If They want to leave, let Them leave!
Di saat tidur di atas sofa membuat Baiben tidak merasa nyaman.
"Mataku benar-benar tidak mau tertutup. Haaah...Sudah kuduga ini akan terjadi. Sialan! Sialan!"
Baiben menggerutu pada dirinya sendiri.Baiben dalam posisi duduk segera beranjak dari tempatnya berbaring saat ini, menghampiri Biu dan merunduk mendekatinya.
"Lihatlah dia! Tidur seperti bayi tanpa dosa. Seharusnya aku yang tidur dengan nyaman sekarang di ranjang besarku ini, bukan sebaliknya malah aku yang ditendang!"
"Haaah...Untuk apa juga aku membawamu kembali jika ujung-ujungnya aku yang terbuang?"
Tkcs...!
"Seharusnya aku biarkan saja dirimu tidur di bawah sambil digerayangi oleh nyamuk."Baiben kesal namun tetap tersenyum sambil menunjuk-nunjuk pipi Biu dengan gemasnya.
Entahlah, apa arti senyumannya tersebut.Baiben berdiri dan kembali menidurkan badannya di sofa, mencoba mencari kenyamanan di dalam redupnya lampu kamar.
"Hahhh, penderitaan! Akunharap hanya malam ini saja!"
Ujar Baiben sebelum memejamkan matanya.Dengan sangat cepat, mentari telah mulai menampakkan dirinya beriringan dengan kicauan-kicauan burung yang saling bersahutan.
Biu mengejapkan matanya sambil mengumpulkan semua kesadarannya, menelisik setiap sudut atap kamar.
"Haaah...! Ehhh...! Tunggu dulu, aku di dalam kamar kah?"
Biu sambil mengingat-ingat kejadian semalam."Siapa yang membawaku kemari?"
"Jangan-jangan, aku tidur berjalan masuk ke kamar lalu mendepaknya dari ranjang?!"
Pikiran Biu mulai liar."Tidak! Tidak! Tidak mungkin!"
"Jika aku tidur di ranjang saat ini, maka dia pasti tidur di sofa!"Biu dengan perlahan bangun melirik sofa, memicingkan matanya dan terlihat memang Baiben tengah tidur di sana!
Biu beranjak mendekati Baiben yang sedang memejamkan matanya dengan satu tangan berada di atas dahinya.
"Wahhh, kurang ajar sekali dirimu Biu, membiarkan tuan rumah ini tidur dia atas sofa!"
Biu berbicara sambil mendekati Baiben.Bisa-bisanya kau tidur di ranjang Sang raja dan membiarkannya tidur di sofa begitu saja.
Apa dia kepanasan? Tidur tanpa selimut dan juga tanpa atasan. Hanya memakai celana panjang dan kaos kakinya.
Dengan full AC yang menyala semalaman.
Apa kulitnya tebal seperti badak?
Cihhh...maaf ya tuan muda, jika Anda hanya ingin pamer, saya tidak akan tertarik sama sekali!
Hehehe...!Ini untuk kesehatanmu! Aku tidak ingin kau sakit dan menuduhku nanti penyebabnya. Maka, ini kuselimuti dirimu agar mataku juga merasa nyaman!
Biu beranjak dari tempatnya setelah menyelimuti Baiben sambil menatap Baiben.
Cihhh...Badannya bagus sih, tapi sayangnya aku tidak tertarik...!
"Maaf tuan dan sekaligus terima kasih telah memberikan kesempatan menggunakan ranjang empukmu, suatu kehormatan bagiku. Jadi, lanjutkanlah tidurmu! Aku tidak akan mengganggumu lagi! Aku permisi pergi mandi duluan!"
Biu tersenyum lalu meninggalkan Baiben.Setelah kepergian Biu, Baiben mencoba membuka kedua matanya.
"Manis sekali!"
Sambil tertawa sendiri Baiben bergumam sendirinya.Dalam kamar mandi, Biu mengisi bathtub dengan air panas dan menuangkan sabun di dalamnya.
Merendamkan badan sambil tenggelam dalam pikirannya sendiri, merilekskan semua otot-otot saraf yang sempat menegang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Master and His Summer
RomanceBiu Jakapan adalah anak laki-laki penuh semangat, pekerja keras dan amat periang. Namun, kebahagiaannya terhitung singkat tatkala Ibunya meninggal dan Ayahnya menikah lagi yang dikaruniai anak perempuan dan anak laki-laki. Dan pada akhirnya Biu memp...