Chapter 25

21.3K 1.3K 12
                                    

"Sayang, kenapa kamu tidur lagi sih? Kamu emg gak kangen sama aku? Kamu emg gak capek tidur terus? Aku aja yang liatnya capek" Ucap Ali.

"Kamu tau gak? Aku disini nunggu kamu, kamu bangun ya sayang, kita jalan-jalan lagi keliling dunia aku siap nemenin kamu, kemana pun kamu pergi" Ucap Ali lagi. Prilly pun kembali membuka matanya, tetapi Ali masih tak menyadarinya karna dia nunduk meneteskan air matanya.

"A...Ali" Panggil Prilly pelan. Tetapi didengar oleh Ali. Ali pun langsung menoleh ke arah Prilly.

"Prilly, sayang! Kamu bangun? Apa cuma halusinasi?!" Ucap Ali, lalu mengucek-ngucek matanya, dan menoleh kearah Prilly namun Sama hal nya kaya tadi Prilly membuka matanya.

"Ini beneran! Ali pun langsung memencet tombol yang berada di samping ranjang Prilly untuk memanggil perawat & dokter.

* * * * * *

Kaia yang sedang mengecek pasiennya pun langsung keluar dari kamar Pasien.

"Dok, panggilan dari kamar Sakura 01 VVIP" Ucap suster itu.

"Oke, suster duluan aja, saya akan segera kesana" Ucap Kaia, suster itu pun mengangguk lalu pergi.

'Wait! Sakura 01 VVIP? Itu bukannya kamar Prilly? Apalagi sih sama tuh anak! Pasti dia halusinasi lagi!!! Awas lo Ali!!! Sampe ngebohongin gue lagi gue tendang lo ke baghdad!' Batin Kaia dan langsung menuju kamar Prilly.

"Dok, pasien yang bernama Prilly Latuconsina sudah sadar dok" Ucap Suster itu. Kaia pun terlojak kaget.

"Hah? Serius sus?" Ucap Kaia dan langsung masuk ke ruangan Prilly yang sudah dikumpuli oleh Ali,Kevin, dan yg lain.

"Prilly sadar kakkk Prilly sadar!!!" Ucap Ali girang. Kaia pun memeriksa Prilly.

"Prill? Lo sadar?" Ucap Kaia, sedangkan Prilly hanya menatap lurus ke satu arah dengan wajah datarnya.

"Prill lo denger gue?" Ucap Kaia. Prilly pun kembali memejamkan matanya.

"Loh Kai? Kok Prilly tidur lagi?" Ucap Kevin. Kaia pun menghela nafasnya.

"Ini hanya efek saja, memang begini, tapi ada kemajuan Prilly telah melewati masa Kritisnya tapi sekarang dia sesang koma" Ucap Kaia. Semua pun kembali bersedih.

"Ruangan ini harus benar-benar steril, jadi sebaiknya kalian pulang dulu, besok baru boleh masuk lagi." Ucap Kaia.

"Tapi Kai---" Ucap Ali terpotong.

"Please Li, ini demi kenyamanan dan kesehatan Prilly! Lagian juga besok kalian besok harus sekolah, jadi kalian pulang aja dan buat lo Li! Lo pulang sama gue dan jangan ngebantah!" Ucap Kaia. Semua pun pulang, termasuk Ali yang mukanya di tekuk, Kaia yang menyetir pun merasa risih melihat muka Ali.

"Heh, udah kali itu muka gak usah di tekuk begitu, udah jelek makin jelek lu" Ucap Kaia. Ali pun hanya diam memperhatikan jendela. Kaia pun merasa bersalah pada Ali.

"Lo tenang aja Li, semua akan baik-baik aja" Ucap Kaia.

"Gue takut Kai, gue takut Prilly ninggalin gue, gue cinta bgt sama dia" Ucap Ali. Kaia pun menghela nafasnya.

"Penyesalan itu emg selalu dibagian akhir Li, gue udah beberapa kali ngingetin lo buat gk nyakitin Prilly, tapi lo malah gak mengindahkan ucapan gue" Ucap Kaia.

"Ya, gue akui memang gue salah, salah besar! Gue emg gak pantes buat Prilly!" Ucap Ali sambil meneteskan air matanya lagi.

"Prilly itu gak nuntut banyak sama lo, dia hanya mau lo tulus cinta sama dia bukan karna kasian, itulah alasan Prilly nyembunyiin penyakitnya dari elo" Ucap Kaia.

Ali pun hanya terdiam.

Sesampainya dirumah Ali pun langsung turun dari mobil Kaia dan langsung berlari kearah kamarnya, Resi yang memanggil Ali pun tak di gubrisnya.

Udah panjangkan ? Hahahahaha;3

Je T'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang