Follow dulu dong, cantik 🙆🏻
***
Pantulan cahaya dari sela-sela jendela membuat tidur Karin terganggu. Wanita itu menggeliat pelan. Badannya terasa kebas dan sakit. Saat matanya terbuka sempurna, ia sudah tidak menemukan Fauzan di sisi tempat tidurnya. Karin bangkit, kemudian memindai seisi kamar. Seingatnya, sebelum jatuh tertidur tadi malam, kamar ini sangat berantakan. Pakaian tercecer dimana-mana. Juga ada beberapa barang yang tak sengaja terjatuh akibat pertempuran mereka. Tapi kini semuanya terlihat normal. Fauzan membereskan kekacauan yang dibuat oleh dirinya sendiri.Karin bergegas membasuh wajah serta menggosok giginya lalu keluar kamar untuk mencari keberadaan Fauzan. Tak butuh waktu lama untuk mengetahui dimana lelaki itu berada, sebab aroma masakan langsung tercium pekat ketika Karin baru saja membuka pintu kamar. Cepat saja Karin berjalan ke arah dapur.
Tubuhnya disandarkan pada tembok pembatas antara dapur dan ruang tamu, matanya mengamati Fauzan yang pagi ini mengenakan kaos hitam favoritenya, rambutnya pun masih berantakan, lelaki itu tengah fokus mengaduk sesuatu di dalam panci.
Fauzan terlihat begitu attractive di mata Karin, apalagi saat Fauzan berbalik, lalu mengulurkan tangannya hendak mengambil barang di atas piring kabinet. Otot-otot punggungnya otomatis tercetak dengan jelas. Karin jadi teringat akan kejadian semalam. Dimana punggung kokoh itulah yang menggagahinya dengan begitu mendominasi.
Ish! Kalo ingat, Karin jadi mau lagi kan!
"Loh, udah bangun?" suara bariton Fauzan menghentikan imajinasi Karin. Dia mengetuk pelan kepalanya agar pikiran kotor itu lenyap dari otaknya.
"Jangan ke sini, Sayang, aku lagi mau goreng ikan. Nanti minyaknya nyiprat, tunggu di meja aja."
Tuh kan. Gimana Karin gak makin sayang coba. Hal sekecil itu aja Fauzan perhatian banget. Kalau begini, Karin jadi pengen nyamperin Fauzan terus cium-cium bibirnya.
Cup.
Nah lho! Karin mengerjap kaget, ini kenapa jadi dia yang dapet ciuman?
"Ngelamun. Mikirin apa?" tanya Fauzan yang entah sejak kapan sudah berdiri di depan Karin, sebelumnya pria itu meninggalkan satu kecupan di atas bibir manis istrinya.
"Bukan apa-apa." Jawab Karin lalu bergerak memeluk Fauzan.
"Aku bau ikan loh."
"Its okay. Aku juga bau. Belum mandi."
Fauzan terkekeh pelan. Tangannya melingkar di sekitar leher wanita itu lalu menggerak-gerakkan tubuhnya ke kanan dan kiri bersamaan dengan kecupan-kecupan kecilnya di puncak kepala Karin. Rutinitas yang Fauzan sangat sukai.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)
RomanceDISARANKAN UNTUK MEMBACA OUR STORY TERLEBIH DAHULU!! [Update setiap Senin, Kamis, Sabtu] Fauzan - Karin marriage life. "Saya terima cerewetnya, manjanya, marahnya, nyinyirnya, kemagerannya, baik hatinya, sayangnya dan segala yang ada dalam diriny...