Waited Patiently

1.4K 147 3
                                    

Apa artinya menunggu jika hal tersebut sia-sia pada akhirnya!

"Wahh, segarnya setelah berendam dengan air hangat!"
"Apa aku boleh tidur di atas ranjang besar itu saat ini?"
"Tcks...! Aku lupa menanyakan itu tadi dengan paman Tang."

"Hmmm!"
"Ya sudah, lebih baik aku tidur di sofa saja malam ini!"
"Nanti jika dia pulang, melihat bahwa aku tengah tertidur di atas ranjangnya, bisa-bisa aku digulingkan menggunakan kakinya?!"
"Auwghhh...! Membayangkan saja aku kesal!"

Sambil menelisik keseluruh ruangan, Biu tengah mencari sesuatu.
"Apa tidak ada selimut tambahan di kamar ini ya?"
"Masak orang kaya hanya punya satu selimut sih, yang benar saja?!"

Biu terus menelisik satu persatu sudut kamar tersebut, namun tidak mendapat apa yang dia cari.

"Hahhh, jika aku tahu seperti ini, aku bawa saja tadi selimut sendiri dari rumah."
"Kamar macam apa ini?"
"Tcks...!"

Lelah mencari, Biu mendudukkan diri di sofa yang akan menjadi tempat tidurnya malam ini, namun tiba-tiba Biu dengan tidak sengaja mendorong dinding kamar dengan kepalanya yang sedang bersender akibat kelelahan mencari benda yang tidak kunjung ditemukannya.

Dinding dengan nuansa hitam tersebut bergerak, Biu mencoba mendorongnya sedikit dan ternyata diam-diam Baiben mempunyai ruangan tersembunyi di dalam kamarnya.

"Untuk apa coba dalam kamar ada ruangan tersembunyi?"
"Dasar orang kaya aneh!"
"Apa dia bermimpi hidup di dalam sebuah drama apa, ya?"

"Hemmm...! Jika tidak masuk, aku penasaran! Tapi jika masuk, akunya pasti mati nih! Bagaimana ya?"

"Aku tidak boleh menyia-nyiakan kesempatan! Aku akan masuk sebentar lalu keluar!"
"Mumpung dia tidak ada, ya kan?!"

Saat memasuki ambang pintu ruangan tersebut, Biu tetap saja meminta izin kepada pemiliknya walaupun dia tidak bersama saat ini.

"Maaf ya tuan Baiben, saya penasaran akan kamar Anda ini jadi, saya putuskan masuk ke dalam! Jangan marah ya, aku kan sudah meminta izinmu via telepati online nih...!" 'Hahaha...!"
"Hanya sebentar saja tuan Baiben, lalu aku akan pergi setelahnya!"

Saat memasuki ruangan tersebut, mata Biu benar-benar memancarkan sinar berbinarnya menatap ruangan tersebut. Bagaimana tidak, ruangan tersebut sangatlah luas dan elegant tampilannya.

"Sifat orang kaya memanglah complicated, sampai-sampai ruangan rahasianya saja sama besarnya dengan ruangannya di luar."
"Ckckck...!"

Sambil menelusuri ruangan tersebut, Biu terkejut tatkala menemukan banyak foto terpasang di dinding maupun di atas meja tertata dengan rapi dan tetap bersih.
Foto Baiben dengan seorang laki-laki berwajah putih, mata sipit dan sedikit tinggi dari postur tubuh Biu.

"Wajah laki-laki ini benar-benar tampan, apa dia kekasihnya ya?"

"Jika seseorang sampai memajang banyak foto tentang orang tersebut, pasti dia orang spesial!"
"Jika mempunyai seorang kekasih, mengapa memilih menikah denganku?"
"Nikahi saja kekasihmu di foto ini!"
"Cihhh...! Aku kan jadi tidak enak pada kekasihnya ini!"

Sambil menatap foto tersebut, di dalam ruangan ini banyak foto tentang Baiben dan lelaki misterius itu serta foto keluarga yang berdampingan.
Namun, di luar ruangan sama sekali tidak ada jejak foto apapun mengenai laki-laki tersebut, hanya ada foto keluarga besar saja.

"Apa perbedaanya kamar ini dengan yang ada di luar?"
Biu bernafas dengan gusar.

"Sudahlah! Aku harus keluar, lagipula barang yang kucari tidak ada di sini."
"Rasa penasaranku sudah hilang!"

Young Master and His SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang