Tekan bintang untuk Ayah dan Ibuk
***
Seperti hari-hari biasanya, Karin akan selalu bangun lebih awal. Menyiapkan sarapan dan segala keperluan suami serta anaknya. Pagi Karin juga selalu diwarnai dengan suara teriakan yang saling bersahutan, seperti.
"Sayang! Kolor merah aku dimana??!!"
"Ibuk! Kaus kaki Adek hilang satu!!"
Napasnya terhembus keras. Dia bahkan baru saja akan membuat jus, tapi agaknya pekerjaan itu harus tertunda.
"Sayang!"
"Ibuk!"
"Iyaaa. Sebentar!!"
Selepas mencuci tangannya, Karin bergegas menghampiri dua orang yang selalu merecoki paginya.
"Kenapa?"
"Kolor merah aku kamu taruh mana?" tanya Fauzan, dia sibuk mengubrak-abrik lemari bagian bawah yang memang khusus untuk tempat perkoloran dan teman-temannya.
"Minggir dulu."
Fauzan patuh. Membiarkan Karin melakukan tugasnya untuk mencari kolor yang dia butuhkan.
"Ini apa?!"
"Tadi aku cari gak nemu-nemu."
"Makanya cari pake mata, Ojan. Jangan malah teriak-teriak."
Fauzan nyengir. "Iyaa. Maap yaa."
"Sayang. Hari ini aku harus pake kemeja putih. Ada rapat sama dewan direksi."
"Kenapa gak bilang dari semalem?"
"Hehehe. Lupa."
"IBUUKK TOLONGIN ADEK!!"
Hhhhhh.
Karin menatap Fauzan. "Nanti aku setrika dulu. Kamu ke bawah aja. Sarapan duluan. Aku harus ke Adek." Kemudian berlalu untuk menghampiri putranya.
KAMU SEDANG MEMBACA
YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)
RomantikDISARANKAN UNTUK MEMBACA OUR STORY TERLEBIH DAHULU!! [Update setiap Senin, Kamis, Sabtu] Fauzan - Karin marriage life. "Saya terima cerewetnya, manjanya, marahnya, nyinyirnya, kemagerannya, baik hatinya, sayangnya dan segala yang ada dalam diriny...