The First Morning

1.5K 155 4
                                    

Aku ingin bersamamu bukan karena siapa dirimu, melainkan karena seberapa nyamannya aku bersamamu!

Pagi yang cerah untuk memulai kegiatan seperti terdahulu sebagai insane yang baru. Ingin melakukan hal yang menyenangkan untuk semua orang tanpa ada rasa ragu.

Biu membuka matanya menatap dinding langit kamar dengan samar.

"Enghhh...! Nyaman sekali!"
"Apa semua sofa di rumah ini sama ya? Serasa memanjakan tubuh ini!"

Biu belum sadar bahwa dia telah ada di dalam kamar saat ini. Biu mulai meraba-raba sekitarnya.
"Eeehhh...! Tunggu! Selimut?"
"Siapa yang membawaku ke kamar?"

Saat melihat ke arah samping, Biu terkejut melihat seseorang sedang ikut tidur menghadap dirinya.
Biu mendekati wajahnya untuk melihat siapa itu, mengerjapkan mata  membuat Biu sendiri hampir jatuh terjungkal.
Betapa terkejutnya, orang tersebut yang dilihatnya adalah Baiben.

"Sejak kapan aku ada di kamar ini?" "Apa dia yang memindahkanku kemari?"

"Tidak! Tidak! Tidak mungkin!"
"Aku harus bangun. Aku tidak ingin mendengar ada kemarahan di pagi hari dari mulut pedasnya. Bisa-bisa moodku jadi kacau kalau sampai itu terjadi."

Biu bergegas bangun dari tidurnya. Segera menuju keluar kamar untuk mencari air putih ke dapur.

Saat sampai di dapur, dia melihat seseorang yang diyakini Biu sebagai koki di rumah ini.

"Halo, selamat pagi Bibi."
"Saya Biu bik, salam kenal."

"Iya selamat pagi tuan Biu."
"Maaf tuan, saya tidak melihat Anda datang. Seharusnya saya yang pertama memberi salam kepada Anda."

"Tidak masalah siapa yang menyapa duluan. Sama saja menurutku."
"Aku tidak mempersalahkan itu, jadi santai saja bik."

"Apa Anda membutuhkan sesuatu tuan?"

"Ohhh, aku sedang ingin mencari air putih saja."
"Biarkan aku mengambilnya sendiri, bibi lanjutkan saja pekerjaanmu!"
"Oh ya, nama bibi siapa?"

"Perkenalkan, saya Tan tuan."
"Saya koki di rumah ini."

"Wah! Apa bibi Tan akan memasak pagi ini?"

"Ya, tentu tuan."

'Boleh aku bantu?"

"Mmm, tidak usah tuan. Saya bisa mengerjakannya sendiri, tak apa."
"Jika makanan sudah siap, saya akan memanggil Anda."

"Tidak apa-apa bi Tan. Aku bisa membantumu, aku tidak akan memperlambat pekerjaanmu kok."

"Baiklah, jika Anda memaksa tuan."

Biu akhirnya membantu bibi Tan memasak makanan untuk sarapan. Saat selesai menyiapkan masakan dan menata meja, tiba-tiba paman Tang memanggil Biu.

"Maaf tuan Biu, Anda di panggil oleh tuan Baiben untuk datang segera ke kamar."

Aku tidak mau, nanti dia menghukumku bagaimana?
Atau jangan-jangan dia akan langsung membunuhku?
Auwghhh, membayangkannya saja aku takut.

Hahhh...!
Sebenarnya aku tidak mau, kakiku berat sekali melangkah ke kamar itu.

"Baiklah paman, aku akan ke atas sekarang!"

"Bi Tan, aku permisi ke kamar dulu, maaf tidak bisa membantumu lebih dari ini."

"Anda sudah membantu pekerjaan saya banyak sekali hari ini, tuan." "Terima kasih banyak."

"Sama-sama bibi Tan."

Saat Biu berlalu pergi, bibi Tan berbicara kepada paman Tang.

"Tuan Biu sangat pandai memasak." "Hampir semua masakan ini dia yang memasaknya. Rasanya pun tidak usah diragukan lagi, dia benar-benar dapat dihandalkan."
"Beruntung sekali tuan muda Baiben mendapatkan tuan Biu."

Young Master and His SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang