The Wedding Day

1.5K 135 2
                                    

I feel myself changing. I don't laugh the same anymore. I don't smile the same or talk the same. I'm just so tired of everything latetly!

Jemputan dari utusan keluarga Sumettikul telah tiba di rumah Biu pagi-pagi sekali.
Biu bersiap-siap untuk pergi ke hotel tempat pernikahannya dan tak lupa berpamitan dengan keluarganya.

"Sampai jumpa kak Biu, kami akan segera menyusulmu ke sana!"
"Aku akan berdandan yang tampan saat menghadiri pernikahanmu!"
"Jadi jangan pangling ya?!" hehehe.

"Kau ini ya Aat, bisa saja."
"Baiklah, aku tunggu penampilanmu nanti!"

"Kakak ingat satu hal ya, apapun yang kakak rasakan nanti saat janji suci pernikahan, kau harus tetap tersenyum, kenapa?"

"Karena Ibu kakak pasti juga menyaksikan pernikahan kakak dari surga sana."
"Dia pasti bahagia melihatmu bahagia!"
"Walaupun kakak menikah dengan tuan muda Baiben tanpa adanya rasa cinta, jika dia melakukan hal yang aneh yang dapat menyakitimu, kau harus mengatakannya padaku!"
"Aku akan memberinya pelajaran!"

"Hush, kau ini Aat. Jangan bicara sembarangan!"
Kata Ayah.

"Mana mungkin tuan muda Baiben melakukan hal yang aneh kepada kakakmu Biu."
"Ya walaupun memang pernikahan ini di dasari dengan tanpa adanya rasa cinta sedikitpun."
"Tapi kau ini berpikir terlalu jauh."

"Ayah benar Aat, kau ini berpikir terlalu jauh!"
"Jangan terlalu khawatir!"
Timpal Biu.

"Ya aku tahu Ayah, itu sekedar pengandaianku saja."

"Sudahlah! Kakakmu akan berangkat sekarang. Jangan menghambatnya!"

"Kak harus berdandan yang tampan, mengerti?"

"Mmm." sahut Biu.
"Bye, sampai bertemu beberapa jam lagi."
"Aku sayang Ayah."
"Aku sayang adikku Aat."
"Love you."

"Kami juga menyayangimu Biu."
Anggukan dari Aat juga.

"Cepat berangkatlah! Nanti kau terlambat."

"Baiklah. Ayo jalan pak kata Biu!"

"Baik tuan Biu."

Di saat perjalan, Biu bersandar dekat dengan kaca mobil sambil berpikir apa yang akan terjadi nanti.

Semua orang mendambakan pernikahan yang bahagia dengan pasangannya masing-masing. Sama sepertiku, aku memimpikan pernikahan dengan wanita ataupun laki-laki yang ku cintai yang bisa menemaniku di masa-masa tuaku nanti.

Pernikahan adalah moment sakral dalam hidupku, bukan hanya sekedar mewah yang terlihat dari luar, namun harus membekas bahagia serta bertahan sampai maut memisahkan. Dan saat ini, impian yang ku bangun dalam ingatanku hancur berantakan yang harus di kubur dalam-dalam!

Dalam gedung hotel tempat yang akan dilaksanakannya acara pernikahan sudah siap. Hanya menunggu beberapa jam lagi untuk acara di mulai!

Baiben sedang bersiap-siap, sudah memakai jas wedding yang berwarna biru abu-abu.

"Shin, apakah dia sudah datang?"

"Tuan Biu sekarang sudah berada di depan hotel tuan."
"Saya akan menjemputnya ke bawah sekarang untuk bersiap-siap!"

"Cepatlah!"

"Saya permisi tuan."

Biu akhirnya sudah sampai di depan gedung hotel. Sekretaris Shin mendatangi Biu dan mengajaknya langsung naik menuju tempat Baiben berada.

"Maaf tuan muda, tuan Biu sudah datang."

"Ayo kemari sayang!"
Kata penata rias Baiben.

"Siapa namamu?"

Young Master and His SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang