episode (81).

325 48 7
                                    

"Ehei itu tidak mungkin" seru (name) dengan tersenyum kaku.

"Ya sudah kalau begitu" seru ji Ho dengan smirk membuat (name) bertambah bingung.


'Tentu saja kalau (name) bilang begitu' batin ji Ho puas.


'Apa apaan ekspresi wajahnya yang seakan berkata ' tentu saja kalau kau bilang begit' ' batin (name) yang menatap ji Ho datar.


BRAK!

"(Name)! Kalau nanti Lee ruda datang lagi, kau tonjok saja ulu hati nya! Apa kau mau aku ajarin German suplex? " seru ban yeo ryeong dengan kesal dan memukul meja pantri dengan penuh kekesalan.

"Oh, iya! Tadi penampilan kalian keren banget! Beneran kayak idol! " seru dan yi cepat mengalihkan pembicaraan karena melihat (name) yang sudah kicep duluan.


"Benarkah? " seru ban yeo ryeong dengan ceria kembali.

"Akting kalian berdua juga bagus" seru kwon eun hyeong yang datang dengan membawa panci ramyeon.

"Akting dan yi tanpa jiwa itu? Wkwkwkwk" sahut ji Ho dengan tertawa.

"Heh, itu tuh aku melakukanya dengan sepenuh hati tau! Walaupun aku hanya duduk saja disana! " seru dan yi menatap ji Ho datar.

"Omong omong anak cewek yang lain pada kemana? " tanya (name).


"Paling ke kamar lain atau main di kamar yang kecil" sahut ban yeo ryeong.

"Kalau begitu yoo cheon yeong mana? Dia ngak makan bareng kita? " tanya (name) lagi.

"Ah, yoo cheon yeong lagi di beranda, cari angin. Dia bilang perutnya ngak enak, jadi ngak mau makan" seru jooin.

"Apa dia baik baik saja? " tanya dan yi.

"Pasti begitu" seru ban yeo ryeong.

"Aku akan melihatnya dulu! " seru (name) dan pergi ke beranda.

SREK!

dengan pelan (name) membuka pintu beranda dan mendapati yoo cheon yeong yang sedang memandagi langit malam.

"Ngapain? Daritadi kau disini? " tanya (name) yang sudah berdiri di samping yoo cheon yeong.

"Katanya perutmu lagi ngak enak? Aku punya obatnya, kau mau? " tawar (name). Yoo cheon yeong hanya melihat (name) dengan lekat.

'Kenapa dia? Apa yang membuatnya begitu marah dan kenapa dia menatapku seperti itu?' batin (name) gugup.

"Kau marah karena kejadian di pangung? Kalau kau marah karena itu tenang saja. Bagi ruda itu semacam salam. Ngak usah kau pikirin" seru (name) yang tau kenapa yoo cheon yeong marah.

"Itu di melakukanya ke sesama teman jadi-" belum selesai (name) selesai bicara yoo cheon yeong memotong nya lebih dulu

"Ke sesama teman." seru yoo cheon yeong.

SET!

yoo cheon yeong menghadap kearah dengan jarak yang sangat dekat membuat (name) gugup.

'Ada apa? Kenapa yoo cheon yeong tiba tiba mendekat? Apa yang ingin dia lakukan?' batin (name) dengan sangat gugup saat kedua tangan yoo cheon yeong memegang kedua pipi (name) dan perlahan mendekat kan wajahnya.

"Apa kau.....  Ngak merasakan apa apa bairpun aku begini? Sama sekali ngak berdebar debar? " seru yoo cheon yeong dengan suara deep voice nya dengan jarak yang sangat dekat sehingga hidung (name) dan yoo cheon yeong saling bersentuhan.

GREP! BUGH!

karena tidak tau harus melakukan apapun (name) dengan cepat menginjak kaki yoo cheon yeong dengan panik dan jangan lupa jantung (name) yang berdetak dengan kencang.

"Ngak berdebar? Terus kau sendiri? Sakit ngak habis kena pukul begitu? " seru (name) memandangi yoo cheon yeong yang nampak sangat terkejut.


"Kau..... Jangan bercanda kayak begini kepada orang lain itu benar benar jahat! " seru (name) dengan wajah yang merah padam namun dengan nada kekesalan.

SET!

"aku pergi dulu! " seru (name) dah berbalik pergi meninggalkan yoo cheon yeong sendiri di beranda dengan wajah yang masih terkejut.

"Aku mau balik ke kamar" seru (name) kepada yang lainya dan langsung pergi.

"Kenapa denganmu? " seru dan yi.

"Aku hanya lelah kak" seru (name).

"Oh? Kalian berdua sudah mau pergi?" tanya ban yeo ryeong yang baru selesai mandi.

"Hari ini (name) melakukan banyak hal, jadi capek. Kami mau tidur lebih awal. Selamat tidur semuanya" seru dan yi dan langsung membawa (name) pergi.

"Oke" seru ban yeo ryeong bingung melihat wajah (name) yang muram.

SREK!

"TUNGGU! " yoo cheon yeong dengan kencang dari depan pintu beranda.


"Kenapa? Kau sudah terlambat" seru ban yeo ryeong membuat yoo cheon yeong menutup wajahnya dengan kesal.

Sedangkan dan yi dan (name) yang tengah berjalan kembali ke kamar kelas mereka dengan suasana hati (name) yang penuh kekesalan.

"Sebenarnya kenapa dia seperti itu kepadaku? " seru (name) dengan kesal.

"Kalau kau sudah ingin bercerita padaku ceritakan kapan saja mengerti? Jangan dipendam sendiri" seru dan yi yang melihat (name) yang masih nampak kesal.

'Setelah kejadian itu waktu kami kelas 3 SMP...... Kami berjanji pada diri sendiri agar tidia jatuh cinta pada siapapun. Terutama pada 4 orang ity. Apapun yang terjadi, jangan menyukai mereka! Karena jika aku bersandar pada mereka, pada akhirnya yang terluka hanya aku! ' batin (name) dan berhenti berjalan dan mengepalkan tanganya dengan erat.

SET!

dan yi terkejut saat mencium aroma rokok saat yuri dan satu temanya berjalan melewati dan yi dan (name).

'Bau rokok' batin keduanya dan melirik yuri yang juga melirik keduanya.

"Eh? " seru (name) saat yuri menatap keduanya dengan tajam dan berlalu begitu saja.

"(Name), anak itu bukanya yang sering kita lihat disamping ban yeo ryeong? Entah kenapa dia terlihat mirip dengan kita berdua, bahkan tiap kali melihat nya aku kaget sendiri" seru dan yi.

"Apa apaan itu? Dia sama sekali tidak mirip dengan kita! Lagian dia pasti bukan anak baik baik! Kaka tadi cium sendiri kan? Aroma rokok dari gadis itu" seru (name).

"Kau benar, tapi kenapa dia menatap kita berdua begitu tajam? " seru dan yi.

"Entahlah kak, tapi aku hanya memberi peringatan bahwa sebentar lagi akan muncul ular diantara kita" seru (name) dan melirik dengan sinis kearah pintu yang dimasuki yuri.

"Tidak usah aneh aneh! Ayo! " seru dan yi menarik (name).

***************

Disisi yuri, setelah dirinya masuk kedalam ruangan kelasnya, yuri mengingat bibirnya dengan penuh kekesalan.

'Brengsek! Bikin kesal saja! ' batin yuri dengan wajah yang penuh dengan kekesalan saat mengingat dirinya tadi berpapasan dengan duo ham.

"Ah, yuri. Kau sudah kembali? Habis dari mana? " sapa ban yeo ryeong saya melihat yuri.

"Iya, tadi aku habis jalan jalan sebentar" seru yuri dan dengan cepat merubah ekspresi wajahnya dengan cepat dan tersenyum dengan polos.






INSO'S LAW X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang