KABAR DARI JENANDRA

1.5K 153 8
                                    

Follow dulu dooooong 🙆🏻

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Follow dulu dooooong 🙆🏻








***


"Aku mau pulang. Ke rumah Mama," ucap Karin lalu melepas dekapan tangan Fauzan.

"Ayo."

"Kamu jangan ikut." Katanya sembari melangkah tanpa berbalik menatap Fauzan.

"Enggak. Aku cuma antar kamu."

Fauzan mengalah. Tidak, dia sedang berusaha memahami. Karin butuh waktu pun dengannya. Dan, berpisah untuk sementara waktu bukan menjadi keputusan yang salah.

Fauzan hanya bisa memperhatikan Karin yang mengemas pakaian dan barang-barangnya. Dalam perjalanan pun tidak ada kata yang terucap. Sampai di rumah Mama, Karin turun lebih dulu. Meninggalkan Fauzan dengan barang bawaannya.

"Mama...."

"Lho? Mama baru mau ke sana ini. Tadinya mau nemenin kamu lagi. Kok gak ngabarin?"  Karin menggeleng kemudian memeluk Mama cukup erat.

"Mau nginep?" tanya Mama tertuju pada Fauzan yang menenteng ransel milik Karin.

Pria itu mengangguk, lantas berlalu ke arah kamar miliknya. Beberapa menit kemudian dia kembali bergabung bersama Mama dan Karin.

"Ojan pulang dulu."

Mama otomatis mengernyitkan kening mendengar penuturan anaknya. "Aa' gak ikut nginep?"

"Karin aja. Aa' lagi banyak kerjaan, Ma. Titip Karin ya."

"Aku pulang dulu," pamit Fauzan pada Karin, kemudian berlalu pergi. Begitu saja.

Selepas Fauzan pergi. Karin kembali memeluk Mama. Menghirup dalam-dalam aromanya yang menenangkan. Sejak datang Karin memang sengaja menghindari kontak mata dengan Mama. Dia takut Mama mertuanya menyadari bahwa anak menantunya sedang tidak baik-baik saja. Meski, sebenarnya tanpa Karin sadari, Mama bahkan sudah mengerti hanya dengan melihat kecanggungan yang begitu kentara antara dirinya dan Fauzan.

Karin tidak mengambil tempat yang salah untuk kabur bukan?

Mama mengusap-usap rambut Karin.
"Tinggal di sini sampai lahiran ya. Mama khawatir kalau kamu di rumah sendirian."

"Orang itu udah pergi, Ma."

"Iya. Tapi, akan lebih baik kalau kamu tinggal di sini. Sama Mama, ya?"

Tak bisa menolak, Karin pun mengangguk mengiyakan. "Si Adek sehat kan?"

Karin melepas pelukan itu, "sehat Ma."

Mama tersenyum sembari mengusap-usap perut Karin yang terlapisi floral dress berwarna biru langit.

"Dulu, waktu Mama hamil Ojan. Gak pernah ngidam aneh-aneh. Gak muntah-muntah. Ayah tuh kadang sampe bingung, katanya Mama aneh. Gak kayak ibu hamil lain." kata Mama memulai ceritanya.

YOURE STILL THE ONE (Sequel Our Story)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang