PULANG

1.3K 152 4
                                    

Yang baca tapi gak like, komen, dan follow akunku, kita gelut aja hayuk!!!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Yang baca tapi gak like, komen, dan follow akunku, kita gelut aja hayuk!!!





***



"Besok aku pulang. Penerbangan pagi, nanti gak usah jemput ya. Kamu tunggu di rumah aja."

Karin yang tengah fokus membalur tubuhnya dengan lotion hanya bergumam pelan mendengar suara Fauzan diujung sana. Malam ini mereka kembali melakukan face time.

Saat hendak beralih ke atas ranjang. Karin meringis kuat kala merasakan sakit itu datang kembali. Sepertinya ia cukup kuat mengantam pinggiran meja.

"Kenapa? Yang? Masih di sana? Karin?"

"Hm? I-iya. Sebentar."

Karin bergerak menyamankan posisinya di atas tempat tidur. Kemudian mengarahkan kamera pada wajahnya yang sudah dihiasi senyuman manis untuk meyakinkan Fauzan bahwa ia baik-baik saja.

"Kenapa?"

"Enggak apa-apa. Cuma pinggangku sedikit sakit."

"Pegel-pegel?"

"Iya."

"Yaudah. Bawa tiduran coba."

Karin patuh dengan titah suaminya.

"Nanti minta tolong Mama buat pijitin ya."

"Iya."

"Tadi sampe jam berapa emangnya?"

"Emm," ada jeda sejenak, " enggak lama, jam 3 aku udah nyampe rumah kok."

"Enggak ngelakuin hal yang berat-berat kan?"

"Enggaakk. Aku cuma duduk aja. Dengerin Kay ngoceh sambil marah-marah."

"Kenapa lagi tuh anak?"

"Ojaan, lucu banget tau. Masa Kay mau dijodohin. Aku pengen ngakak liat muka frustasinya dia pas cerita. Tapi ya, kasian juga. Terus ya...."

Celotehan Karin mengisi malam panjang mereka berdua. Wanita itu terus berbicara menceritakan apa-apa yang dialaminya hari ini. Semuanya. Termasuk peristiwa Ibu dan anak yang malang. Kecuali bagian dimana ia terjatuh dan menabrak meja. Karin tidak memberitahu Fauzan, ia tidak mau membuat Fauzan khawatir. Toh, dia baik-baik saja. Semoga.

"Yaudah, sekarang bobo aja. Coba deketin handphonenya ke perut, Buk. Aku mau ngomong sama bayik."

Ponsel itu Karin letakan dibatas perutnya dengan mode loudspeaker.

"Bayik! Tunggu ayah ya. Besok ayah pulang, Nak."

***

Pagi datang dengan begitu cepat. Rasanya baru beberapa jam saja Karin tertidur. Kalau bukan karena bujukan serta bantuan Mama yang memijat pinggangnya mungkin Karin tidak bisa tertidur dengan nyaman.

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang