Adryan tidak menyangka kalau mengurus hadiah untuk Gara akan seribet ini. Ia bahkan dengan terpaksa sampai meninggalkan Gara di mansion. Padahal ia tahu Gara sedang membutuhkan nya. Tapi mau bagaimana lagi, karena memang harus dia sendiri yang mengurusnya.
Saat Ajun menelepon, mengabari kalau Gara membutuhkan kehadirannya, Adryan tentu cemas. Apalagi Ajun bilang Shino tidak tahu berada dimana dan tidak bisa di hubungi.
Thaka yang juga sedang ada urusan itu pun mau tidak mau Adryan telepon, menyuruhnya untuk segera menyelesaikan urusannya agar bisa cepat kembali ke mansion dan menjaga Gara.
Terakhir kali Adryan menelepon Ajun lagi, bodyguard nya itu bilang kalau Gara tertidur di ruang tamu dan sudah dipindahkan ke kamar yang berada di lantai dua mansion. Ajun bilang sudah ada Thaka yang menemani di dalam kamar. Jadi Ajun menjaga Gara dari luar kamar saja.
Mobil Adryan baru tiba di mansion setengah jam sebelum acara selamatan dimulai. Begitu selesai memarkirkan mobilnya, Adryan langsung bergegas turun dari mobil, kemudian masuk ke dalam mansion menuju kamar yang ditempati Gara.
Masih ada waktu sebelum dirinya ikut bersama keluarga yang lain untuk menyambut para tamu. Mumpung ustadz Hamzah dan rombongannya masih berada di perjalanan. Adryan ingin menyempatkan diri mengecek kondisi putra bungsu nya dulu.
"Gimana Gara? Dia baik-baik aja, kan?" Tanya Adryan pada Ajun yang berdiri di depan pintu kamar.
"Iya, Tuan. Tuan muda Gara baik-baik aja. Masih tidur di dalam, ditemani tuan muda Thaka." Balas Ajun.
Adryan tersenyum sembari mengangguk. Lalu membuka pintu kamar dan melangkah masuk.
"Tha?" Adryan memanggil putra sulungnya yang terlihat berbaring di atas kasur bersama Gara. Kelopak mata Thaka yang semula tertutup itu lantas terbuka, melirik ke arah Adryan yang melangkah mendekat. Senyenyak-nyenyak nya Thaka tidur, Thaka pasti akan langsung terbangun begitu mendengar suara yang memanggilnya.
"Udah selesai ngurus hadiahnya, pa?" Thaka membawa tubuhnya duduk sembari mengumpulkan nyawa.
"Udah. Hadiah yang papa urus buat Gara udah ada di mansion kita. Semoga Gara suka." Jawab Adryan, lalu melirik putra bungsu nya yang masih terlelap.
"Gara pasti suka apapun pemberian dari Papa." Kata Thaka.
Adryan tersenyum. Itu benar. Bukan hanya pemberian dari Adryan saja yang pasti Gara suka, tapi semuanya. Gara itu selalu menghargai pemberian dari siapa saja. Kalaupun dia tidak suka, Gara tetap akan menerimanya dengan senang hati. Mungkin kalau diberi hadiah bom pun anak itu akan tetap menerima nya dengan senyuman manis.
"Semuanya aman, kan, Tha?" Adryan mengganti topik begitu mengingat sesuatu yang sejak tadi membuatnya cemas. Netranya ia fokuskan memandang si bungsu yang nampak sedikit terusik.
"Aman kok, Pa. Heart rate dan saturasi oksigen nya normal. Gara emang lagi ngantuk berat aja kayaknya." Thaka ikut menolehkan kepalanya, memandang Gara yang nampak menggeliat.
Gara yang semula berbaring terlentang itu terlihat menggerakkan tubuhnya untuk menyamping ke kiri. Thaka sontak dengan cepat menahan bahu sang adik. Posisi berbaring seperti itu bisa membahayakan jantungnya.
Gara mengeluarkan suara lenguhannya sembari berbalik, bergerak menyamping ke kanan. Tidak jadi menyamping ke kiri. Gerakan mengubah posisi berbaring itu Gara lakukan dengan mata yang masih terpejam.
Adryan dan Thaka yang menyaksikannya hanya bisa terkekeh gemas. Si bungsu seperti nya memang benar-benar mengantuk berat. Adryan yang tadinya sempat berniat membangunkan, jadi tidak tega.
"Kamu ke bawah aja, Tha. Bentar lagi acara selamatannya dimulai. Ustadz Hamzah dan rombongan juga udah mau sampai. Sebentar papa nyusul." Titah Adryan yang langsung dibalas anggukan oleh Thaka. Si sulung bangkit dari kasur dan melangkah keluar kamar. Meninggalkan Adryan yang sudah duduk dipinggir kasur. Mengamati wajah lelap Gara.

KAMU SEDANG MEMBACA
About Gara
General FictionTentang Gara menghadapi kekurangan dan kelemahan nya. 📢 Warning! - Ini cuma cerita fiksi ya! Jadi jangan terlalu dianggap serius! Buat hiburan aja! Ambil sisi baik nya, buang sisi buruk nya, okey! 💙😽