TETANGGA DEPAN RUMAH

1.2K 124 3
                                    

Hai!!! Jangan lupa bintang dan komennyaaa 🙆🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Hai!!!
Jangan lupa bintang dan komennyaaa 🙆🏻










***









Brakk!!

"SAYANG!"

Karin terlonjak kaget begitu pintu terbuka dengan kasar dan Fauzan muncul dengan langkah tergesa. Aish! Padahal belum ada semenit Karin keluar dari ruang kerjanya.

"Kepala aku pusing!" bicaranya ngegas. Fauzan membaringkan tubuhnya dengan keras sehingga menimbulkan bunyi deritan ranjang.

"Makanya, gak usah lembur."

Mata Fauzan mendelik, wajahnya terlihat kesal, "ck! Gak paham ternyata!" Kemudian menutup matanya menggunakan lengan kiri.

Karin yang sedang duduk di meja rias pun beranjak menghampiri suaminya. Mengelus lembut rambut Fauzan. Karin paham, pusingnya Fauzan itu bukan karena pekerjaan. Melainkan bersumber dari kegiatan yang mereka- ah Karin lebih tepatnya, lakukan beberapa menit yang lalu.

Fauzan tersiksa. Dan Karin tahu itu.

"Bantuin." Ujar Fauzan sedikit merengek. Kepalanya kini sudah berada di posisi ternyaman. Di atas paha Karin yang dia jadikan sebagai bantalan.

"Bantu apa?"

"Tidurin."

"Heh! Apa sih? Tidurin, tidurin!"

Kepalanya mendongak, menatap wajah ayu Karin dari bawah. Sungguh. Tidak ada kata bosan bagi Fauzan untuk mengatakan bahwa Karin cantik. Sangat cantik.

"Kamu udah bangunin dia lho. Masa lepas tanggung jawab gitu aja. Tega banget sama aku?" 

Fauzan kembali menenggelamkan kepalanya pada lipatan paha Karin. Menghembuskan napasnya beberapa kali.

"Iya... ayo!"

"HAH?! APA SAYANG?"

"Jangan pura-pura budeg!"

Cengiran Fauzan terbit beberapa saat. Lalu entah siapa yang memulai keduanya sudah terlibat pagutan. Saling mencecap. Menghisap. Fauzan bahkan tidak memberi kesempatan pada Karin untuk meraup udara barang sebentar.

"Eunghh. Ojaannh."

Karin mendongak. Menjambak rambut Fauzan saat merasakan sensasi geli ketika Fauzan menyusuri lehernya dengan ciuman basah. Juga saat bagian bawahnya terasa bergesekan dengan milik lelaki itu. Karin hilang akal.

Fauzan berhenti. Menatap Karin intens. Tangannya bergerak perlahan melepas pakaian yang membungkus tubuh keduanya.

"Pelan-pelan ya."

"Cepet lebih enak."

Bugh!

Gelak tawa Fauzan terdengar merdu saat Karin memukul bahunya.

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang