Temukan hal baik dalam diri orang-orang dan abaikan hal-hal buruk dari mereka!
"Apa kau baik-baik saja?"
Seru Baiben.Heh...Apa otakmu juga baik-baik saja? Sudah tahu aku bosan jika berada di rumah, kau masih bisa bertanya lagi?!
Biu menggerutu dengan kesal.Suara hati dan bibir Biu memang tak sejalan. Suara di dalam hatinya tak sejalan dengan apa yang dia lontarkan sekarang kepada Baiben!
"Iya aku baik-baik saja! Bagaimana dengan dirimu?"
Ujar Biu sambil pura-pura tersenyum bahagia."Kau bisa tersenyum di saat aku sakit, apa kau sedang senang ya?"
Seru Baiben."Aku tahu kau sakit. Tidak usah berteriak kepadaku! Orang sakit dilarang marah-marah tahu!"
Biu memerintah Baiben dengan raut wajah yang menggemaskan."Kau memerintahku? Wah-wah berani sekali, ya! Ingat hutangmu kepadaku!"
Ancam Baiben.Aishhh...!
"Tidak, bukan maksudku seperti itu tapi aku hanya ingin tahu perasaanmu. Apakah kau merasa lebih baik setelah diperiksa oleh dokter Bem? Hanya itu!"
Seru Biu.Sensitive sekali sih telingamu?
Orang sakit seharusnya berbaring dan diam saja. Manusia ini malah berbeda!
Dia mempunyai tenaga besar dalam memarahiku!
Cihhh...!"Sudahlah! Aku bosan mendengar alasanmu! Mana makananku? Cepat suapi aku!"
Perintah Baiben."Tcksss...!"
"Kau menggerutu padaku?"
Seru Baiben."Tidak! Kau salah dengar! Ini makananmu! Bubur hangat buatan bibi Tan. Aaaa....Cepat buka mulutmu!"
Biu menyuapi Baiben bubur hangat buatan bibi Tan. Baiben dengan lahap memakannya tanpa bersuara."Awas saja kau ya!" Ancam Baiben dengan penuh tekanan. Biu pun hanya melirik Baiben sejenak takut-takut. Setelah selesai makan pun, Biu dan Baiben melakukan kegiatan masing-masing di dalam kamar.
Baiben sibuk dengan laptopnya sedangkan Biu sibuk dengan telepon genggamnya.
Beberapa menit berlalu membuat Baiben bosan dengan pekerjaannya kemudian menatap ke arah Biu."Hei kau! Kemarilah!"
Perintah Baiben."Ada apa? Kau menginginkan sesuatu? Akan aku ambilkan untukmu."
Jawab Biu sambil memainkan teleponnya."Ponsel zaman kapan itu yang ada ditanganmu, huhhh?"
Baiben sambil menunjuknya.
"Kau masih muda namun, seleramu seperti orang tua saja!"Biu membolak-balikan ponselnya dengan bingung. Aishhh...! Dia mengejekku!
"Yang jelas bukan dari zaman purba...! Aku baru membelinya dua tahun yang lalu dan ini masih bagus kok?! Apa ada yang salah dengan penglihatanmu?"
Jawaban asal Biu."Ganti cepat! Aku kan sudah memberimu black card milikku dengan gratis. Belilah yang baru dan termahal bila perlu! Mataku sakit melihatnya! Kau harus menggunakan apa yang aku berikan! Jika tidak kau akan mendapat masalah karena mengabaikan pemberianku yang berharga!"
Kenapa malah kau yang susah, sih? Jika matamu sakit, periksakanlah ke dokter! Apa hubungannya matamu sakit dengan menatap ponselku?
Yang sudah tua itu dirimu bukan ponselku! Ehhh dasar...!"Baiklah! Akan aku gunakan dengan sebaik mungkin!"
Ujar Biu sambil curi-curi pandang dengan raut wajah yang tambah jengkel sebenarnya.Bila perlu aku beli seisi dunia dengan kartumu agar kau tidak punya tempat lagi untuk tinggal di bumi ini!
Hehehe...Seandainya aku berani berbicara langsung seperti ini, alangkah senangnya! Sayangnya aku masih menyayangi nyawa Ayah dan adikku!
Batin Biu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Master and His Summer
RomanceBiu Jakapan adalah anak laki-laki penuh semangat, pekerja keras dan amat periang. Namun, kebahagiaannya terhitung singkat tatkala Ibunya meninggal dan Ayahnya menikah lagi yang dikaruniai anak perempuan dan anak laki-laki. Dan pada akhirnya Biu memp...