DISARANKAN UNTUK MEMBACA OUR STORY TERLEBIH DAHULU!!
[Update setiap Senin, Kamis, Sabtu]
Fauzan - Karin marriage life.
"Saya terima cerewetnya, manjanya, marahnya, nyinyirnya, kemagerannya, baik hatinya, sayangnya dan segala yang ada dalam diriny...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Happy weekend yorobbbuuunn!
Siapin kipas buat baca part ini ya. Karena agak.... 🔥🔥. Dikit.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
***
Minggu pagi ini harusnya menjadi hari yang cocok untuk bersantai atau melakukan hal-hal yang dilakukan oleh kebanyakan orang, olahraga pagi misalnya. Namun berbeda dengan kedua pasangan yang malam tadi melakukan perang dingin. Karin banyak menggerutu ketika melihat Fauzan subuh tadi sudah kembali bergelut dengan laptopnya.
Please deh! Ini tuh hari libur!
Rasanya pengin banget Karin banting benda elektronik itu, yang berani-beraninya ambil perhatian Fauzan!
Sialan! Masa gue kalah saing sama laptop???
Inginnya Karin tuh, mereka keluar, jalan-jalan pagi sambil beli sarapan gitu lho. Hhh, kalau gini caranya dia terpaksa deh, keluar sendiri. Bodo amat sama Fauzan. Kalo laper paling juga rebus mie.
Lantas sambil menenteng sepatu ditangannya, Karin berjalan santai melewati pria itu.
"Mau kemana?" oh, rupanya ngeh juga dia.
"Jogging."
"Sendiri?"
Ya menurut ngana?!!
"Sama Mas Rendi," ucapnya menyebutkan nama tetangga sebelah rumah mereka. Usai berbicara wanita itu berlalu cepat dan memakai sepatunya begitu sampai di teras rumah.
Kepalanya tertoleh kebelakang untuk memastikan apakah Fauzan akan terpancing dengan ucapannya yang sengaja menyebutkan nama tetangga mereka yang Karin tahu masih muda dan single.
Nihil. Fauzan tidak menyusulnya. Hal tersebut jelas saja membuat kekesalan Karin semakin bertambah.
Sumpah! Dia gak khawatir gitu gue beneran kecantol sama tetangga sebelah??
"Oke. Karin, inhale, exhale. Gak boleh emosi," rapalnya menenangkan diri sendiri, selepas menghembuskan napasnya beberapa kali ia pun mulai melangkahkan kaki. Kedua tangannya merapat masuk ke dalam kantong hoodie begitu merasakan udara dingin menembus kulitnya.
