Dilemma

1.5K 137 3
                                    

Untuk apa bertemu jika pada akhirnya kita hanya akan menyakiti salah satunya!

Percakapan antara Biu dan sekretaris Shin masih saja berlanjut hari ini.

"Apa kau mempunyai seorang kekasih sekretaris Shin?"

"Maaf tuan, saya tidak bisa menjawab pertanyaan yang bersifat pribadi seperti itu."

"Mmm kalau begitu, apa kau mau menjadi kekasihku? Kita bisa menyembunyikan hubungan ini!"

Wajah sekretaris Shin seketika berubah marah. Dia mengepalkan tangan, seraya menahan emosinya atas ucapan Biu yang terlalu luramg ajar baginya.

"Hei, tenanglah sekretaris Shin! Aku hanya bercanda. Lihat wajah marahmu itu, nanti kau cepat tua loh!"
Ledek Biu sambil tertawa.

"Kau harus santai jika berada di dekatku, aku tidak ingin kau selalu memasang wajah marah, datar bahkan sampai mengkerutkan dahi seperti sekarang."
"Dengan wajah seperti itu, mana ada orang yang akan tertarik kepadamu sekretaris Shin."

"Berhati-hatilah dalam berucap tuan Biu!"

"Aku hanya bercanda okay, jangan dibawa serius!"
"Mmm, aku tebak kau belum mempunyai kekasih, benar bukan?"

Sekretaris Shin hanya menarik nafas dan melepaskan kepalan tangannya.
Dia hanya menatap Biu datar tanpa berkomentar.

"Hei kau diam, aku anggap jawabanmu belum ada."
"Hahaha, wajar saja sih."
Ejekan demi ejekan halus Biu luncurkan kembali.

"Tuan Biu, saya harap kedepannya Anda menjaga ucapan dan sikap Anda!"
"Berhati-hatilah melontarkan kalimat!"
"Apa yang Anda anggap hanya candaan, akan di anggap serius oleh tuan muda dan itu sudah jelas akan merugikan Anda sendiri."

"Saya mengatakan ini bukan berarti saya menaruh perhatian lebih terhadap Anda, just in case!"
"Saya juga tidak peduli mengenai hidup mati Anda setelah memasuki kehidupan tuan muda nanti!"

"Saya hanya akan memastikan semua hal yang berhubungan dengan tuan muda berjalan sesuai alur tanpa adanya gangguan sedikitpun."

"Apa sejauh ini Anda paham tuan Biu?"

Glek!
Biu menelan ludahnya dengan susah payah mendengar ucapan sekretaris Shin, ini bukti bahwa orang-orang tertentu saja yang dapat masuk dan bekerja dengan Baiben Sumettikul yang salah satunya adalah sekretaris Shin itu sendiri.
Secara sifat mereka sama.
Laki-laki di depannya saat ini benar-benar duplikat dari bossnya.
Dia adalah manusia kaku tanpa ekspresi yang belum pernah Biu temui dimanapun.

"Baik sekretaris Shin, saya amat sangat paham. Terima kasih atas nasehat panjangmu."

Sekretaris Shin hanya menganggukkan kepala sekali, kemudian pergi.

"Kalau begitu, saya permisi tuan."
"Mohon dibaca dan hafalkan dengan baik! Masalah pernikahan, akan ada orang yang menjemput ke rumah keluarga Jakapan besok pagi."
"Anda hanya perlu menyiapkan mental dan fisik Anda, selebihnya tim kami sudah mengurus semua keperluan pernikahan dengan baik."

"Mmm, baiklah!"

"Jadi Anda jangan kemana-mana, Anda hanya perlu menunggu!"
"Dan orang kami akan mengantarkan Anda pulang hari ini, jadi bersiap-siaplah!"

"Baiklah sekretaris Shin! 10 menit lagi aku akan turun."

Mereka saling menundukkan kepala satu sama lain.
Biu bersiap-siap diri untuk pergi dari hotel, tanpa berpamitan dengan Baiben yang sedang berada di dalam kamar mandinya. Biu menatap tempat tersebut sambil menghela nafasnya.

"Biarlah aku tidak berpamitan kepadanya. Lagipula, besok aku akan bertemu dengannya lagi dan akan terus berada disekitarnya dalam jangka waktu yang belum ditentukan."

Young Master and His SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang