"Nayy."
Nayya berjalan mendekati lelaki yg masih terpasang impus itu lalu memeluknya.
Azzam bangun dari komanya bersamaan dengan Nayya yg pergi dari ruangan ini tadi.
Dan ia memaksakan bangun dari bankar karena ingin ke kamar mandi,dan saat ia ingin kembali ke bankar Diwaktu yg bersamaan Nayya memasuki ruangan."Abang udah bangun hikss.."tangis pecah karena hal yg ia tunggu tunggu akhirnya terjadi.
Nayya melepaskan pelukannya dan menatap suaminya dengan tangis bahagia.
"Jgan nangis,saya gak suka itu."ujarnya seraya menghapus air mata istrinya.
"Salahin aja matanya kenapa ngeluarin air matanya hiks.."
"Ngadi ngadi kmu."kekehnya.Nayya tersenyum dan menghapus air matanya sendiri.lalu ia membantu Azzam agar berbaring lg karena lelaki itu terlihat sangat lemas.
__
"Knpa liatin saya terus?"tanyanya yg merasa risih karena sejak tadi pandangan istrinya hanya padanya.
"Nayya masih gak nyangka kalo abang udah bangun.kemarin kemarin Nayya takut bgt kalo abang gak bakal bangun lg dan pergi ninggalin Nayya sendiri."ujarnya seraya menggenggam tangan suaminya itu.
"Maafin Nayya karena sempat gak percaya sama abang,bahkan Nayya sempat berkata kurang pantas sama abang."
"Saya udah maafin kmu sebelum kmu minta maaf.jadikan hal kemarin sebagai pelajaran untuk kedepanya."ujarnya.
"Tap_"
"Saya lapar,bisa suapi saya makan?"tanyanya untuk mengalihkan pembicaraan yg tadi.
Nayya menggangguk dan mengambil makanan yg tadi diantar suster, kemudian ia mulai menyuapinya.
"manja bgt si suaminya Nayya ini."ujarnya.biasanya Azzam harus dipaksa dulu baru mau disuapi tapi sekarang lelaki itu memintanya sendiri.
sekesai menyuapinya ia langsung memberi lelaki itu minum."
OOOsore tadiAzzam pulang dari Rumah sakit itu.sebenernya keadaan belum sepenuhnya pulih hanya saja lelaki itu lebih memilih pulang dan dirawat istrinya ketimbang harus lama lama di rumah sakit yg penuh dengan bau obat obatan.
saat magrib tadi Azzam berniat shalat dimesjid tapi Nayya melarang nya dan memintanya agar shalat dirumah untuk kali saja.bukan nya apa apa ia hanya tidak mau terjadi apapun pada suaminya itu mengingat kondisinya yg belum sepenuhnya stabil.
"Nayy."
"hm."
"saya koma berapa lama?"tanyanya.
"tiga bulan."balasnya.lelaki itu terdiam,ternyata selama itu ia tertidur.
"dan selama tiga bulan itu Nayya hudup dengan rasa penyesalan.Nayya bner bner gak bisa ngebayangin kalo abang yg pergi duluan,karena Nayya bukan orang yg mudah ikhlas gitu aja.seandainya diantara kita memang harus pergi duluan, Nayya berharap orang itu Nayya bukan bang Azzam."Ujarnya seraya terus mengusap ngusap punggung tangan suaminya itu.
"Saya lebih ingin kita hidup bersama dan mati pun bersama.karena jujur saya jga gak bisa tanpa kmu Nayy.kmu adalah separuh hidup saya."ujarnya.
"Saat kmu memilih meninggalkan rumah,menjauhi saya bahkan meminta untuk berpisah. Dunia saya seketika runtuh.saya ngerasa gagal dalam semua hal."
"Bukan abang yg gagal tapi Nayya.Nayya gagal jadi istri yg baik buat abang."
Hening.
"Nayy saya memang mencintai kmu tapi saya jga gak bisa memaksakan kehendak saya.jika kmu berniat mencari lelaki yg bisa dikatakan sempurna saya mengizinnya."Nayya menggelengkan kepalanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nayyara
General FictionNayyara khanza Azzahra tak pernah membayangkan jika dirinya bakal menikah dengan lelaki pilihan ayahnya yg sama sekali tak ia kenal sebelumnya. dia adalah muhamad Azzam Rizqan,lelaki pilihan ayahnya yg nyaris sempurna. sifat kedua yg bertolak belaka...