*Chapter 56*

1.8K 163 17
                                    

"Bang, tolong anterin gue dong. " Pinta Gara pada Ajun-sang bodyguard.

Ajun yang sedang berdiri mengawasi sekitar langsung menoleh mendengar suara dari tuan mudanya.

"Antar kemana, tuan muda?" Tanya Ajun.

"Ke mansion oma." Jawab Gara.

"Sebentar, saya telpon tuan besar dulu." Ujar Ajun sambil mengeluarkan ponsel dari kantong jas yang dikenakannya.

"Gak usah, bang! Ngapain nelpon papa segala? Nanti pasti ketemu papa juga kok disana." Larang Gara.

"Tapi saya harus melapor setiap akan membawa anda pergi, tuan muda. Takutnya tuan besar tidak mengizinkan. Nanti saya yang kena marah kalau asal membawa anda pergi tanpa izin."

"Aelah, kagak. Ntar gue yang tanggung jawab kalo papa marah. Lagian gue 'kan perginya ke mansion oma, kagak pergi ke tempat sembarangan. Abang tenang aja. Nanti di mobil gue yang telpon papa. Sekarang kita jalan dulu." Kata Gara sedikit memaksa sang bodyguard.

"Baiklah, anda tunggu disini. Saya ambil mobil." Balas Ajun. Akhirnya menuruti perintah tuan mudanya. Ajun pun lantas bergegas untuk mengambil mobil di garasi mansion.

◾️◾️◾️◾️

Sesuai yang dikatakannya tadi, begitu sudah berada di dalam mobil dan mobil melaju di jalan raya, Gara pun menghubungi sang papa menggunakan handphone milik Ajun. Karena Gara lupa membawa handphonenya sendiri.

"Halo, Assalamualaikum, pa. Papa lagi dimana sekarang?" Ucap Gara pada sang papa yang berada di seberang telepon.

"Waalaikumsalam. Papa lagi di mansion oma ini. Kenapa, nak? Kok nelpon pakai hp nya Ajun, hp kamu mana?"

"Hp Gara ketinggalan, lupa dibawa. Ini Gara udah di perjalanan mau ke mansion oma juga. Bang Shino gak mau Gara ajak. Katanya terlalu pagi, dia masih mau lanjut tidur. Jadi Gara minta antar Bang Ajun aja, sama ada beberapa bodyguard lain juga ngikutin dari belakang."

Mereka membawa dua mobil. Satu yang Gara tumpangi dan dikemudikan oleh Ajun. Sementara mobil yang mengikuti dari belakang berisi tiga orang bodyguard. Gara kalau bepergian tanpa papa atau abangnya memang harus membawa bodyguard lebih dari satu. Tapi itu jarang terjadi karena Adryan jarang mengizinkan Gara bepergian tanpa anggota keluarga yang menemani.

"Jangan! Jangan kesini sekarang! Nanti sore aja kamu kesini, nanti Thaka yang jemput. Minta Ajun dan yang lain putar balik pulang, ya!"

Nah 'kan sang papa melarangnya pergi. Suara Adryan sedikit nyaring saat mengatakan larangan nya itu.

"Kenapa harus sore? Gara maunya sekarang. Lagian udah di jalan. Gara gak mau putar balik. Papa gak usah khawatir. Gara 'kan pergi kesananya bareng banyak bodyguard. Insyaallah aman. " Balas Gara. Tidak mau menuruti larangan papanya.

"Gara, dengerin papa. Bukan hanya karna itu papa ngelarang kamu kesini sekarang. Papa gak terlalu khawatir kok kalo kamu pergi kesini nya sama Ajun dan beberapa bodyguard. Tapi masalahnya yang penting jangan sekarang. Karena mansion oma harus dibersihkan dulu. Kamu tahu 'kan suasana tempat yang udah lama gak berpenghuni itu kayak gimana? Suasana dan energi disini masih gak bagus. Papa gak mau kamu sampai drop lagi. Jadi nurut apa kata papa, ya, nak?" Adryan berbicara lembut supaya putranya itu mengerti.

"Kan ada papa. Insyaallah Gara gak akan kenapa-napa kalo ada papa di dekat Gara. Oh iya, bang Thaka ada disitu juga gak, pa?"

Gara pokoknya kekeuh tetap ingin ke mansion oma saat itu juga. Ia tidak ingin nunggu sore baru kesana.

Di sebrang telepon Adryan menyunggingkan senyuman, mendengar ucapan Gara membuat hatinya menghangat. Bisa saja putra bungsunya itu bikin papanya meleleh. Adryan jadi tidak tega untuk melarangnya lagi.

About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang