Dinner (End Part)

1.1K 151 16
                                    

Pernahkan kau merasa hampa di dalam hatimu, namun terpaksa bahagia melihat dia dengan yang lain di depan mata?
Lalu apakah kau setuju jika kau pantas merasakannya?


Time reveals all things!
Things happen at the right time and for right reasons!
Time will show!
Time will heal!
Timing is everything!

Today I'm not sad but not happy either.

Kembali ke meja makan, Baiben sudah berada di sana diikuti oleh Tian disampingnya. Kursi milik Ibu digeser dan diberikan untuk Tian agar berdekatan dengan Baiben tentunya.

Baiben dan Tian datang dari ruang kerja tanpa berbicara apapun, hanya diam dan langsung duduk.

Biu mencoba menerka raut wajah Baiben, namun sialnya Baiben hanya memasang wajah datar yang membuat Biu kebingungan sendiri.

Saat Biu hendak mengambil nasi beserta sayur dan lauk pauk untuk Baiben, tangannya kalah cepat dengan Tian. Membuat Biu meletakkan yang dia ambil ke piringnya sendiri.

Aku merasa, Tian kok jahat ya?!
Aku tahu dia adalah orang yang dicintai Baiben dan keluarga ini, namun akulah pasangannya!
Ya pasangan di atas kertas maksudnya, namun tetap saja dia kurang sopan!
Paling tidak dia bisa menghormatiku sedikit!

Ibu menepuk bahu Tian sambil tersenyum.

"Kau makanlah yang banyak Tian, agar mempunyai tenaga!"

Tian tersentum penuh malu-malu seperti gadis polos tanpa dosa.

Uueekk!!! Padahal yang nulis aku sendiri tapi kok gedek ya?!
Maaf ya teman-teman😄

"Ambilkan aku ayam bakar!"

"Biar aku ambilkan Bai!"

"Kau tidak mendengar aku memerintah siapa?"

"Kau!" sambil menunjuk Biu!
"Cepat ambilkan aku ayam bakar!"

Biu hanya diam menatap Baiben.

"Apa kau tuli?"

"Eehh, ysayang, kau memintaku?"

"Tentu saja, memang siapa lagi!"

"Baiklah sayang, ini aku ambilkan!"

Semua orang makan dengan tenang di meja makan tanpa berani berkomentar.

Tian mendengus kesal sambil menatap Ibu Baiben, memanyunkan bibirnya seperti meminta belas kasih, namun Ibu dan adik-adik Baiben menundukkan kepalanya seraya mencari perlindungan masing-masing.


Sekali lagi kutemukan pemandangan yang indah!
Kalau aku berada di sekitar mereka setiap hari, aku pasti selalu merasa bahagia!
Hahaha.
Manisnya.
Pem berpikiran senang di dalam hatinya.

Maaf ya Tian, aku bukannya mengambil kesempatan dalam kesempitan!
Kau dengar sendiri bukan, bahwa dia yang memintaku?!
Kalau aku tidak menurutinya, aku yang akan mati!

Young Master and His SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang