*Chapter 6*

3.4K 216 0
                                    

Peran matahari menyinari bumi untuk hari ini telah usai. Kini waktunya bulan melakukan peran nya bersama bintang menerangi langit yang mulai menggelap.
Pemuda manis dan menggemaskan yang mendapat julukan sebagai indigo itu baru saja selesai melaksanakan kewajibannya sebagai seorang muslim.

Gara lantas merapikan kembali alat sholat nya, lalu melangkah keluar kamar. Saat pintu terbuka ia melihat Shino yang juga keluar dari kamar dengan pakaian yang rapi dan wangi. Sepertinya abangnya itu akan pergi keluar.

"Mau kemana lo, bang?" Tanya Gara pada Shino.

"Mau ngedate, kan ini malam minggu. Lo yang jomblo di mansion aja." Jawab Shino dengan wajah yang mengejek.

"Sowry, gue bukan jomblo ye tapi single, and single is a choice!" Balas Gara tidak terima dikatain jomblo.

"Iyain aja dah. Lo mau nitip gak?"

"Nitip apa? Cewek? Gue bisa cari sendiri kali,"

"Nitip makanan bego!" Shino gemes rasanya pengen geplak kepala adik nya ini tapi ia mana tega. Gara 'kan adik satu-satunya yang ia sayang dan harus dijaga.

"Gak usah lah bang, gue gak laper,"

"Lo harus banyak makan, Gar. Badan lo krempeng gitu. Misalnya ketiup angin, ntar lo terbang kayak setan," Ujar Shino masih dengan wajah yang mengejek.

"Bacot lo, bang! Mana ada setan terbang yang ada tuh melayang. Udah sono pergi!" Usirnya sembari mendorong badan Shino. Kesal lama-lama ngomong sama abangnya yang satu ini.

"Beneran gak mau nitip makanan?" Tanya Shino sekali lagi.

"Enggak, bang! Entar aja gue nunggu Papa sama Bang Thaka,"

"Mereka bisa malam banget loh pulangnya,"

"Ya biarin, paling nanti gue ketiduran,"

"Ya gak bisa gitu dong, lo kan harus minum obat,"

"Minum obatnya ya pas bangun,"

"Hih, lo tuh ya di bilangin juga!" Shino sudah tidak bisa menahan gemas dan kesal, tangannya sudah terangkat ingin menjitak kepala adiknya itu tapi Gara langsung dengan cepat menghindar.

"Iya.. iya, bang, gak usah khawatir. ntar gue makan,"

"Kalo laper." lanjut Gara sembari tertawa, ia lantas segera kabur memasuki lift. Meninggalkan Shino yang masih menggerutu di tempatnya.

                            🌙🌙🌙

Pintu utama terbuka menampilkan dua pria ber-jas beda usia yang baru pulang dari bekerja. Itu Adryan dan Thaka, mereka melangkah memasuki mansion.

Setibanya di ruang keluarga mereka melihat Gara yang tengah tertidur di sofa dengan juju yang juga tertidur didekat kepalanya. Adryan lantas menghampiri putra bungsunya itu, di ikuti si sulung dari belakang.

"Gara," Panggil nya pelan sembari menepuk pundak sang anak.
Gara menggeliat dan langsung membuka mata. Ia mengerjapkan netra saat cahaya lampu masuk ke retinanya, karna memang lampu diruang keluarga masih menyala. Gara lantas mengubah posisinya menjadi duduk.

"Kenapa tidur disini, hmm? Shino mana?" Tanya Adryan pada Gara yang terlihat masih mengumpulkan nyawa.

"Bang Shino keluar, Pa," jawab Gara pelan.

"Kamu sudah makan?" Adryan bertanya lagi.

Gara menggelengkan kepalanya. Adryan lantas duduk disebelah Gara.

"Kenapa? Berarti belum minum obat juga?" Tanyanya lagi.
Gara tak menjawab. Adrian menghela napas.

"Kamu pengen makan apa? biar abang beliin," Thaka yang sedari tadi diam lantas ikut bersuara.

Gara menggelengkan kepalanya lagi. "Gak pengen apa apa, bang."

"Kamu harus makan, nak. Walaupun sedikit, 'kan harus minum obat," ujar Adrian lembut.

Gara menghela nafas, "Gara makan smoked mackerel fillet aja deh yang di masak maid, tadi masih ada,"

"Oke, gitu dong. Ayo, Papa temanin." Adryan mengajak Gara bangkit menuju ruang makan.

Pada jam segini para maid sudah berada di ruangan yang terletak di halaman belakang mansion, tempat khusus untuk maid dan bodyguard beristirahat.

"Papa sama bang Thaka gak ikut makan?" Tanya Gara, sesampainya di ruang makan.

"Kita udah makan tadi di kantor. Ini 'kan udah lewat jam makan malam," Jawab Adryan sembari mengusak surai sang anak.

"Hehe, iya.. ya." Gara nyengir, ia lantas mendaratkan bokong di kursi ruang makan.

"Sebentar, Papa panaskan mackerel nya dulu." ujar Adryan, lalu melangkah ke dapur untuk memanaskan makanan.

"Shino udah dari tadi keluarnya?" Tanya Thaka yang juga mendudukkan diri di kursi samping Gara.

"Iya, bang, dari abis maghrib tadi," Jawab Gara.

"Kelayapan kemana sih tuh bocah? Ini udah hampir jam 11 loh," ujar Thaka sedikit cemas karna Shino belum juga pulang.

Gara menggedikkan bahu, "Gak tau, tadi sih bilangnya mau ngedate,"

"Ck, pacaran mulu. Jujur, abang benaran gak suka liat pacarnya Shino yang sekarang. Keliatan kayak cewek gak bener. Kalo papa tau pasti marah," Ucap nya pelan agar Adryan tidak mendengarnya.

"Abang udah pernah ketemu?" Tanya Gara dengan suara pelan juga.

"Udah.. nanti abang suruh Shino ajak cewek nya itu kesini, terus ketemu kamu. Nanti biar bisa kamu liat aura nya gimana," ujar Thaka.

"Oke." balas Gara singkat karena ia melihat Adryan datang dari arah dapur.

"Thaka, coba kamu telpon Shino.. suruh dia pulang." Perintah Adrian yang membawa sepiring nasi dan juga mackerel. Kemudian ia berikan pada Gara.

"Iya, Pa." Thaka lantas mengeluarkan ponselnya dari kantong jas yang masih Ia pakai.

"Makasih, Pa." ucap Gara sembari tersenyum kearah Adryan.

"Iya, cepat di makan terus minum obat. Sudah telat banget loh ini." balas Adryan sembari mendudukkan diri di kursi.

"Siap, bosqu!" Ucap Gara, lalu mulai memakan smoked mackerel fillet nya.

◾◾◾◾

😽😽😽😽😽😽









*Maaf ya chapter ini kependekan! 🙏😅

*Makasih udah mau mampir 😊








About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang