*Chapter 3*

5.1K 283 0
                                    

"Papa ngerasain hawa gak enak tadi pas di ruang keluarga, mungkin itu penyebab Gara kambuh," Ujar Adryan setelah membaringkan Gara ke atas kasur, dibantu Thaka dan Shino.

"Kalian disini dulu ya, jaga Gara. Papa mau ngecek ke bawah." titah Adryan, dibalas anggukan oleh si kembar.

Setelah Adryan menghilang dari balik pintu, Shino menoleh ke arah Thaka.

"Tha, lo 'kan tadi duluan nyemperin Gara, emang gak ngerasa merinding gitu?" Tanya Shino.

"Enggak. Gue keburu panik tadi pas liat Gara kambuh, gak mikirin merinding," balas Thaka.

"Iya juga sih, pas gue dateng juga gak ada ngerasa merinding,"

"Bang.." Mereka yang tengah mengobrol di sofa lantas menoleh kearah kasur Gara.

"Udah bangun, Gar? Tadi tuh lo pingsan atau tidur? Kok sebentar banget?" Shino bertanya, seraya melangkah ke samping kasur diikuti Thaka.

"Pingsan sama tidur gak beda jauh, Bang," Gara menjawab pertanyaan random Shino.

"Beda jauh, ogeb! Pingsan itu kehilangan kesadaran sementara, sedangkan tidur itu keadaan mengistirahatkan tubuh, walaupun sama-sama memejamkan mata tapi tetap beda," jelas Shino pada Gara.

"Bodo amat, Bang. Gue gak tau tadi itu pingsan atau tidur. Intinya badan gue lemes banget terus gue merem deh," balas Gara, lelah lama-lama meladeni kerandoman abang nya yang satu itu.

"Kenapa tadi bisa kambuh?" Kali ini Thaka yang bertanya.

"Tadi tuh pas lagi asik main sama Juju, eh kunti yang semalem tiba-tiba berdiri di samping gue. Sebentar doang sih terus ngilang lagi. Sengaja banget kayak nya cuma mau ngagetin gue doang. Kampret memang tuh setan!" cerita Gara kesal karena sudah dikagetin makhluk ghaib.

"Oh.. pantes aja pas gue dateng gak ngerasa merinding. Eh tapi tadi Papa bilang ada ngerasain hawa gak enak pas di ruang keluarga, padahal tuh kunti 'kan udah ngilang sebelum kita datang," Shino heran.

Gara menggedikan bahu.
"Entahlah, mungkin ada setan lain di sana. Dah lah, gak usah di bahas bang, males. Mending gue lanjut tidur, masih ngantuk," ucap Gara sembari memperbaiki selimutnya.

"Kalian keluar aja, gak usah jagain gue. Udah ada cctv noh yang pantau!" Usir Gara pada dua abang nya.

"Yee.. malah ngusir nih bocah," rasanya Shino ingin menjitak kepala Gara.

"Yakin nih gak mau di temenin? Ntar ada setan lagi loh," ujar Shino mencoba menakuti Gara.

"Kagak takut. Gue udah biasa kali,  Bang. Jantung gue aja nih yang gak bisa diajak biasa. Lagian lo berisik, yang ada gue gak bisa lanjut tidur kalo ada lo."

Shino baru akan membalas ucapan Gara tapi langsung dihentikan oleh Thaka.

"Udah biarin aja, kasian. Semalem pasti Gara kurang tidur. Kita awasi dari cctv aja." ucap Thaka pelan, lalu mengajak Shino keluar dari kamar Gara.

◾◾◾◾

Sesampainya dilantai dua, mereka berpapasan dengan Adryan yang hendak memasuki lift.

"Loh, kalian kenapa turun? 'kan Papa bilang jagain Gara dulu!"

"Tadi Gara udah bangun, Pa--"

"Terus kita diusir." Sambung Shino menyela ucapan Thaka.

"Kenapa di usir?" Tanya Adryan.

"Dia mau tidur lagi, katanya masih ngantuk. Terus gak mau di temenin juga," jawab Shino.

"Oh, yaudah.. kalau gitu Papa ke ruang kerja aja gak jadi ke kamar Gara." Baru saja Adryan akan melangkah tapi langsung dicegat oleh Shino.

"Gimana, Pa? Masih ngerasa ada aura aneh gak di lantai bawah?" Tanya Shino penasaran.

"Papa sudah ngecek di seluruh ruang lantai satu, terus beralih ngecek di lantai dua juga tapi gak ada ngerasa lagi aura aneh yang tadi," ujar Adryan.

Shino manggut-manggut seraya berucap, "Berarti udah pergi tuh setan, Alhamdulillah!"

"Yaudah, kalo gitu kita mau ke ruang cctv dulu, Pa.. mau pantau Gara." Ujar Thaka.

"Gara tidur, ngapain di pantau?
Kalian lagi gak ada kerjaan?" Tanya Adryan heran.

"Ada sih, Pa. Tapi hari ini 'kan lagi libur. Masa lagi libur masih mikirin kerjaan?! Libur, ya nikmatin libur. Entar pas masuk kerja baru mikirin kerjaan lagi," Shino yang menjawab panjang lebar.

"Yasudah, terserah kalian aja." Adryan tersenyum sembari menggelengkan kepalanya. Melangkahkan kaki memasuki lift.

Si kembar bekerja di perusahaan milik keluarga Jhuanno dengan Adryan yang menjabat sebagai CEO, sedangkan Thaka menjadi direktur dan Shino menjadi wakil direktur nya. Mereka libur bekerja setiap hari jum'at dan minggu, tapi berlaku untuk Adryan dan Thaka saja. Karena Shino meminta libur juga di hari sabtu, dengan alasan hari kejepit katanya. Jadilah Shino libur setiap hari jum'at, sabtu, dan minggu.

🕚

Tak terasa waktu sudah menjelang siang. Thaka dan Shino tadi tertidur di sofa saat asik memantau Gara lewat layar besar yang berada di ruang cctv.

Kini mereka sedang duduk untuk mengumpulkan nyawa masing-masing. Setelah tadi terbangun saat mendapat panggilan telpon dari Adryan- sang papa.

"Shin, lo panggilin Gara di kamarnya, ya.. suruh dia mandi, terus siap-siap." Perintah Thaka pada Shino.

"Oke!" Jawab Shino sembari beranjak meninggalkan ruang cctv.

🛌

Shino membuka pintu kamar Gara dengan perlahan, lalu melangkahkan kaki mendekati kasur sang adik.

"Gar," Panggilnya pelan.

"Gara.." Panggilnya lagi.

"Gara, bangun! Lo ikut ke masjid gak?"

Shino menepuk pelan pundak Gara.
Membangunkan adiknya ini butuh ekstra kesabaran, harus dengan lembut karena kalau tidak, pemuda itu akan kaget dan berujung kambuh.

"Gar?" Panggil Shino lagi.

"Hmmm.." Gara bergumam sembari menggeliat dan membuka mata.

"Lo ikut ke masjid gak?" Shino bertanya lagi.

"Ikut lah." Jawab Gara dengan suara serak khas bangun tidur.

"Kalo gitu buruan sana siap-siap, abis tuh langsung kebawah!" ucap Shino lalu melangkah keluar dari kamar Gara.

"Iya." balas Gara singkat.

◼◻◼◻◼◻◼





*Thanks for reading*

About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang