Part 64

3.7K 224 31
                                    

Ali pun melihat Prilly (Echa) di dekat sungai sambil menggendong Aprillea.

"Selamat tinggal Aprillea." Ucap Prilly (Echa).

Ali pun melotot.

"Echa!!!" Ucap Ali sambil teriak.

Lalu Prilly (Echa) pun menoleh ke Ali.

"Kamu jangan deket kesini! Atau Aprillea aku ceburin!" Ucap Prilly (Echa).

"Apa mau kamu hah?!" Ucap Ali dengan nada tinggi.

Lalu Prilly (Echa) pun tertawa.

"Aku mau kita hidup bersama lagi Ali, tanpa penghalang termasuk Aprillea! Dia hanya penghalang hubungan kita! Dia harus mati!" Ucap Prilly (Echa).

"Itu gak akan pernah terjadi! Kamu harus balik ke tempat mu! Dan tempatmu bukan disini!" Ucap Ali sambil menghampiri Prilly (Echa) perlahan.

"Gak! Aku gak mau! Jangan deket deket!" Ucap Prilly (Echa) sambil berjalan mundur.

"Kamu harus pergi Echa!" Ucap Ali semakin menghampiri Prilly (Echa).

"Gakkk! Ali aku bilang jangan mendekat!" Ucap Prilly (Echa) sambil berjalan mundur.

Lalu Prilly (Echa) pun jatuh.

"Ahhhhhh!" Ucap Prilly (Echa) lalu kepalanya pun terbentur batu.

Mata Ali pun melotot. Lalu dengan cepat dia pun langsung menghampiri Aprillea dan Prilly.

Lalu Ali pun menggendong Aprillea, dan melihat keadaan Aprillea dan ternyata Aprillea baik baik saja, lalu melihat kondisi Prilly. Matanya pun melotot karena darah yang sudah mengalir keluar yang cukup banyak.

"Prilly sayang! Kamu harus bertahan!" Ucap Ali.

Lalu dia pun menggendong Prilly menuju rumah sakit.

Skip.

Saat sampai rumah sakit Prilly pun dibawa ke ruangan ICU.

Ali pun menunggu dengan hati yang was was.

"Ali bagaimana bisa seperti ini?" Tanya Resi yang baru datang.

"Prilly kepleset ma." Ucap Ali.

"Yaampun! Terus gimana keadaannya?" Tanya Resi.

"Gatau ma, masih di ruang ICU." Ucap Ali menangis.

Lalu Resi pun memeluk Ali.

"Kaia sebaiknya kamu gendong Aprillea." Ucap Resi.

Kaia pun mengangguk lalu mengambil Aprillea dari Ali.

Ali pun menangis sejadi jadinya di pelukan Resi.

Lalu kedua orang tua Prilly, Kevin dan yang lainnya pun datang.

"Ali bagaimana keadaan Prilly?" Tanya Ully.

"Prilly masih di tangani dokter Ly." Ucap Resi.

"Yaallah anakku." Ucap Ully.

"Gimana jadi seperti ini Li?" Tanya Kevin.

"Dia kepleset di sungai Kev." Ucap Ali.

"Gimana bisa? Ngapain malem malem di sungai?!" Ucap Kevin.

Ali pun menceritakan semuanya.

"Jadi jiwa Prilly dimasukin sama Echa?" Tanya Kaia.

"Iya Kai." Ucap Ali.

"Lo sih masih berhubungan dengan dia! Dia itu wanita jahanam Li udah meninggal aja masih nyiksa!" Ucap Kaia.

"Stop Kai. Jangan bikin suasana menjadi keruh." Ucap Resi.

"Ma, Aprillea hampir mati gara gara Echa! Dia itu pantesnya di api neraka yang paling panas!" Ucap Kaia.

"Kaia stop! Mama ngerti kamu marah, tapi ini bukan saat yang tepat!" Ucap Resi.

Kaia pun diam.

Lalu dokter pun keluar.

Semua pun menghampiri dokter.

"Bagaimana keadaan istri saya dokter?" Tanya Ali.

"Kondisinya masih kritis. Kecil harapannya untuk bisa hidup kembali karna sudah banyak penyakit yang menggrogoti tubuhnya." Ucap dokter itu.

Membuat semuanya semakin menangis.

"Dokter tolong lakuin apapun asal anak saya selamat!" Ucap Ully.

"Kami akan berusaha. Tapi itu semua ditentukan oleh yang diatas. Lebih baik banyak berdoa." Ucap Dokter itu.

"Dan untuk sementara ruangan pasien harus steril dan tidak ada yang boleh masuk dulu,Saya permisi." Ucap Dokter itu lalu pergi.

Ali pun langsung kearah jendela melihat Prilly yang tergeletak lemah dengan alat alat.

"Lagi lagi kamu begini Prill. Ini memang semuanya salahku sayang seharusnya aku yang disana bukan kamu." Ucap Ali sambil meneteskan air matanya.

Sad ending or Happy ending?

Je T'aimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang