*Chapter 53*

1.1K 141 3
                                    

Shino membawa Juju ke dalam kamar Gara dan langsung melemparkan kucing itu diatas kasur, didekat sang adik yang masih menangis.

"Juju berat banget sumpah! Udah lama gue gak gendong Juju, sekarang gendong lagi makin berat aja tuh kucing. Juju lo kasih makan apa sih, Gar, bisa berat banget gitu? Gue jadi berasa ngangkat beras 25 kg tau gak?!"

Menggendong Juju dari lantai satu ke lantai tiga membuat Shino menggerutu dengan sedikit berlebihan. Tapi memang Juju itu berat.

Merasa lelah, Shino pun lantas merebahkan tubuhnya di sisi kasur yang kosong.

Gara yang melihat itu langsung menghentikan tangisannya sejenak untuk melirik Shino dengan tatapan tajam. Berani-beraninya Shino melempar kucing kesayangannya. Untung melemparnya ke atas kasur yang empuk jadi masih bisa dimaafkan.

Shino yang menyadari mendapat lirikan tajam dari adiknya itu lantas mengubah posisi tubuhnya menjadi duduk menghadap Gara sambil menampilkan cengirannya.

"Hehe, maap. Gue refleks ngelempar Juju saking beratnya. Gendong dia dari lantai satu kesini bikin tangan gue berasa mau putus, Gar, sumpah."

"Halah, lebay! Gue yang sering gendong Juju biasa aja tuh. Gak seberat ngangkat beras 25 kg. Berat badan Juju bahkan gak sampai 10 kg. Emang dasar lo nya aja yang krempeng, lemah, gak bisa angkat berat. Makanya sering-sering olahraga. Jangan malah seringnya hangout doang! Mana hangout nya sama cewek yang gak jelas pula. Jadi makin gak jelas aja hidup lo." Ujar Thaka yang baru selesai menelepon papanya dan kembali mendudukkan diri di tepi kasur.

"Kok lo jadi nyasar kesitu sih bahasannya, Tha?! Kan ini lagi ngomongin Juju."

Ditengah si kembar yang terlihat akan mulai berseteru, Juju yang tadi dilempar Shino ke atas kasur itu langsung naik ke pangkuan Gara sembari mendusel-duselkan kepalanya ke tubuh sang babu.
Juju yang termasuk golongan kucing pintar itu seolah tahu kalau babunya sedang sedih. Jadi kucing itu seperti ingin menghibur Gara.

Karena merasa geli, Gara pun langsung tertawa kecil. Tertawa sambil masih menangis lebih tepatnya. Tapi lama-lama tangisan Gara itu akhirnya berhenti juga. Juju berhasil membuat Gara berhenti menangis dalam sekejap. Rasa sedih dan cemas pada sang papa yang sebelumnya hadir langsung terkalahkan oleh rasa gemas karena tingkah lucu kucingnya.

Thaka dan Shino yang tadinya akan ribut lantas tidak jadi. Melihat adiknya sudah berhenti menangis membuat mereka langsung bernapas lega. Semudah itu ternyata membuat adiknya berhenti menangis. Lain kali kalau serangan panik Gara kambuh, mereka akan mencoba cara ini. Siapa tahu ampuh juga untuk menenangkan Gara yang terkena serangan panik.

"Jangan digendong, Gar, berat!" Larang Shino saat melihat Gara hendak mengangkat tubuh gempal si Juju.

Gara pun kembali menurunkan tubuh kucingnya itu ke pangkuan. Gara mengurungkan niatnya menggendong Juju bukan karena larangan Shino melainkan karena dadanya yang kembali terasa nyeri. Gara langsung memegang dadanya sembari meringis.

"Dada gue masih aja sakit, hiks. Cewek lo bener-bener jahat banget, bang." Lirih Gara dengan suara yang seperti hendak menangis lagi.

"Ini juga, kenapa jadi bahas cewek gue lagi sih?! Udah ya, stop bahas cewek gue terus!" Ujar Shino pusing lama-lama mendengar kembaran dan adiknya membicarakan Arabella terus.

"Kamu tadi diapain sama ceweknya Shino, hmm? Abang mau denger secara detail cewek itu jahatin kamu kayak gimana," ujar Thaka meminta Gara untuk menceritakan kejahatan apa yang sudah Abel perbuat pada adiknya itu. Karena tadi ia belum sempat menanyakan nya pada Gara.

"Dia dorong gue. Dada gue sampe sakit karna dia dorongnya keras banget. Kalo aja abang tadi gak cepat datang mungkin dia udah bunuh gue kali. Dia keliatan benci banget sama gue, bang. Awalnya doang pura-pura baik, ramah. Eh tiba-tiba langsung berubah jahat. Gue pas pertama ngeliat dia sih emang udah ngerasa ada sesuatu yang aneh sama tuh cewek. Gue bisa merasakan ada kehadiran makhluk halus didekat dia dan itu bukan makhluk halus yang biasa berkeliaran. Tapi kayak semacam peliharaan gitu. Auranya bener-bener bikin gak nyaman banget." Cerita Gara pada dua abangnya sembari mengusap-usap dada. Pukulan Abel pada dadanya benar-benar kuat. Wanita itu seperti menggunakan tenaga dalam. Bukan bermaksud berlebihan tapi Gara 'kan baru saja melakukan operasi jantung terbuka sekitar 3 minggu yang lalu dan masih belum sepenuhnya pulih. Jadi wajar saja saat mendapatkan pukulan dibagian dadanya itu akan terasa sangat menyakitkan.

About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang