chapter 43

15.4K 971 19
                                    

Sudah sejam berlalu Prilly menunggu Ali sadar,tetapi Ali enggan juga membuka matanya, Kaia dan Resi pun duduk di sofa,tidak dengan Prilly yang tetap stay di samping Ali.

"Prill, mending lo istirahat aja lo udah terlalu lama disitu" Ucap Kaia.

"Gak Kai gue gapapa kok" Ucap Prilly.

Seorang suster pun masuk.

"Dok, sudah saatnya mathew di Kemoterapi" Ucap suster itu.

Prilly pun tersadar bahwa dia telah berjanji untuk mengkemoterapi Mathew, bagaimana dia bisa lupa? Pasti karna dia terlalu khawatir dengan Ali.

"Okay, 5 menit lagi saya kesana" Ucap Prilly.

"Baik, saya permisi dok" Ucap Suster lalu pergi.

"Tante,Kaia,aku pergi dulu sebentar" Ucap Prilly.

"Iya Prill" Ucap Resi.

Prilly pun pergi, tak lama Prilly pergi Ali pun membuka matanya.

"Aliii, kamu sadar nakkk?" Ucap Resi, lalu menghampiri Ali,begitupun Kaia.

Ali pun membuka selang oksigennya.

"I..ni dimana?" Tanya Ali yang masih lemah.

"Lo di rumah sakit Ali, lo kecelakaan" Ucap Kaia.

"Ali, gue udah berulang kali ngingetin elo untuk gak ngetrek serta mabuk-mabukkan lagi,apalagi elo mabuk sambil ngetrek! kenapa lo masih batu sih? Gue tau lo orang berpendidikan jadi Lo jangan seperti orang bodoh yang nyia-nyiain nyawa lo sendiri!" Ucap Kaia.

"Sudahlah Kai, bukan saatnya kamu marah, yang terpenting adalah Ali sudah sadar" Ucap Resi.

Ali pun langsung mencopot infusnya lalu beranjak pergi dari kamarnya,tetapi di tahan oleh Kaia dan Resi.

"Ali mau kemana kamu" Ucap Resi

"Ali gamau disini ma,Ali mau pergi!" Ucap Ali berontak.

Kaia pun tak tahan dengan kelakuan Ali, langsung menamparnya *Wawww sadisss*

"Lo bisa gak sih jadi orang gausah nyusahin? Lo itu udah bikin nyokap dan gue susah karna kelakuan lo yang kaya iblis itu, elo itu cowok! Seharusnya elo itu tanggung jawab bukan kaya orang bodoh begini!" Ucap Kaia.

"Ali denger ya, kalo lo masih nganggep gue sebagai kakak dan nganggep mama sebagai nyokap lo, lo tetap stay disini!" Ucap Kaia. Ali pun tertunduk lalu duduk di ranjangnya.

************

Prilly pun sedang mengkemoterapi Mathew.

Mathew pun sedikit menangis karena kemo itu luar biasa sangat sakit.

"Mommm,sakitttt hiks...hiks..hiks" Ucap Mathew. Prilly pun memeluk Mathew.

Kemoterapi pun selesai, Mathew yang dari tadi menangis pun terlelap.

Prilly pun menghampiri Mathew,lalu mengelus-ngelus rambut Mathew.

"Kasian kamu sayang, di umur kamu yang segini kamu sudah terkena penyakit ganas seperti ini, ditambah lagi orang tua mu meninggalkanmu begitu saja" Ucap Prilly.

Seorang suster pun menghampiri Prilly.

"Dok pasien di kamar 026 atas nama Aliando Syarief sudah sadar" Ucap suster itu.

"Serius sus?" Ucap Prilly.

"Iya dok, saya serius" Ucap suster itu.

"Baik 5 menit lagi saya akan kesana" Ucap Prilly,lalu menuju ruangannya untuk mengganti jas khusus kemoterapi dengan jas dokter biasa.

**********

"Permisi, loh tuan Aliando kok infusannya di cabut?" Tanya seorang suster.

"Saya gak mau pake infusan sial itu lagi" Ucap Ali.

"Tapi infus itu harus tetap dipasang tuan Ali" Ucap suster.

"Saya gak mau suster!" Ucap Ali dengan nada tinggi,suster itu pun menunduk.

"Ali!!!" Tegur Resi

Ali pun langsung menuju jendela untuk melihat pemandangan diluar.

"Baiklah, dokter akan segera kesini" Ucap suster itu.

Tak lama kemudian pintu pun terbuka, lalu terlihatlah seorang dokter cantik serta dua suster dibelakangnya.

Je T'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang