*Chapter 4*

4.2K 262 7
                                    

🕌🚗

Gara, Adryan, dan si kembar sudah bersiap menuju masjid untuk melaksanakan sholat Jumat.

"Tolong siapkan mobil!" Perintah Adryan pada salah satu Bodyguard melalui panggilan telepon.

"Baik, tuan." jawab seseorang dari seberang sana. Lalu sambungan telepon terputus.

Keluarga Jhuanno memang mempunyai bodyguard yang bertugas menjaga di sekitar mansion dan saat bepergian seperti ini.

Mereka berempat berada di satu mobil yang sama dengan Adryan yang mengemudi, sementara bodyguard mereka mengikuti dari belakang dengan mobil lain. Thaka duduk di sebelah Adryan sedangkan Shino dan Gara duduk di kursi tengah. Jarak dari mansion menuju masjid tidak terlalu jauh. Sekitar 10 menit mobil mereka pun sampai di parkiran masjid.

◾◾◾◾

Setelah selesai melaksanakan sholat Jum'at, mereka berencana mencari sebuah restoran terlebih dahulu sebelum kembali ke mansion.

Setibanya mereka di salah satu restoran mewah, Gara merasakan hawa tidak enak saat baru mendaratkan bokong di kursi. Gara lantas menoleh kearah Adryan.

"Pa," Panggil nya pelan.

"Iya, Papa juga ngerasain. Tapi kita udah terlanjur masuk sini. Kita makan sebentar ya, setelah itu langsung pulang." Adryan sangat tahu apa yang dirasakan sang anak. Karena dirinya merasakannya juga.

"Gak enak banget hawanya, Pa. Jangan-jangan restoran ini pakai penglaris," Gara berbisik pelan.

"Hush, jangan ngomong sembarangan! Cepat pilih makanannya!"

Gara menghela nafas pasrah. Lalu beralih mengikuti kegiatan dua abang nya yang memang sedari tadi tengah asik membaca buku menu, tidak mendengar percakapannya dengan sang Papa.

◾◾◾◾

Gara merasakan pening di kepalanya semenjak dari restoran tadi. Sekarang mereka sudah berada di dalam mobil menuju mansion.

Kepala Gara bersandar pada kaca mobil. Tangannya sibuk memijat pelipis.

"Kenapa lo?" Tanya Shino yang memang berada di sebelah Gara.

"Pusing," jawab Gara lirih.

Adryan yang sedang menyetir lantas menoleh kebelakang.

"Sabar, ya. Sebentar lagi kita sampai mansion," ujar Adryan, lalu kembali fokus pada jalanan.

"Kamu tidur aja dulu. Nanti kita bangunin kalo udah sampai." Thaka juga ikut bersuara.

"Sini sandaran sama gue." Ucap Shino sembari menepuk bahu kirinya.

"Gak! Bahu lo keras, ntar malah makin sakit kepala gue." Gara beralih menyandarkan tubuhnya pada sandaran kursi mobil sembari mengatur posisi kursi agar lebih nyaman.

"Yaudah kalo gak mau." Shino mendengkus, kemudian mengeluarkan benda pipih dari kantong celana dan memainkannya.

◾◾◾◾

Kini mobil mereka telah memasuki halaman mansion. Gara tidak bisa tidur, sedari tadi ia hanya memejamkan mata untuk mengurangi rasa pening.

Adryan menghentikan mobil tepat di depan mansion, begitu pun mobil di belakangnya. Para bodyguard keluar dari mobil dan kembali ke posisi mereka masing-masing, berjaga di sekitar mansion.

"Gara, bangun. Kita udah sampai. " Thaka menoleh ke arah belakang kursinya.

"Hmm, iya, Bang. Duluan aja, gue masih ngumpulin nyawa bentar." Balas Gara sedikit lirih. Ia mengerjapkan netra pelan seraya tersenyum kearah abangnya.

About GaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang