Happy weekend yaedeuraaaa!!***
Belum juga satu hari, rasanya Karin sudah rindu saja. Ah lebay! Padahal baru pagi tadi Karin mengantarkan Fauzan ke bandara.
Tapi beneran deh, semenjak menikah dengan Fauzan tepatnya setelah hamil. Karin jadi enggak bisa jauh-jauh dari dia. Rasanya tuh kayak ada yang hilang gitu kalau enggak lihat muka Fauzan. Entah ini bawaan bayik atau memang Karinnya saja yang terlalu bucin.
Karin kembali mengecek ponselnya. Harusnya Fauzan sudah sampai di Surabaya. Tapi belum ada tanda-tanda kabar dari pria itu. Berpikir positif. Mungkin Fauzan langsung disibukkan dengan kerjaan di sana.
"Dek. Mama bawa bengkuang sama jambu ini. Mau dibikin rujak gak?"
Karin yang sedang duduk di depan layar tv menengok ke arah belakang. Mama terlihat menyusun buah yang tadi disebutkan ke atas meja makan. Karin bangkit dan menghampiri Mama.
"Mama mau bikin rujak?"
"Kamu mau?"
Karin mengangguk, "mau," lalu meneguk salivanya begitu Mama memotong jambu air yang terlihat begitu segar. Kiranya dicocol dengan sambal yang pedas akan terasa jauh lebih nikmat.
"Netes tuh ilernya." Kata Aji yang baru datang kemudian mencomot satu buah jambu.
Karin memberenggut di tempat. Fauzan pergi, ada Aji yang menggantikan perannya. Enggak adik, enggak Kakak. Sama-sama suka iseng!
"Tumben banget Teteh ngerujak."
"Ngidam."
"Ck!" Aji berdecak cukup keras. " gak seru! Teteh kenapa gak ngidam pas ada A Ojan sih?"
Karing mengernyitkan dahinya. "Kenapa emang?"
"Biar bisa bikin dia repot gitu Teh. Minta petikin mangga dirumah pak samsul yang galak itu kek. Atau suruh dia beli nasi padang ke Padangnya langsung."
Karin menggeleng-gelengkan kepala saat Aji selesai berbicara. Ada-ada saja. Tapi setelah dipikir lagi, selama ini Karin memang tidak terlalu banyak mau. Ngidamnya paling hanya sesekali dan itu pun tidak terlalu merepotkan. Malah sepertinya Fauzan yang banyak ngidam minta ini-itu.
Ah. Berbicara tentang pria itu, Karin jadi teringat lagi. Diraihnya ponsel genggam yang setia dikantungi. Masih nihil. Belum ada pesan apapun dari pria itu.
Enggak apa-apa. Mungkin nanti malam Fauzan akan menghubunginya. Tak ingin berpikiran buruk, Karin pun langsung menyantap rujak yang sudah selesai dibuat.
Uh! Sesuai ekspektasinya. Ini terasa nikmat. Sangat nikmat. Sampai Karin tidak sadar bahwa ia sudah menghabiskan setengah dari buah dan sambalnya.
Cepat saja Mama meraihnya lalu menjauhkan dari jangkauan Karin. "Lho-lho. Ma, aku belum selesai." Protes Karin.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)
RomanceDISARANKAN UNTUK MEMBACA OUR STORY TERLEBIH DAHULU!! [Update setiap Senin, Kamis, Sabtu] Fauzan - Karin marriage life. "Saya terima cerewetnya, manjanya, marahnya, nyinyirnya, kemagerannya, baik hatinya, sayangnya dan segala yang ada dalam diriny...