Disciplining Servants

1.3K 166 7
                                    

Be gentle!
Every heart hides,
Many wounds
That never bleed!

Mentari menyinari semesta, mengikuti hati dan seiring pikiran yang telah tenang. Apakah ini pertanda jika hari kita akan baik-baik saja?

Biu membuka matanya, melihat sekeliling dan mendapati Baiben tengah bangun menuju kamar mandi.

Biu bergumam-gumam kecil dalam hatinya.

Lihatlah dia?
Berjalan tanpa dosa!
Apa hanya aku pihak yang selalu memikirkan kejadian yang telah terjadi kemarin?
Aku memang merasa telah dimanfaatkan!

POV BAIBEN AND BIU
Saat tengah tidur, Baiben memeluk Biu dengan sadar, namun Biu sudah terlalu lelah untuk bersuara.

Di tengah malam, Biu bangun dan mendapati Baiben telah memeluknya dengan erat.

"Sayang bangun!"
"Bangun!"
"Kau hampir membunuhku!"

"Ada apa?"
"Apa kau tidak tahu bahwa ini masih malam?"

"Lepaskan pelukanmu!"
"Aku kepanasan!"

"Kau mencari kesempatan ya?"
'Memanfaatkan kebaikanku padamu!"

"Apa?"

"Beraninya meninggikan suaramu di depanku!"

"Maaf sayang!"
"Bukan begitu maksudku."

Idih!
Kau terlalu percaya diri!
Yang ada kau yang mencari kesempatan memelukku, bodoh!
Kau yang memanfaatkanku!
Aku kesal padamu!

"Kalau begitu, aku tidur di sofa saja, agar kau nyaman tidur di ranjang sendirian!"

"Kau juga bisa tidur di sofa selamanya!"

Biu membeku dengan ancaman Baiben kepadanya!
Habis kata-katanya berdebat dengan Baiben!
Pada akhirnya, Biu tetap tidur di ranjang bersama Baiben melewati malam penuh kekesalan!

Kembali lagi pada pagi hari, pagi yang menyenangkan, namun menyedihkan jika mengingat ada seseorang yang mengusik pikiran Biu saat ini!

"Kau?!"
"Katakan pada pak Tang membawakan sarapan kita ke kamar!"
"Aku sedang malas untuk turun!"

"Baik sayang."

Baiben menuju kamar mandi dan Biu menuju meja makan mencari pama Tang. Saat di bawah, ternyata semua orang sudah terlebih dahulu berada di sana.

"Kenapa kau turun sendirian?"
"Di mana Baiben?"

"Dia sedang malas, dia ingin paman Tang membawa sarapan ke kamar saja!"
Biu menoleh pak Tang, kemudian mendapat anggukan mengerti.

"Apa?!"
Tian berteriak, kaget mendengar ucapan dari Biu.

Biu menoleh kepada Tian terlihat tertunduk sedih, memperlihatkan wajah sedihnya di hadapan Ibu mertuanya.

Kalau tidak percaya, tanyakan saja sendiri kepadanya!
Kalau kalian punya nyali sih?!

Tapi kau tampak menyedihkan Tian!
Aku heran, mengapa orang yang di tunggunya selama ini dibiarkan begitu saja?
Apa dia menjaga imagenya di depanku atau bagaimana sih?
Aku kan biasa saja!
Lebih senang jika mereka akrab kembali!

Young Master and His SummerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang