episode (18).

514 99 4
                                    

"Aku kesini karena ada yang mau aku ingin bicarakan denganmu, yoo cheon yeong. "  ujar kaka kelas itu dengan melipat tanganya dan menatap tajam kearah dan yi dan (name).

'Hah? Jangan jangan situasi ini?' batin dan yi dan (name) yang sudah berkeringat dingin.

'Mendingan aku lawan cowok aja daripada lawan cewek yang tergila gila sama cowok! ' batin (name) yang menatap kesal kearah yoo cheon yeong yang tidur dengan pulas.

'Pernyataan cinta?! ' batin dan yi.

Dan yi yang melihat yoo cheon yeong yang masih tidur dengan nyenyak dengan mengunakan tangan (name) sebagai bantal dengan gugup membuat (name) ikutan gugup.

"Hei, yoo cheon yeong bangunlah!" ujar dan yi mengoyangkan badan yoo cheon yeong pelan.

"Bangunlah sialan! " ujar (name) dan berusaha menarik tanganya namun jastru tanganya di tahan dengan erat oleh yoo cheon yeong sehinga bibirnya kini mendarat sempurna di lengan (name).

'HIIIYYYYYY! ' batin (name) merinding disko merasakan bibir yoo cheon yeong menempel dengan erat di lenganya.

"Hei! " seru (name) dengan wajah yang syok.

'Benar anak ini kalau sudah tidur akan sulit dibangunkan' batin dan yi.

"Bagaimana ini? Apa aku harus mengangkat kepalanya agar bangun?" ujar (name) dengan pelan dan mendekatkan tanganya kearah kepala yoo cheon yeong.

"Hei yoo cheon y-" sebelum tangan (name) mengenai kepala yoo cheon yeong, tangan (name) langsung di pukul dengan kencang sehinga memerah.

TAK!

"KAU! " ujar (name) dengan geram dan menatap tajam kearah kaka kelas itu yang juga menatap (name) dengan tajam dan dingin.

Mendengar suara ribut yoo cheon yeong langsung membuka matanya dan menoleh kearah (name) yang tengah menatap telapak tanganya yang memerah.

"Cheon, cheon yeong. Ada yang mau aku bicarakan denganmu" ujar kaka kelas itu dengan wajah memerah membuat (name) menatap benci kearahnya.

"Tanganmu kenapa? " tidak menjawab perkataan kaka kelas itu yoo cheon yeong malah mengengam tangan (name) yang memerah.

"Entahlah! Tiba tiba mak Lampir ini memukul tanganku! " ujar (name) dengan kesal membuat yoo cheon yeong menatap datar kearah kaka kelas itu.

"Pegang ini" ujar yoo cheon yeong menyerahkan ponsel dan earphone nya kepada (name) dan langsung berdiri dari kursi (name) yang di duduki olehnya.

"Bicara di luar saja" ujar yoo cheon yeong dengaj datar dan berjalan pelan.

Kaka kelas itu langsung melihat geram kearah (name) membuat (name) bertambah kesal.

'Apasih nenek Lampir ini! Memangnya aku salah apa?! ' ujar (name) dengan kesal.

"Tunggu! " ujar kaka kelas itu membuat langkah yoo cheon yeong berhenti.

"Aku akan bicara disini! " ujar kaka kelas itu membuat dan yi kaget.

'Disini?! Semua anak melihat, lho? Jangan bilang? ' batin dan yi yang gugup.

"Tanganmu baik baik saja? " tanya ji ho yang sudah berlutut di hadapan (name) dan melihat tangan (name) yang memerah.

"Tidak hanya terasa panas saja" ujar (name) dan kembali menatap drama di hadapan ya dan tidak perduli dengan ji ho yang mengompres tangan nya dengan minuman dingin milik ji ho.

"Cheon yeong! Aku menyukaimu. Ayo kita pacaran! " ujar kaka kelas itu membuat semua orang dikelas terdiam menndengar perkataan kaka kelas itu.

"Dasar tidak tau malu" ujar (name) dan memilih melihat ji ho yang masih mengusap pelan telapak tanganya.

"Maaf! " tolak yoo cheon yeong datar membuat seisi kelas terkejut.

"Kenapa.... Kenapa kau ngak suka padaku? Hah? " ujar kaka kelas itu dengan wajah kesal.

Yoo cheon yeong tidak menjawab dan hanya melirik kearah ji ho yang terus mengusap telapak tangan (name) dengan lembut.

"JANGAN DIAM SAJA! JAWABLAH! SEBERAPA BENCINYA KAU PADAKU SAMPAI KAU MENOLAK KU DI DEPAN BANYAK ORANG BEGINI?! " teriak kaka kelas itu membuat (name) menghela nafas dengan pasrah.

'Sumpah deh! Ini sih dunia novel banget' batin (name) yang sudah lelah dengaj drama ini.


"Aku minta maaf! " ujar yoo cheon yeong yang sama sekali tidak melihat kearah kaka kelas itu membuat kaka kelas itu menangis.

"Hiks! " tangis kaka kelas itu dan langsung berlari keluar dari kelas.

"HYE MI! " seru teman dari kaka kelas itu dan langsung berlari menyusul kaka kelas itu.

Semua murid di dalam kelas seketika menjadi hening setelah melihat drama barusan sampai suara para pria di kelas itu yang bersorak dengan senang.


"Wah! Apa itu barusan!? yoo cheon yeong benar benar terkenal ya! " seru pria 1 dengan senang.

"Gila! Dia pasti malu banget deh!" seru pria 2 dengan kagum.

Dan yi yang melihat ekspresi wajah datar yoo cheon yeong menjadi tidak enak sendiri.

"Sekarang untuk beberapa waktu ngak akan ada yang berani yang nembak yoo cheon yeong" seru gadis 1

"Bocah dingin" seru gadis 2

"Anak tadi senior kan? Kasihan banget di tolak di depan junior junior nya" seru gadis 3

"Lagipula yang meminta bicara disini kan kaka senior itu. Dia lebih aneh karena terlalu percaya diri pernyataan cintanya akan di Terima" ujar dan yi yang berusaha membela yoo cheon yeong.

"Cie cie" ujar (name) dengan wajah tengil.

"Benar juga, kaka senior itu pasti ngak yang kau akan ditolak di tempat ramai begini, kasihan sekali dia. " ujar gadis 4

"Kau juga harus hati hati agar ngak digituin sama dia, diantara anak peremuan yang diajak yoo cheon yeong bicara cuman kau dan ban yeo ryeong" ujar seorang pria kepada (name).

"Tanpa kau bilang aku pastikan adiku hati hati kok! " seru dan yi karena tidak mau (name) berhasil sama seperti kaka kelas itu.

"Hei! Aku juga tau kali! " seru (name) dan memandang dan yi datar.

"Aku sudah baik baik saja kok" ujar (name) kepada ji ho membuat ji ho langsung melepaskan tanganya dan duduk kembali di kurisnya.

'Tiba tiba sekali lagi aku tersadar kalau yoo cheon yeong adalah salah satu dari pemeran utama pria dalam novel ini. Kaka senior tadi menatap (name) seakan mau membunuh (name), padahal (name) yoo cheon yeong yang merupakan jadikan tangan (name) sebagai bantal' batin dan yi yang menatap (name) khawatir.


'Dari awalkan harusnya seharusnya yoo cheon yeong ngak punya perasaan apa apa pemeran figuran seperti (name) dan aku! Ngomong ngomong kenapa yoo cheon yeong mendekati ku duluan ya? Padahal aku hanya anak perempuan biasa dan pemeran figuran dalam novel ini' batin dan yi bingung.

"Sudahlah kak! Jangan terlalu di pikirkan! " kata (name) yang melihat dan yi yang memasang wajah sedih.

"(Name)! Mau pergi ke kafetaria ngak? " ujar yoo cheon yeong yang tiba tiba berdiri di hadapan (name) dan sedikit mencondongkan wajahnya kearah (name).

INSO'S LAW X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang