*Chapter 30*

2.1K 193 12
                                    

Setelah mendapat panggilan telepon dari Adryan, Gara langsung bergegas menuju ruang tunggu dengan setengah berlari. Takut Oma nya sudah selesai dan curiga karna ia tidak ada di ruang tunggu.

"Kok.. cepat.. selesai nya, pa?" Setiba nya disana Gara langsung bertanya pada Adryan dengan napas yang ngos-ngosan.

"Papa aja yang sudah, Oma belum. Soalnya papa cuma periksa tekanan darah, gula darah sama kolesterol aja, makanya cepat," Jawab Adryan sambil mengisyaratkan Gara untuk duduk di sampingnya.

"Kamu lari?" Tanyanya kemudian. Menyadari putranya itu sibuk mengatur napas.

"Enggak.. tadi cuma jalan.. agak cepat aja. Gara kira.. Oma udah selesai juga.. takutnya oma curiga," jawab Gara dengan napas yang masih terengah-engah.

"Jangan di ulangi lagi. Kalo jalan itu biasa aja, gak usah buru-buru. Kayak lagi di kejar setan aja kamu ini!" ujar Adryan menasehati.

"Tapi tadi Gara emang ada liat setan sih, Pa. Gara ketemu orang di toilet, nah tuh setan ada di belakangnya orang itu. Setannya banyak, gak cuma satu. Wujudnya ngeri-ngeri lagi, hiii.." Gara langsung menceritakan perihal saat berada di toilet tadi.

"Orang siapa?" Tanya Adryan sembari menatap lurus putranya.

"Gak tau, Gara gak kenal. Tapi orang itu kenal Gara. Muka nya sih gak asing, tapi Gara gak ingat dia siapa,"

"Jangan-jangan itu Heris!" Benak Adryan.

"Dia gak nyakitin kamu, kan?" Adryan bertanya dengan cemas.

"Enggak kok, Pa. Dia sempat agak emosi sih karna Gara gak ngenali dia. Untungnya pas banget papa telepon, jadi Gara langsung buru-buru pergi!"

Adryan langsung melihat sekeliling, takut orang itu masih mengikuti putranya.

Adryan lantas beralih memanggil dua orang bodyguard yang berdiri agak jauh dari mereka agar segera mendekat.

"Tadi kalian lihat gak orang yang masuk ke toilet barengan sama Gara?" Tanyanya.

"Lihat, tuan. Orang itu laki-laki dan keliatan seumuran dengan tuan muda Gara." Jawab Ajun.

Adryan terdiam, Sepertinya dugaan nya memang benar. Kalau orang yang bertemu putranya di toilet itu adalah Heris.

"Lain kali kalo kalian liat orang itu lagi. Jangan biarin dia dekati Gara!" Titah Adryan dengan tegas.

"Baik, tuan!"

"Emang nya kenapa kalo dia dekati Gara, pa?"

"Kita harus waspada! Karna kita gak tau orang itu punya maksud baik atau buruk. Pokok nya kalo ketemu orang yang kayak gitu lagi, kamu hindari aja!"

"Oke."

"Oh iya, Gimana tadi check up nya? Dokter Brian bilang apa? Kondisi jantung kamu gimana? Pacemaker nya masih berfungsi dengan baik, kan?" Tanya Adryan beruntun saat teringat mengenai check up yang putranya lakukan.

"Kondisi jantung ya gitu-gitu aja, pa. Emangnya mau gimana?" Gara malah balik bertanya.

"Papa serius, Gara!"

"Ya Gara juga serius, Pa. Kondisi jantung emang gitu-gitu aja, kan? Intinya ya masih berdetak."

Adryan menghela napas, "maksud papa kondisi jantung kamu baik-baik aja, kan? Gak ada masalah?" Tanya nya lagi dengan lembut. Harus sabar kalau bicara pada putranya yang satu ini.

"Baik-baik aja kok, cuma tekanan darah Gara aja yang tinggi. Papa sih gak bolehin Gara jadi barista, makanya gara jadi stres terus hipertensi!"

"Nanti papa telepon dokter Brian nya aja langsung, biar jelas!"

About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang