PESAN LARUT MALAM

1.2K 162 38
                                    

Halooo

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Halooo.
Nungguin yaak?? Hehehe

Mana nih yang neror minta update dan yang kangen sama Ojan's family??? Ramein yaaak. Vote nya harus nembus seratus lagiii. Komen jugaa jangan lupa. Oke? Oh iya, satu lagi. Follow duluuuu!!!












***













"Ibuuuk Adek ngompol!!!"

Teriakan milik Kale mengurungkan niat Karin yang baru saja akan membuat telur dadar. Karin memang meminta tolong Kale untuk menjaga Faaza selagi dia memasak.

"Adek ngompol?" tanya Karin setibanya di ruang tengah dimana ada Kale yang duduk di atas karpet berbulu dengan Faaza yang terbaring di kasur bayinya.

Kale menganggukkan kepala. "Aa pegang celananya basah. Terus bau!"

Karin terkekeh pelan. "Sebentar. Ibuk ambil celana gantinya dulu ya."

"Iya, Ibuk."

Tak sampai lima menit, Karin sudah kembali. Membantu menggantikan celana Faaza yang basah.

"Udah wangi lagi. Ibuk mau lanjut masak. Aa jagain Adek lagi ya?"

Kale mengangguk, "Iya Ibuk."

Selepas Ibuknya menjauh, Kale pun bermain dengan Faaza. Mengelus pelan pipi gembul adiknya. Menciumnya bergantian kanan dan kiri.

"Apa lihat-lihat? Aa ganteng ya? Udah tau!" Kata Kale saat mata bulat Faaza melihat ke arahnya. Bayi enam bulan itu tersenyum tanpa suara saat Kale mencium perutnya.

"Aduh! Rambut Aa jangan ditarik Adek!"

"Adek enggak boleh nakal dong."  Kale sedikit menjauh, melepaskan tangan mungil Faaza yang entah gemas atau sengaja menarik rambutnya. Kale mengusap bagian rambutnya dan meringis pelan.

"Kenapa A?" tanya Karin yang bergerak cepat dari arah dapur begitu mendengar Kale memekik.

"Adeknya jambak rambut Aa, Ibuk." Adu Kale.

"Kok bisa?"

"Tadi Aa cium perutnya Adek. Terus rambut Aa ditarik."

"Sakit enggak, Nak?"

"Kepala Aa perih."

Karin refleks mengusap rambut Kale, "maafin Adeknya ya, A?"

Kale mengangguk, "iya."

"Sekarang Aa makan dulu aja ya. Makan sendiri bisa, Sayang?" Kale mengangguk lalu menerima sepiring nasi beserta telur dadar dari tangan Ibuknya.

Usai makan, Karin menemani Kale mengerjakan PR-nya di ruang tengah. Faaza sudah tidur lelap di kasurnya.

"Ibuk, Ayah kok belum pulang?"

Pertanyaan Kale membuat Karin menatap jam dinding. Sudah pukul 9 malam. Fauzan masih belum pulang. Sore tadi pria itu memang memberi kabar akan pulang lebih telat dari biasanya.

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang