Nayya terbangun dari tidurnya dan ia tak menemukan suaminya di sebelahnya.ia melihat jam yg menunjukan pukul satu lewat tiga puluh dini hari.Nayya menuruni ranjang dan mendekati kamar mandi,ia mendengar suara air.mungkin Azzam sedang mengambil wudhu,pikirnya.
Clek...
"Abang mau shalat?"tanyanya.yg langsung diangguki oleh lelaki itu.
"Tungguin Nayya ya,Nayya jga mau ikut shalat tahajud."ujarnya yg langsung masuk kedalam kamar mandi.
Azzam tersenyum mendengarnya jarang jarang Nayya mau ikutan shalat malam,biasanyanya kalo bangun ya tidur lg.
Azzam sudah sering mengajak istrinya untuk shalat malam berjamaah tiap hari nmun wanita itu selalu saja beralasan.bukannya ia tidak tegas hanya saja ia tak mau memaksakan kehendaknya dan membuat Nayya tertekan atau terpaksa untuk melakukannya.
Selesai mengambil wudhu ia langsung mengambil mukena beserta sajadahnya.
Selesai semuanya beres Azzam mengambil alquran.ia memang biasa membaca alqur'an setelah shalat.
Nayya jga mengambil alqur'an dan ikut mengaji bareng suaminya.
"Coba baca saya mau dengar."ujarnya.Nayya mengangguk dan mulai membacanya.
"shodakallahulazim."ujarnya diakhir setelah membacanya.
"Banyak banyak belajar lg ya,atau minimal benerin dulu al-fatihah nya."pesan Azzam.
"Emng masih salah ya bacanya,perasaan udah bner deh?dan knpa yg utama itu harus bener al-fatihah nya?"
"ada beberapa yg masih salah,apalagi pas baca al-fatihah ayat terakhir.huruf dhod dan dhal itu beda cara pembacaanya."jelasnya.
"Dan soal kenapa harus benar cara pembacaan Al-fatihahnya?itu karena jika kita masih salah membaca Al-fatihahnya kemungkinan shalat kita gak akan diterima."lanjutnya.
"Lho ko gitu,cape cape dong shalat kalo gak keterima."protesnya.
"Astagfirullah,Nayy mengerjakan ibadah itu gak boleh cape atau semata semata ingin menggapai surga.itu sama aja kmu gak ikhlas mengerjakannya.
Dan gak keterimanya shalat bukan hanya karena salah bacaannya tapi jika kita salah gerakan atau cara berwudhu itu juga bisa menjadi faktor gak keterimanya shalat kita.untuk sebab itu kita harus tetap belajar dan gak boleh menyombongkan kelebihannya yg kita miliki."ujarnya.
"Nayya baru tau,eum yaudah kalo gitu nanti Nayya belajar abang.jagan bosen bosen ngajarin Nayy ya."ujarnya.
Lelaki itu mengangguk sebagai jawabannya.
__
pagi pagi Nayya sudah di dapur memasak makanan yg ia bisa.walaupun masih agak amatir dalam memasak tapi ia tetap berusaha menbuat makanan yg layak dimakan ya walaupun kadang masih suka keasinan si.
"sibuk bner anak bunda."ujar alya yg baru datang ke dapur.biasanya Nayya jam segini masih ada dikamar kalo nginep.
"Iya dong."balasnya dengan bangga.
Alya mulai mengambil bahan makanan yg masih ada dan mula membuat makanan.
"Bibi mana?"tanyanya.
"ke pasar bunda,soalnya bahan makanan buat sore udah gada."jawabnya.
Selesai memasak kedua wanita itu langsung menatanya di meja makan kemudian memanggil fazar dan Azzam yg ada diteras untuk sarapan.
"Bang pulang yu."ajak Nayya saat keduanya berada di taman belakang rumah.
"gak mau sore aja,mumpung hari libur."usul Azzam.langsung saja Nayya menggelengkan kepalanya.
"Nayya bosen tau disini terus,kangen rumah jga.pulang aja yu."Azzam mengangguk mengiyakan.
Wanita itu tersenyum dan langsung pergi ke kamarnya untuk membereskan barang barang yg akan Ia bawa pulang.
Selesai dengan semuanya Nayya menuruni tangga.dilihatnya disana udah ada ayah bundanya beserta suaminya.
"bneran mau pulang?gak mau nginep lg aja."ujar Alya.
"iya bunda,lain kali aja nginepnya.
"Yaudah kalo gitu hati hati ya,kalo udah sampai rumah jgn lupa ngabarin."pesannya yg langsung diangguki oleh Nayya.
"Kita pamit ya bun,yah."ujar Azzam seraya mencium punggung tangan mertuaya itu di susul oleh Nayya.
"Assalamualaikum."
"Waalaikumsalam."
Selama di perjalanan Nayya terus saja berbicara tentang dirinya seminggu terakhir tanpa Azzam.termasuk soal milka yg sempat galau karena di tolak rendi.
tapi lama lama Nayya kesal sendiri mendengar Respon Azzam yg terlihat tak tertarik dengan apa yg ia bicarakan.
"Abang ko diem aja si,daritadi Nayya cerita lho ini."kesalnya.
"Ya terus saya harus kayak gimna.lagian saya lg nyetir Nayy."
"ya makanya nyari supir lg aja biar kalo Nayya ngomong itu di dengerin."ujarnya.supir yg lama emng mengundurkan diri karena mau fokus mengurus ladangnya di kampung dan Azzam belum mencari penggantinya.
" untuk sekarang saya masih bisa nyetir sendiri, nanti kalo emng udah waktunya pasti saya mencari supir lg."balasnya.sekarang ini ia memang lebih nyaman nyetir sendiri.sebelumnya jga ia memakai supir hanya sebatas membantu orang yg sedang mencari pekerjaan untuk menghidupi keluarganya.
"terserah lah."balasnya.
Sebelum pulang keduanya mampir terlebih dahulu ke supermarket untuk membeli bahan makanan jga kebutuhan lainnya yg sudah habis.
"Nanti malem mau makan apa?"tanya Nayya.
"Terserah kmu aja."balasnya.ia tak mau meminta makanan apa yg ia ingin makan karena takutnya Nayya belum bisa membuatnya.
"Selalu saja begitu."gerutu Nayya yg masih bisa didengar oleh suaminya itu.
"Ngomong ke mau makan apa nanti Nayya usahain buatnya."ujarnya. Ia hanya ingin memasak apa yg ingin suaminya suka karena selama ini Azzam selalu saja memakan maka yg ia buat tanpa terkecuali,mungku karena ingin menghargai usahanya.tapi ia tidak tau makanan apa yg sebenernya Azzam sukai.
"saya lg pengen makan udang saus padang."jawabnya pada akhirnya.
"Tapi kalo gak bisa jga gpp,saya gak maksa.apapun makanan yg kmu buat nanti pasti saya makan ko."lanjutnya.
Happy reading
Assalamualaikum
Ada yg nungguin cerita ini gak si,nanya lho author?
Maaf pendek karena lg mumet.tapi insyaallah part selanjutnya bisa panjang nulisnya.
See you next part
Jgan lupa vote and komennya
Bogor,24-10-2022
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayyara
General FictionNayyara khanza Azzahra tak pernah membayangkan jika dirinya bakal menikah dengan lelaki pilihan ayahnya yg sama sekali tak ia kenal sebelumnya. dia adalah muhamad Azzam Rizqan,lelaki pilihan ayahnya yg nyaris sempurna. sifat kedua yg bertolak belaka...