MAAFIN KALE LAGI

1.2K 154 19
                                    

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.






















***






Kiranya sudah satu minggu lebih Kale menyandang status baru sebagai Siswa Sekolah Dasar. Hari pertama masuk sekolah anak itu begitu semangat. Kale bahkan bangun lebih awal dari Karin dan Fauzan. Di hari kedua dan ketiga, Kale mengeluh bosan, dia bilang, "Di sekolah baru di suruh belajar terus! Kale enggak bisa main. Di sana juga enggak ada perosotan, jungkat-jungkit, enggak ada ayunan. Bosen banget deh," lengkap dengan bibir yang ditekuk ke bawah.

Tapi beberapa hari setelahnya, Kale sudah mulai terbiasa dengan dunia barunya, itupun setelah diberi pemahaman oleh Fauzan. Perlahan, Kale mulai bisa beradaptasi di lingkungan sekolah barunya.

Hari ini, anak itu sedang menunggu kedatangan Fauzan yang berjanji akan  menjemputnya. Kale duduk di kursi pos satpam sambil memangku tangan di bawah dagu.

"Ayah kok lama sih." Keluhnya sembari mengawasi gerbang sekolah.

"Jemputannya belum dateng, Dek?" tanya salah satu satpam yang berjaga di sana.

Kale menggeleng, "kalo udah dateng mah, Kale juga enggak akan ada di sini, Pak." 

Satpam itu menggaruk tengkuknya salah tingkah. Perkataan anak kecil itu memang selalu jujur. Dan, Kale berkata apa adanya.

"Mau nunggu di dalem aja? Biar gak panas."

Kale kembali menggeleng, "makasih ya Pak. Tapi Kale mau nunggu di luar aja. Biar Ayah bisa langsung lihat."

Pak Satpam mengangguk sekilas. Dan setelah itu, sebuah mobil silver yang sudah sangat Kale kenal memasuki gerbang sekolah. Berhenti tepat di samping pos. Fauzan muncul di dalamnya, melambaikan tangan ke arah Kale.

"Ayah lama!" Sentak Kale begitu Ayahnya berdiri di depannya.

Fauzan menyetarakan tingginya dengan Kale. Mengusap kepala jagoannya. "Maaf ya, tadi macet di jalan."

Kale diam, melipat tangan di depan dada, mengalihkan pandangannya. Bocah itu merajuk.

Fauzan berdiri, mengulurkan tangannya, "ayo pulang."

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang