"Ham (name) sama sekali ngak mengagap kita orang yang bisa dijadikan pacar. Aku ngak tau apa alasanya, tapi seperti nya (name) percaya kalau kita ngak akan menyukai nya" seru ji Ho dengan datar.
"Lucunya..... Aku menjadikan alasan itu sebagai penghiburan diri. (Name) hampir menerapkan semua standar itu pada hampir semua anak laki laki yang tampan atau unik. Padaku, pada Lee ruda. Maksudnya, (name) juga pasti mengagapmu pria juga. Siapkan hatimu. Makanya aku memangilmu kesini untuk memberikan peringatan" seru ji Ho membuat yoo cheon yeong yang sedaritadi diam hanya melirik ji Ho.
'Bau rokok apa dari kamar atas? ' batin ji Ho saat mencium asap rokok.
"Eun ji Ho.... Apa kau masih menyukai (name) ? " tanya yoo cheon yeong dengan wajah yang serius.
'Aku sempat yakin bisa menyerah. Bahkan dari awal aku sudah berpikir untuk menyerah, makanya itu aku diam diam mengengam tanganya saat (name) tertidur. Tapi.... Detik itu jantungku berdetak dengan sangat cepat tanpa bisa aku kendalikan, seolah olah aku menunggu saat saat itu. Aku jadi takut. Mungkin saja selamanya aku tidak bisa menyerah pada perasaan ini.' batin ji Ho dengan mengepalkan tanganya.
"Mana mungkin" seru ji Ho dengan memandang yoo cheon yeong dengan smirk nya.
**************
Setelah pembicaraan itu selesai, ji Ho lebih dulu masuk kedalam meninggalkan yoo cheon yeong yang masih betah berada di renda dengan perasaan yang sulit di tebak.
'Aku menyukai nya'
Perkataan ji Ho itu terus terngiang dikepala yoo cheon yeong membuat sang empuh hanya bisa memasang wajah sendu sambil melihat nomor (name).
"Perubahan dalam dirinya, segala tingkah lakunya membuatku kepikiran.... Sampai aku tidak bisa mengerti perasaan ku sendiri" seru yoo cheon yeong dengan lesu dan menelpon (name).
TUUUT! TUUUUT!
"Ada apa? " seru (name) dari sebrang sana saat menerima telpon dari yoo cheon yeong membuat sang empuh kaget.
"Ngak papa.... Lagi tidur ya? " seru yoo cheon yeong saat mendengar suara (name).
"Barusan bangun, mau ambil minum" seru (name) yang berjalan menuju dapur.
"Oh.... " seru ji Ho membuat keduanya terdiam selama beberapa detik.
'Aku memang menelpon (name) karena dorongan hati, tapi tidak ada obrolan yang melintas di kepalaku' batin yoo cheon yeong dengan gugup.
"Ada apa? Kalau ngak ada apa apa aku tutup ya? Aku mengantuk" seru (name) yang berusaha melek.
"Tunggu! " seru yoo cheon yeong cepat.
'Saat ini aku hanya..... Ingin mendengar suara mu lebih lama' batin yoo cheon yeong.
'Aku tidak suka. Sendirinya saja baru kenal (name) sebentar, tapi cara bicaranya angkuh seolah tau semuanya, lalu, ucapan dia soal apa yang aku lakukan tidak ada bedanya dengan dia! ' batin yoo cheon yeong dengan kesal saat mengingat perkataan ruda yang mengatakan dirinya menempel pada (name).
'Tapi.... Mungkin saja itu benar . . . .' batin yoo cheon yeong dengan menekan perasaan nya.
"Aku terus kepikiran.... Perkataan seseorang tentang ku. Apa berarti perkataan orang itu benar? " tanya yoo cheon yeong.
'Kenpa tiba tiba jadi konsultasi? ' batin (name) dengan bingung.
"Uhmmm.... Bisa saja itu perkataan yang cukup berkesan bagimu atau perkataan itu menusuk hatimu, jadi kau mengingatnya dengan baik" seru (name) dengan menungkan air kedalam gelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
INSO'S LAW X READER
Romanceham (name) adik dari ham dan yi, keduanya bingung karena tiba tiba masuk kedalam sebuah novel.