episode (92).

223 47 3
                                    

*beberapa jam yang lalu, di sekolah.

Di Koridor sekolah terdapat yuri dan kedua anteknya yang berjalan kembali ke kelas 1-1 dengan yuri yang masih menangis.


"Yuri.... Kau baik baik saja? " tanya antek yuri.

"Iya" seru yuri.

"Lihat ngak tadi? Si ham dan yi dan (name) itu ngak ngomong apa apa! " seru antek yuri no 2.

"Kalaupun mereka berdua punya 10 mulut, memangnya ada yang bisa mereka berdua katakan? " tanya antek yuri no. 1 dengan mencibir.

"Bagus sekali yuri! Anak seperti mereka berdua itu memang harus di permalukan sekali! Khususnya (name) yang sok sokan itu" seru antek yuri no 2.

Ban yeo ryeong ngak tidak sengaja mendengar percakapan yuri dan kedua antek nya itu langsung menghampiri ketiganya.

"KALIAN! " teriak ban yeo ryeong membuat ketiganya melihat ban yeo ryeong.

"Barusan kayak ada yang mangil, deg?" seru antek yuri.

"Entahlah" seru yuri dengan malas tau.

Sementara itu di sisi ban yeo ryeong yang sudah ditahan oleh eun ji ho dan bersembunyi di tikungan lorong.

"Eun ji ho. Lepas! " seru ban yeo ryeong dengan dingin dan melirik eun ji ho yang berdiri di belakang ban yeo ryeong.

"Kalau ini soal kejadian di kantin, lebih baik kau diam saja. Kalau kau maju, menurutmu bagaimana jadinya nanti? " tanya eun ji ho.

"Kalau kau memarahi teman yang sudah marah dan menagis demi dirimu, sebaliknya kau akan dicap anak yang ngak tau terimakasih dan nantinya bisa dikucilkan"seru ji ho.

"KALAU BEGITU KAU MENYURUHKU UNTUK DIAM SAJA? DAN YI DAN (NAME) TERTIMPA MASALAH SEPERTI ITU! " teriak ban yeo ryeong dengan marah.

"Aku akan mengagap nya. Kalau ham dan yi dan ham (name) ngak bersalah.aku pasti akan mengungkapkan nya! Karena itu tahanlah dan tunggu " seru ji ho dengan serius

'Kenapa..... Ekspresi mu seperti kau jauh lebih keras menahan dirimu daripada aku?' seru ban yeo ryeong yang kaget melihat wajah ji ho yang seperti itu.

"Baiklah....." seru ban yeo ryeong.

"Iya, tahanlah sampai situasi jadi lebih tenang. Lalu, untuk sementara kau dan ham dan yi dan juga (name) pulang sekolahnya sendiri sendiri dulu. Kau mengerti apa maksudku, kan? " tanya ji ho.

"Iya" seru ban yeo ryeong.

**************

Kembali ke masa sekarang yang dimana dan yi dan (name) berdiri di depan ban yeo ryeong.

"Dan, (name)! " pangil ban yeo ryeong memecahkan lamunan dan yi dan (name).

'Ngak! Itu imajinasi yang terlalu berlebihan' batin dan yi dan (name) yang menepis imajinasi mereka tadi.

"Apa kau percaya pada gosip itu? " tanya dan yi.

"KAU SEBUT ITU PERTANYAAN?! KENAPA JUGA AKU HARUS PERCAYA?! APA AKU TERLIHAT SEBODOH ITU?! " teriak ban yeo ryeong dengan mengebu ngebu.

BERAIR.

ban yeo ryeong memandang dan yi dan (name) dengan mata yang berkaca kaca membuat kkeduanya panik.

"Eh?! " seru (name) terkejut melihat ban yeo ryeong yang menagis.

"Hei! Kenapa menagis?! Tentu saja kami juga tau kalau kau ngak akan percaya sama gosip itu! " seru dan yi yang panik.

"Habisnya kau mengirim pesan yang serius begitu..... Ngak. Aku minta maaf" seru (name) yang juga ikutan panik.

