DASAR ANAK AYAH

1.6K 149 9
                                    

Haloo!! Aku mau kasih tahu dari awal

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Haloo!!
Aku mau kasih tahu dari awal. Kalian, jangan kaget yaa, kalo semisal Kale tiba-tiba gede.
Aku sengaja cepetin alurnya biar gak bertele-bertele. Semoga Kalian sukaaak.












***









"Adek, Sayang... Ayo bangun yuk."

Anak laki-laki yang berada di kasur itu menggeliat berganti posisi, menelungkupkan wajahnya ke bawah guling yang dia peluk dengan nyaman.

"Hari ini kan mau sekolah, ayo bangun." Karin dengan sabar membangunkan anaknya.

"Kaleandra."

"Nanti ditinggal Ayah. Adek berangkat sendiri jalan kaki, ya?"

Mendengar itu, sang anak pun langsung terperanjat dari tidurnya. Karin tersenyum, cara paling ampuh untuk membuat Kale bangun ya cuma itu.

"Minum dulu," Karin menyerahkan botol air untuk Kale. Dengan malas-malasan Kale mengambil botol itu, matanya masih sulit terbuka karena masih banyak belek yang menempel. Setelah menelan berapa tegukan, Karin menaruh botol itu ke atas Nakas.

Drama pagi itu belum selesai. Saat Karin mengangkat Kale ke kamar mandi lalu mengguyurkan air ke atas tubunya, Kale menangis dengan histeris. Bahkan anak  itu masih terus menangis saat Karin memasangkan baju seragamnya.

"Ibuk, dingiiinnn."

"Udah enggak. Kan udah diolesin minyak telon tadi."

Kale cemberut maksimal, "merem dulu, Dek."

Kepala Kale menggeleng dengan kuat. "Enggak Ibuk. Enggak mau pake bedak."

"Biar ganteng lho."

"Adek kan udah ganteng. No bedak-bedak Ibuuuk. Huaaaa." Dan, Kale kembali menangis. Karin menghela napasnya.

"Iya. Enggak-enggak." dia lalu meraih Kale, mengusap air matanya.

"Maafin Ibuk ya. Lagian Adek kenapa sih setiap pagi tuh selalu susah kalo disuruh mandi."

"Kan Adek udah bilang. Dingin."

Karin mencebik, "alesan, padahal mandinya juga pake air anget." Lalu terdengar kikikan geli dari bibir anaknya. Ish! Fauzan banget mukanya.

"Ibuk, Adek mau bawa susu kotak lagi ya, boleh?"

"Boleh dong."

"Yess! Mau empat ya Ibuk."

Kening Karin mengernyit, "nambah lagi? Kok banyak banget, Dek?" setiap hari Kale memang selalu dibekali susu kotak kemasan kecil tapi biasanya tidak lebih dari dua, sekarang enggak tanggung-tanggung minta empat. Bukannya Karin pelit, dia cuma heran aja.

"Iya Ibuk. Mau Adek bagi, buat Nala, Adit, sama Leno."

Karin tersenyum. "Oooh buat dibagi ke temen-temen. Baik banget sih, anak Ibuk."

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang