KARIN DAN PIKIRAN BURUKNYA

1.7K 144 4
                                    

Yang sayang sama Adek Kale jangan lupa vote dan komen yaaaaa

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Yang sayang sama Adek Kale jangan lupa vote dan komen yaaaaa.



















***



"Ojaaan, mandi sana!"

"Iya. Bentar, satu menit."

"Dari tadi satu menit, satu menit. Tapi kamu gak bangun-bangun."

"Aku kan lagi jagain Kale, Sayang."

"Jangan digangguin terus."

Karin hanya bisa menghela napas melihat kelakuan suaminya sejak, entah lah sudah berapa lama, Fauzan hanya diam, duduk di atas ranjang sambil memperhatikan Kale yang sedang tertidur nyenyak.

Mereka sudah pulang ke rumah setelah tiga hari berada di rumah sakit. Dan, tepat setelah sampai di rumah, Fauzan benar-benar tidak menjauhkan dirinya dari Kaleandra. Kalau di tegur jawabnya selalu 'aku kan lagi jagain Kale', padahal anaknya juga anteng, enggak nangis.

"Mandi dulu dong Ojan. Kamu tuh kotor. Nanti kalo bawa virus buat Adek, gimana coba."

Karin banyak baca cerita dari Ibu-Ibu di social media kalau bayi itu kondisinya rentan, imunnya belum terlalu kuat, jadi sebisa mungkin Karin selalu memastikan kebersihan orang-orang yang mau deket-deket si Adek. Jangan sampai bawa virus dan bakteri-bakteri tak kasat mata. Dia emang setakut itu.

"Ojan dengerin aku ngomong gak sih?!" Oke, Karin marah sekarang. Fauzan nih, bener-bener bebal.

"Iyaa. Iyaa. Mandi nih, aku mau mandi sekarang."

Dengan amat sangat terpaksa, Fauzan bangkit menjauh dari Kaleandra. Kemudian mengambil handuk. Sebelum mencapai pintu kamar mandi, dia sempat mendatangi Karin yang sedang membereskan baju si kecil di dalam box dekat lemari pakaian.

Cup!

"Jangan marah-marah terus, Ibuk. Berisik."

Dan tanpa merasa berdosa Fauzan berlalu setelah meninggalkan satu kecupan di puncak kepala Karin. Lalu, tepat saat pintu kamar mandi tertutup terdengar suara tangisan milik si Adek.

"Lho? Adek, Sayang... kenapa?" Karin cepat beranjak, meraih Adek untuk digendongnya.

"Iya, ini Ibuk, haus ya?" lalu setelah mendapatkan ASI, tangisan itu mereda dengan sendirinya.

Namun bertepatan dengan itu, pintu kamar mandi terbuka dengan kasar.

"Kenapa?" Fauzan keluar dalam kondisi badan yang setengah basah.

"Kamu udah mandinya?"

"Baru mau. Tapi denger suara nangis, anak aku kenapa?"

"Enggak apa. Cuma haus aja," jawab Karin sambil mengelus rambut anaknya.

"Beneran gak papa?"

"Eeh! Mau ngapain? Kamu jangan deket-deket!" Seru Karin panik saat Fauzan mendekat ke arahnya.

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang