Malam semakin menunjukkan hawa dingin yang menusuk tulang. Baiben dan sekretaris Shin telah pulang!
Setelah di rasa Ibu telah kembali ke kamarnya, Baiben menghampiri Biu yang tengah tertidur di ruangan tengah taman bunga.
"Shin, apa persiapan bulan maduku besok sudah siap?"
"Berlibur maksud Anda, tuan?"
"Ya bisa dikatakan seperti itu, anggap saja ini simulasi sebelum bulan madu yang sesungguhnya datang!"
"Akan aku lakukan di negeri ini sebagai awal. Setelah itu, aku akan memikirkan bulan madu selanjutnya di luar negeri dengan bantuanmu!"Fyuhhh!
Menikah saja belum, apalagi Anda meminta saya mempersiapkan rencana bulan madu yang sesungguhnya!
Aku harus mencari referensi bacaan besok kalau begitu!"Anda benar tuan, anggap saja seperti itu. Saya akan berusaha!"
"Sekarang istirahatlah! Besok kita akan pergi pagi-pagi sekali!"
Ucap Baiben!"Baik tuan muda, selamat beristirahat!"
Sekretaris Shin meninggalkan Baiben di tempat tersebut. Kemudian Baiben, menghampiri Biu dengan suara langkah kaki yang sangat hati-hati!
"Hei! Kau tidur?"
Baiben sambil memegang bahu Biu duduk di samping ranjang!"Hei bangun!"
Tcks!
"Biu bangun!"Biu bangun langsung menatap Baiben dengan sorot mata yang tajam. Kesal, marah, sedih, senang menjadi satu!
Di dalam ruangan yang hanya ditemani dengan lampu pijar yang memberi cahaya temaram mereka saling menatap dalam!
Dengan tak segan Biu memeluk Baiben dengan erat. Mencium bau yang mungkin dua hari ini dia rindukan!
Duduk dalam pangkuan Baiben dengan kasar!Uwaaa, uwaaa!
"Kau meninggalkanku tanpa kabar, tidak datang dan membiarkanku sendirian!"
Uwaaa...!
Biu menangis semaunya!Baiben hanya diam, memeluk Biu dengan erat sambil mengelus kepalanya!
Biu hanya menangis sejadi-jadinya, tanpa memikirkan akibatnya! Sambil memukul punggung Baiben dengan terisak."Sayang tenanglah! Tulangku bisa remuk jika kau pukul seperti ini!"
Baiben mencoba menenangkan amukan Biu yang dia rasa sedikit meluap. Namun, Biu tetap saja tidak mendengarnya!"Sayang, tenanglah! Aku sudah ada di sini bersamamu!"
Ehhh tunggu dulu, sayang?
Sayang?
Ehhh, jadi aku tidak sedang mengkhayal?
Apa aku berani membuka mata?Saat Biu memberanikan membuka matanya, tiba-tiba dia melihat sosok Baiben yang sudah memangkunya saat ini.
Namun, ketakutannya berubah menjadi biasa saja seakan memberi tanda untuk Biu bersikap dingin!"Ehhh, ingat juga ya kau pulang?!"
"Tentu saja, apa kau sudah puas memukulku dengan keras?"
"Sudah!"
"Sekalian saja jangan pulang!"
Biarlah dia marah, aku kan tidak sengaja memukulnya!
Lagipula, salahnya datang terlambat!"Kenapa kau marah? Yang seharusnya marah itu aku!"
Ucap Baiben!"Lalu?"
"Kau berani memarahiku, mmm?!"
"Ti...tidak, aku hanya tidak sengaja memukulmu!"
"A...aku hanya mencoba memberanikan diri!"Biu ingin menjauh dari Baiben namun ditariknya tangan Biu lebih mendekat!
"Sss...!"
"Jika kau berani memberanikan diri memarahiku, lantas mengapa tidak mencoba memberanikan diri mencintaiku juga, mmm?!"Biu hanya diam menatap Baiben.
Apa dia gila?
Memang aku pantas mencintainya?
Aku rasa dia sedang kacau hari ini!
KAMU SEDANG MEMBACA
Young Master and His Summer
RomanceBiu Jakapan adalah anak laki-laki penuh semangat, pekerja keras dan amat periang. Namun, kebahagiaannya terhitung singkat tatkala Ibunya meninggal dan Ayahnya menikah lagi yang dikaruniai anak perempuan dan anak laki-laki. Dan pada akhirnya Biu memp...