Chapter 9

19K 1.2K 0
                                    

"Ehhh kenapa gue jadi ngelantur gini sih ngomongnya? Ah udah ah bodoamat" Ucap Ali, lalu masuk ke dalam rumahnya.

Di perjalanan Prilly pun kambuh, dan langsung mengerem mendadak, dan untungnya jalanan sedang sepi kalau tidak bisa tabrakkan beruntun.

Nnnnggggiiiitttttttt

"Arghhhhhhh" Desah Prilly sambil memegang kepalanya.

Dan dengan cepat dia membuka tas sekolahnya, dan mengambil obatnya, dan langung di minum, lama-kelamaan kepala Prilly pun tak merasakan nyeri lagi.

Dan langsung melajukan mobilnya lagi.

* * *

Ali pun hendak menaiki tangga untuk menuju kamarnya.

"Ali tunggu!" Ucap Kaia tanpa menatap Ali, melainkan melihat TV yang sedang menyala.

Langkah Ali pun terhenti.

"Ada apa ?" Tanya Ali.

"Lo jangan pernah mainin hati Prilly, atau endingnya lo bakal nyesel" Ucap Kaia tanpa melihat Ali melainkan mengganti-ganti chanel tv.

"Apaan sih lo ka gak jelas" Ucap Ali terkekeh.

"Gue ingetin sekali lagi sama lo, jangan pernah lo mainin hati Prilly atau lo akan berurusan sama gue!" Ucap Kaia dan langsung pergi dari ruang TV.

Ali pun hanya menaikan sebelah alisnya dan langsung melanjutkan jalan kekamarnya.

-SKIP DIKAMAR-

'Tapi kenapa Kaia mengisyaratkan sesuatu ya? Kaya ada rahasia diantara mereka, ah bodolah gue gak perduli' Batin Ali dan langsung tidur.

* * * *

"Bie dari mana aja?" Tanya Kevin.

"Dari rumah Ali ka" Ucap Prilly tersenyum.

"Oh yaudah, kita berangkat sekarang?" Tanya Kevin pada Prilly.

"Iya, yuk" Ucap Prilly.

Kevin dan Prilly pun pergi menuju rumah sakit.

-skip-

"Gimana dokter?" Tanya Prilly

Dokter itu pun menghela nafasnya.

"Prilly kamu banyak-banyak tabah ya" ucap dokter itu.

"Maksud dokter?" Tanya Prilly bingung.

"penyakit yang ada didalam tubuh mu semakin ganas, dan untuk kesembuhan sangat kecil sekali hanya sekitar 20%" Jelas dokter itu.

"Apa?!!!!" Teriak Kevin.

"Apa gak ada jalan lain dok?" Tanya Kevin.

"Ada, dengan operasi tapi operasi itu hanya meringankan saja tidak untuk menyembuhkan karna penyakit itu sudah menjalar di dalam tubuh Prilly dan harus kalian ketahui ada dampak negatifnya dari operasi tersebut yaitu dia akan tidak bicara,tidak bisa jalan,sering pingsan,dan dia akan lumpuh permanent, karna penyakit ini sudah semakin parah dan ganas, apalagi Prilly mempunyai 2 penyakit yang sama-sama berbahaya" Ucap dokter.

Prilly pun meneteskan air matanya, Kevin yang melihatnya pun langsung memeluk Prilly.

"Kamu yang sabar Bie" Ucap Kevin sambil mengelus-ngelus kepala Prilly, sedangkan Kevin yang dari tadi menahan air matanya pun ikut tumpah.

Prilly pun menghapus air matanya dan tersenyum kepada Kevin.

"Sudahlah ka gak usah nangis,ini udah takdir buat Bie, yaudah yuk pulang" Ajak Prilly.

"Dokter kita pulang ya, makasih dok" Ucap Prilly tersenyum lalu menarik Kevin ke luar gedung rumah sakit.

'Anak itu memang hebat, dia masih bisa tegar setelah tau kondisinya' Batin dokter itu tersenyum miris.

* * * *

"Ka, boleh minta satu hal gak?" Tanya Prilly pada kevin yang sedang menyetir.

"Anything bie" Ucap Kevin menatap Prilly dan fokus lagi pada jalanan.

"Jangan bilang ya ke siapapun tentang penyakit komplikasi ini" Ucap Prilly.

"I can't promise" Ucap Kevin.

"You must can or I'm angry with you, and I don't want to talk with you again" Ancam Prilly.

Kevin pun menghela nafasnya.

"Okay" Ucap Kevin.

Prilly pun tersenyum.

"Oh iya besok bie mau kerumah Ali lagi mau bantuin nyokapnya masak untuk acara arisan,bolehkan?" Tanya Prilly.

"Gak!" Ucap Kevin tanpa melirik Prilly.

"Tapikan--"

"Pokoknya gak boleh! Ngerti gak sih?!!!" Bentak Kevin.

"Kakak bentak Bie?" Tanya Prilly sambil meneteskan air matanya.

Kevin pun mengusap mukanya gusar.

"Maafin kakak bie" Ucap Kevin.

"Berenti!!!" Ucap Prilly.

"Loh kan blm nyampe bie" Ucap Kevin.

"Bie bilang berenti!!!!" Ucap Prilly.

Kevin pun memberhentikan mobilnya dan langsung di sentralock mobilnya.

"Buka!!!" Bentak Prilly.

Kevin pun langsung memeluk Prilly.

"Lepas!!!" Ucap Prilly ngebrontak.

"Gak bie, maafin ka Kevin ya, ka Kevin kebawa emosi" Ucap Kevin mengeratkan pelukannya.

Prilly pun pingsan di dekapan Kevin.

"Bie?" Panggil Kevin.

"Bie?" Panggil Kevin lagi.

Kevin pun langsun melepaskan pelukannya.

"Bie bangun Bie..." Ucap Kevin. Tetapi tak mendapat respon dari Prilly, Kevin pun langsung membawa Prilly masuk kedalam rumahnya.

Je T'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang