terusan)Buka puasa paka menu apa hari inii????
***
Ada ringis kesakitan yang terdengar saat Fauzan mencoba menggerakkan tubuhnya yang terbaring lemah di atas ranjang. Setelah diobati, Fauzan dibantu oleh Karin untuk pindah ke dalam kamar karena akan sangat tidak nyaman jika pria itu memilih tidur di sofa yang bahkan tidak memuat tubuhnya dengan sempurna. Juga karena ada beberapa luka memar yang Fauzan dapat di bagian punggung yang baru Karin sadari saat mendengar ringisan kuat milik pria itu, ketika dia dengan tidak sengaja menyentuh bagian punggungnya. Karin dengan cepat menyingkap kaos yang Fauzan kenakan, dia bisa melihat dengan jelas memar panjang yang menyilang dari bawah tulang belikat Fauzan. Seperti mendapat pukulan dari sebuah tongkat?
"Kenapa bisa gini?" tanya Karin lirih.
Fauzan mendesis kesakitan sebab Karin menyentuh luka itu dengan tekanan yang sedikit kuat.
"Ini ulah temen kamu," jawabnya yang sukses menciptakan kerutan-kerutan di dahi Karin.
"Bianca." Mata Karin melotot tak percaya.
Astaga! Bianca? Kok bisa?"Aku nyari kamu selama empat hari ini. Aku enggak bisa cuma diem kayak orang bego yang gak tau keberadaan istri dan anak-anak aku. Udah berusaha tanya Mama, tapi enggak mau kasih tahu. Sampe akhirnya aku datengin Bianca. Dan ya... akhirnya jadi begini."
"Dia juga yang pukul muka kamu?"
Fauzan menggeleng. "Yang ini, ada sebelum aku ketemu Bianca."
"Siapa?"
"Yang ngasih hukuman berharga ini?" Karin mengangguk.
"Pelipis sama pipi kanan dari Januar. Sudut bibir aku sobek ya?" tanya Fauzan, kemudian tersenyum kecil ketika melihat Karin mengangguk pelan.
"Si Naren kuat juga ternyata, sampe sobek gini."
"Kalo yang di hidung sama tulang kering, hadiah dari A Arel. Sebelum ketemu Bianca aku lebih dulu datengin mereka. Bukannya dapet informasi, aku malah dapet jackpot." Fauzan meringis di akhir kalimatnya.
Melihat Karin yang diam saja, Fauzan lantas menyentuh tangan wanita itu. "Kamu mau nambahin? Tampar atau pukul aku, dimana aja, terserah."
Plak!
Fauzan menyentuh pipi kirinya yang baru saja mendapat tamparan dari Karin.
"Lagi. Jangan cuma sekali. Itu masih jauh dari kata cukup buat tebus kesalahan aku ke kamu. "
Dan semua yang Fauzan dapatkan ini tidak ada apa-apanya dibanding rasa sakit yang Karin terima. Jadi, dia akan menunggu tamparan serta pukulan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)
RomansaDISARANKAN UNTUK MEMBACA OUR STORY TERLEBIH DAHULU!! [Update setiap Senin, Kamis, Sabtu] Fauzan - Karin marriage life. "Saya terima cerewetnya, manjanya, marahnya, nyinyirnya, kemagerannya, baik hatinya, sayangnya dan segala yang ada dalam diriny...