"Ngak..... Bukan begitu, aku memang belum tau siapa anak yang melakukan ini kepada kalian berdua, tapi aku pasti akan membunuh nya. " seru ban yeo ryeong dengan wajah yang menyeramkan.

"Apa? " sahut dan yi dan (name) yang merinding melihat suasana suram yang dikeluarkan oleh ban yeo ryeong.

"Aku ngak akan membiarkannya....  Beraninya menyebarkan gosip kayak gitu tentang kalian berdua..... Aku benar benar ngak akan membiarkanya" seru ban yeo ryeong dengan horor dan aura hitam yang semakin gelap membuat dan yi dan (name) ciut.

'Ah kalau begini ban yeo ryeong akan benar benar melakukan sesuatu' batin dan yi dengan panik.

"Ban yeo ryeong, jangan sembarang maju dan bilang akan mengungkapkan siapa pelakunya di depan anak anak, ya? Anak yang bernama Choi yuri itu yang paling dekat denganmu di kelas, kan? Kalau dalam situasi ini kau memihak kami. Hubungan mu dengan yuri benar benar hancur"seru (name).

"Aku ngak peduli. Aku ngak mau berteman dengan anak anak yang percaya gosip seperti itu.... Dan sudah melukai kalian berdua. Dan yi, (name) jangan hidup seperti ini. Kalian berdua membiarkan mereka, kan? Kalau begitu mereka akan menjadi jadi" seru ban yeo ryeong dengan serius.

"Bagaimanapun caranya ungkao kebenarannya dan kalian berdua harus menerima permintaan maaf dari mereka" seru ban yeo ryeong dengan tegas.

'Permintaan maaf? Kau kan juga ngak pernah menerima permintaan maaf yang benar ban yeo ryeong. Lalu, kalau sudah menerima permintaan maaf, selanjutnya apa? Siapa yang akan bertanggung jawab atau luka orang yang sudah difitnah seperti itu?' batin (name).

'Pada akhirnya yang menerima luka itu hanyalah kau, orang yang difitnah, tapi kenapa kau terus berkata kalau kau baik baik saja? Kenapa kau selalu bersikap seperti itu di depan kami berdua? ' batin dan yi yang memandang ban yeo ryeong.

"Aku baik baik saja. Biarpun aku diusik juga ngak masalah. Tapi kenapa...... Padahal (name) hampir pernah mati gara gara aku, tapi sekarang gosip yang ngak benar malah menyebar..... Mungkin aku memang anak yang jahat, menyebalkan, dan juga egois seperti yang mereka katakan. Tapi kalian berdua, ngak! "Seru ban yeo ryeong yang sudah menangis.


"Kalian berdua ngak begitu..... Kalian berdua bukan anak yang seperti itu...." seru ban yeo ryeong dengan isak tangis.

PELUK!

Dan yi dan (name) memeluk ban yeo ryeong dengan erat membuat sang empu terkejut.

"Ngak ban yeo ryeong..... Dengar baik baik. Kau sama sekali ngak jahat.... Jangan merendahkan dirimu karena orang orang seperti itu " seru (name) yang juga sudah menangis.

'Kau.... Kau sama sekali ngak baik baik saja! ' batin dan yi dan juga ikut menangis.

*************

Sore hari di taman bermain. Ruda duduk di salah satu ayunan dan menatap layar ponselnya dengan dingin.

'Aku ngak suka orang yang menangis. Saat menangis, lebih baik mencari cara penyelesaian yang realistis. Kalau begitu apa ini juga hanya rasa kesal pada orang yang menangis?' batin ruda saat mengingat (name) menangis di kelas.


'Jelas jelas ini situasi yang aku inginkan..... Tapi kenapa aku merasa kesal begini?' batin ruda dengan wajah dingin saat melihat wajah rapuh (name) yang menangis tadi.

TUK!

ruda menelpon jooin dengan wajah dingin ya.

"Halo? Sudah membuat keputusan? " sapa jooin saat sambungan telepon nya tersambung.

"Baiklah aku akan membantu mu" seru ruda dengan wajah serius.

INSO'S LAW X READERTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang