Ninu-ninuuuu!!!
[21+] yaaaa yaedeuraaa. Be wise please.Aku usahain untuk up seminggu 3x yaaaa.
Lope ijonya doooong!!!
***
Siang ini, pukul satu tepat. Lelaki dengan kemeja yang sudah tak serapi pagi tadi, memasuki pelataran rumahnya dengan tergesa. Persetan dengan pekerjaannya yang belum usai. Masa bodo dengan teriakan sahabat sekaligus bosnya yang mencegahnya saat akan meninggalkan kantor. Fokusnya hanya pada satu tujuan.Tanpa mengetuk pintu lebih dulu, Fauzan masuk ke dalam rumahnya. Melewati ruang tamu, berjalan lurus ke arah kamar.
"Sayang! aku pu-" kalimatnya tidak terselesaikan, pria itu terdiam tepat di tengah ruangan, pandangannya fokus pada seseorang yang tersenyum di seberangnya dibatasi oleh meja sebatas pinggul orang dewasa.
"Hai!" sapanya riang "kok pulang cepat?" Karin berjalan dari arah dapur, berdiri dihadapannya, meraih tangan kanannya, lalu mengecup punggung tangan itu.
"Kamu...?"
"Kenapa?"
"Bajunya. Kok beda sama yang di foto?"
"Oooh," gumam Karin panjang. Dia berjalan menjauh ke ujung pantry. Menyiapkan segelas air untuk diserahkan pada suaminya.
"Tadi tuh, aku cuma lagi nyobain hadiah dari Teh Seje," ujarnya dengan nada suara yang terlampau santai dan begitu tenang. Seolah-olah tak peduli dengan reaksi dari sang suami setelah apa yang ia kirim lewat pesan onlinenya.
Wah!
Rahang bawah Fauzan jatuh begitu saja. Ekspektasinya tidak sesuai dengan realita yang ada.
Pria itu benar-benar hilang kendali diri saat Karin dengan tidak sopannya mengirimkan 'pap' menggunakan baju dinas favoritenya.
Pikirannya jauh berkelana. Dia membayangkan Karin akan menyambutnya dengan berlenggok menggunakan pakaian yang memperlihatkan tubuh indahnya. Memberikan ucapan selamat datang dengan ciuman yang begitu dalam. Lalu mereka akan melakukan hal-hal yang menyenangkan. Di kasur, kamar mandi, dapur, atau mungkin-.
Aish! Sudah cukup! Berhenti mikirin yang iya-iya!
Namun, meski hanya dilapisi daster rumahan sebatas betis kaki. Istrinya itu tak kalah cantik dan seksi.
Ya! Fauzan mengakui, apapun yang digunakan oleh istrinya itu akan terlihat indah. Bukan karena barangnya, tapi karena pemakainya.
Lelaki berkemeja abu itu berjalan maju, meraih gelas yang Karin ulurkan padanya. Meneguknya sambil memperhatikan wanita yang tingginya bahkan tak mencapai dagu miliknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)
RomanceDISARANKAN UNTUK MEMBACA OUR STORY TERLEBIH DAHULU!! [Update setiap Senin, Kamis, Sabtu] Fauzan - Karin marriage life. "Saya terima cerewetnya, manjanya, marahnya, nyinyirnya, kemagerannya, baik hatinya, sayangnya dan segala yang ada dalam diriny...