*Chapter 35*

1.6K 169 6
                                    

Adryan dan Thaka baru pulang kerja, mereka memarkirkan mobil di sebelah mobil Shino. Adryan mengernyit saat melihat kaca jendela tengah mobil Shino terbuka setengah. Netranya menelusuri ke dalam mobil dan mendapati putra tengahnya itu masih berada disana, sedang tertidur pulas dengan posisi berbaring miring di kursi mobil. Adryan lantas membuka pintu mobil itu, lalu membangunkan putranya.

"Kamu kenapa tidur disini? Mau masuk angin?" Adryan langsung bertanya saat Shino sudah terbangun dan sedang mengumpulkan nyawa.

"Lah, bocah nya ngilang?!" Shino kaget, mengetahui dirinya tertidur di kursi tengah seorang diri, karena Gara sudah tidak berada disana. Dalam hati Shino mengumpat. Bisa-bisa nya Gara tidak membangunkan dan meninggalkan nya sendirian tidur di dalam mobil.

"Bocah siapa?" Tanya Adryan bingung. Thaka yang berada di belakang nya hanya diam, menyimak.

"Siapa lagi, ya si Gara lah, Pa."

Adryan menarik tangan Shino agar keluar dari mobil dan Shino pun menurut.

"Tadi, tuh bocah minta tidur di mobil sebentar. Soalnya lemes banget, kayaknya kecapean. Shino tawarin gendong sampe ke kamar, dia nya gak mau. Jadi Shino biarin aja dia tidur di mobil sambil Shino temanin." Cerita Shino sambil menutup pintu mobilnya.

"Terus sekarang adek kamu dimana?"

"Mungkin udah di kamarnya, Pa."

"Yaudah, ayo masuk, nanti masuk angin. Berapa jam kamu tidur di mobil?" Tanya Adryan sambil mengajak putra-putranya itu masuk ke dalam mansion.

"Dari pulang kerja, sekitar jam 4 an, pa." Jawab Shino, melangkah di sebelah Adryan.

"Lumayan lama juga lo tidur. Sekarang udah mau senja." Ujar Thaka menyahut sambil melihat jam di pergelangan tangan nya yang menunjukkan pukul 5 lewat 30 menit.

"Adek lo noh, tega banget gak bangunin gue! Untung gue gak di culik setan!" Balas Shino sedikit ngegas sambil menoleh ke arah Thaka.

"Setan mah ogah nyulik lo, ngeselin!"

Shino hanya mendengkus, malas meladeni kembarannya.

Adryan tersenyum. Ia juga bersyukur karena Shino tidak di culik makhluk halus. Walaupun itu tidak mungkin. Di dalam mobil tadi, ia sempat melihat ada sosok wanita duduk di kursi depan sebelah kemudi. Itu sebabnya ia langsung menarik tangan Shino agar segera keluar dari mobil. Hari sudah menjelang petang, banyak makhluk halus berkeliaran. Di lain sisi Adryan juga ingin tertawa karena kejahilan putra bungsunya yang meninggalkan Abangnya sendirian di dalam mobil.

Ah iya, Gara. Adryan langsung teringat pada putra bungsunya itu. Ia harus menghampiri Gara untuk memastikan kalau putra bungsunya itu baik-baik saja.

◾◾◾◾

Adryan membuka pintu kamar Gara dan mendapati si bungsu sedang berbaring di atas kasur dengan mata terpejam. Adryan lantas berjalan mendekati Gara. Ia harus membangunkan putranya karena sebentar lagi adzan maghrib.

Saat sudah berdiri di samping kasur. Gara langsung membuka mata, menatap sayu ke arah Adryan. Ternyata Gara tidak tidur.

"Capek, ya?" Tanya Adryan. Ia mendudukkan dirinya di tepi kasur, mengusap surai gara lembut.

Gara yang di tanya menggelengkan kepala,"Gak juga, cuma lemes aja." Jawabnya lirih.

Adryan menatap Gara khawatir,"kamu pasti kecapean. Besok istirahat aja, ya.. gak usah kerja!"

Adryan mengatakan hal yang sama seperti Shino. Gara lantas menghela napas. Tidak usah kerja? Yang benar saja! Ia baru masuk kerja sehari. Masa besok di suruh untuk tidak masuk kerja? Tentu ia tidak akan mau.

About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang