NAKAL

1.4K 143 12
                                    

Ketemu Adek lagi hari ini! Ramein vote komennya yaaaaa!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Ketemu Adek lagi hari ini!
Ramein vote komennya yaaaaa!!!














***










"Ibuk, ini apa?"

Karin menolehkan kepalanya ke arah Kale. Saat ini, dia tengah membereskan alat-alat make up-nya. Menyortir kembali barang-barang yang sudah tidak terpakai.

"Itu lipstik."

"Adek mau coba, Buk."

"Eh! Itu cuma buat cewek. Adek enggak boleh pake ya."

"Kenapa?" tanya Kale dengan wajah ingin tahunya.

"Nanti jadi bencong, mau?"

"Bencong itu apa, Ibuk?"

Napas Karin terhembus kuat. Dia salah bicara. "Nanti tanya ke Ayah aja ya." Kale mengangguk dengan polosnya.

"Adek main sama Ayah aja, gih." Titah Karin, bukannya ngusir, tapi kehadiran Kale cukup mengganggu aktivitasnya. Anak itu aktif sekali bertanya tentang semua alat-alat yang dia tidak tahu. Kadang mengubrak-abrik make up yang sudah Karin pisah dan dimasukkan ke dalam box tersendiri. Lumayan membuat emosi.

"Enggak ah. Adek mau bantu-bantu Ibuk aja."

"Emangnya Adek gak ngantuk? Udah malem lho ini."

Jam setengah sembilan malam biasanya jadi jam tidur Kale. Itu sebabnya Karin memilih membereskan barang-barang pribadinya saat ini karena tidak mau diganggu Kale. Tapi nyatanya, anak itu malah masih terlihat segar.

"Belum Ibuk."

"Yaudah iya. Tapi, benda-benda ini bukan buat mainan ya dek."  Kale mengangguk samar, Karin cukup tenang dan kembali berjibaku dengan alat-alat kecantikannya. Saking fokusnya, dia tidak menyadari kelakuan anak di belakangnya.

"Ibuk, lihat! Adek gambal tayoo!!"

Mata Karin sukses membola begitu melihat hasil karya anaknya.

"Adek, No!!" suaranya meninggi. Napasnya memburu saat melihat satu batang lipstiknya sudah raib ditangan Kale. Dibabat habis untuk menggambar sebuah mini bus di atas lantai. Karin menatap tajam ke arah anaknya. Sementara sang pelaku menampilkan wajah tanpa dosa.

"Ibuk bilang apa tadi? Ini bukan buat mainan. Lihat nih, jadi patah kan."

"Orangtua ngomong tuh didengerin."

"Adek tiap Ibuk kasih tahu gak pernah nurut. Heran, kenapa jadi nakal gini sih."

"Kalo nakal, jangan jadi anak Ibuk."

Kale terkejut tentu saja. Tapi dia tidak menangis, ah bukan, menahan tangis lebih tepatnya. Meski hidungnya sudah kembang-kempis, bibirnya melengkung ke bawah dengan air mata yang siap jatuh kapan saja.

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang